Chapter 72. Mantan dayang

6 3 0
                                    

Rumah Gubuk kecil di tengah hutan itu nampak sangat sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Gubuk kecil di tengah hutan itu nampak sangat sepi. Awalnya Ningtyas mengira bahwa rumah ini tak berpenghuni. Namun ketika melihat ada sebuah asap yang berasal dari dalam, membuatnya yakin bahwa orang itu pasti dayang yang di maksud dalam buku sejarah.

Ia ketuk pintu rumah itu. Sekali bahkan berkali-kali, namun tak ada jawaban sama sekali "permisi, apakah ada orang didalam?"

Suasana begitu hening, Ningtyas tak merasa ada seorang pun disana. Jika begitu, api tadi berasal dari mana?

"Aku tak boleh menyerah. Aku sudah jauh-jauh menuju ke sini. Aku harus bisa bertemu dengan mantan dayang itu, dan pulang dengan membawa kabar baik" ketika ia hendak mengetuk pintu lagi, tiba-tiba pintu itu terbuka.

Seseorang terlihat membukanya dan mulai bertanya "siapa kau. Ada urusan apa kesini?"

Ningtyas meminum secangkir teh yang mantan dayang itu siapkan "saya bahagia karena anda bisa menyambut saya dengan senang hati

"Kau benar-benar berasal dari keraton Martapura? lalu apa tujuanmu mengunjungi ku disini. Bukankah kau sudah tau sendiri perihal tentang diriku. Kau pun tak takut jika teh yang kau minum tadi tak diracuni"

"Saya mengetahui sendiri bagaimana saat anda membuat teh ini"

"Baiklah, sekarang beritahu kenapa kau pergi kesini"

"Sebelum itu, bisakah anda memberitahukan nama anda"

"Apa pentingnya jika kau mengetahui tentang namaku...."

"Itu sudah jelas penting. Saya ingin memastikan bahwa anda adalah mantan dayang yang di buku sejarah keraton Martapura maksud"

Mantan dayang itu lantas terkejut. Bagaimana bisa gadis ini mengetahui tentang buku itu "gadis ini pasti bukan sembarang orang. Aku harus waspada!"

"Kenapa kau membawa buku itu dan mengunjungi ku kemari...."

"Karena saya tau anda mengetahui sesuatu yang terjadi di masa lalu. Anda adalah Rumi, mantan dayang dari mendiang raja Mahardika. Anda juga yang mengasuh kerusakan dari raja terdahulu. Bisakah kau beritahu dimana cucu dari mendiang raja padaku"

Mantan dayang itu seketika menggebrak meja dengan sangat keras. Hingga hal itu membuat Ningtyas seketika terkejut "sebenarnya siapa kau. Kenapa kau mengetahui tentang semua itu, dan darimana kau mendapatkan buku ini"

"Saat ini hal itu tidaklah penting. Saya sudah mendapatkan ketidakadilan. Seluruh keluargaku sudah di bunuh, dan aku tak mempunyai kerabat lagi"

"Itu bukan urusanku. Pergilah dari sini sebelum aku bertindak lebih lanjut. Apa kau pikir aku yang sudah berumur ini tak bisa ilmu bela diri"

"Mantan dayang, hanya kau satu-satunya saksi yang tersisa atas kejadian dulu. Saya pun tau alasan kalian memilih tinggal jauh dari Martapura, itu karena mendiang putra raja ingin putra satu satunya selamat bukan"

Power StrugleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang