Chapter 36. Hadiah

8 3 0
                                    

Sebuah kebahagiaan bagi banyak orang, kondisi raja semakin hari makin membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah kebahagiaan bagi banyak orang, kondisi raja semakin hari makin membaik. Raja Mahesa juga sudah melakukan pekerjaannya layaknya hari-hari biasanya. Namun sang raja tak melupakan seorang tabib yang selama ini sudah merawatnya dengan baik. Ia menyuruh istrinya itu untuk berkunjung ke kamar gadis itu serta menyampaikan informasi padanya.

"Salam ratu! Ada gerangan apakah anda mengunjungi saya kemari?"

"Aku tak perlu alasan apapun untuk mengunjungi mu disini"

Hasanah hanya menunduk sembari tangannya yang gemetaran. Baru kali ini sang ratu mengunjungi dirinya secara pribadi. Apa lagi yang akan orang ini katakan padanya?

"Aku datang kesini atas perintah raja. Kondisinya makin membaik dan dia berniat memberikan hadiah padamu. Apa yang kau mau?"

"Sudah menjadi tugas saya untuk bisa mengobati raja dengan baik. diperlakukan baik saja disini saya sudah merasa cukup...."

"Benarkah begitu?"

"tapi ada satu hal yang sebenarnya saya inginkan!"

________

Panglima Martapura itu tengah diambang kegelisahan. Sebuah ancaman yang Raden Setiawan katakan padanya itu membuatnya pusing bukan kepalang.

"Kau masih ingat bukan, dengan perjanjian yang sudah dilakukan saat awal kita bekerja sama...."

"Ini bukanlah sebuah kerjasama, tapi ini adalah keterpaksaan...."

"Halah, terserah kau menyebutnya apa. tapi yang jelas, kau berada di bawahku sekarang. Jika kau tak ingin Ningtyas membencimu, maka setujuilah opiniku setelah ini bahkan seterusnya"

"Rencana apa lagi yang hendak anda lakukan?"

"Oh tidak, aku tak akan menyuruh mu membuat susah orang lain lagi. tapi rencana ku ini justru akan sangat menguntungkan bagimu"

"Apapun yang anda lakukan, tidak akan berguna bagi saya. Karena saya yakin, rencana anda ini hanya menguntungkan satu belah pihak saja" Kelana merasa sudah sangat muak dengan semua ini. Sangat ingin ia lepas, namun makin ia melakukan sesuatu, ia takut Ningtyas bisa saja membencinya "apa aku jujur saja Ningtyas?" Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Kenapa saat mengenai gadis itu, dirinya seakan kehilangan jati diri. Seakan dirinya itu tak bisa melakukan apapun selain diam dan mengikuti permainan memuakkan ini.

langkahnya terhenti kala Raden Setiawan mengatakan sesuatu. Sebuah perkataan yang membuatnya naik darah.

"Jika kau tak setuju dengan ku, kali ini aku tak akan main-main. Aku akan membongkar semuanya. dan jika aku mati sekalipun, kau juga akan mengalaminya. tidak hanya kematian, tapi kau juga akan menderita karena pergi dengan keadaan dibenci oleh orang yang kau sayang"

"Kanda benar-benar mengatakan hal itu pada Kelana? Bagaimana Kanda bisa melakukan hal itu? Jika semua itu benar-benar terjadi, bukan hanya kita saja yang terancam. lalu bagaimana dengan anak kita?"

"Keswari, kau seperti baru mengenalku saja. Aku memang tak pernah main-main dengan apa yang aku lakukan. Asal kau tau, sampai kapanpun aku tak akan menceburkan diriku sendiri ke dalam sarang buaya"

"Jadi, apa yang sebenarnya anda rencanakan kali ini?"

"Kau lihat saja nanti, orang itu akan menemukan pujaan hatinya yang baru. Jika mereka berdua berhubungan, akan lebih mudah untuk menjebak mereka dan kita semua akan selamat dari hukuman"

Power StrugleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang