Raja Mahesa sudah mengetahui apa yang belakangan ini terjadi. Ia merelakan Raden Setiawan beserta istrinya itu untuk di penjara, ia juga sudah mengetahui tentang Ningtyas yang menyamar sebagai dayang keraton.
Gadis itu dipanggil oleh raja ke ruangannya. Ia menolak saat ditawari untuk diberikan kembali gelar bangsawan nya "baiklah, jika kau menolak aku pun tak bisa memaksanya. Bagaimana jika kau ku jadikan sebagai dayang agung keraton Martapura"
Suasana di taman keraton saat itu cukup sepi. Para dayang sibuk melakukan tugas mereka di tempat lain. Ningtyas baru saja selesai melakukan tugasnya untuk mengawasi pekerjaan dayang dayang itu. Ia duduk di pinggiran kolam taman keraton.
"Sepertinya dayang agung sedang kelelahan. Apakah anda membutuhkan sesuatu?"
Ningtyas merasa di ledek dan sontak memukul pelan lengan Kelana "kau bisa saja bicaranya Kelana. lalu bagaimana denganmu, apa kau tidak kelelahan mengurus banyaknya prajurit keraton Martapura"
Kelana tersebut dan memegang hidung Ningtyas pekan dengan kedua jarinya "rasa lelah itu hilang saat saya melihat anda"
Gadis itu sontak mengalihkan pandangannya. Pipinya itu nampak merah kala Kelana membuat dirinya salah tingkah. Sejujurnya, ia bingung harus bersikap apa. Ia senang jika Kelana memperlakukan dirinya dengan sangat manis seperti ini. Namun disisi lain ia bersedih karena telah mendengar rumor yang sudah tersebar di keraton. Sebuah rumor bahwa Kelana dan Putri Kinanti sudah di jodohkan. Bahkan raja Mahesa sendiri juga memberikan restu pada mereka. Hal yang Ningtyas pikirkan di situasi saat ini "kenapa dia tetap bersikap manis padaku?"
Ia bisa saja gila jika terus memikirkan tentang hal ini. Hendak melupakan, namun tak bisa di pungkiri bahwa perasaannya pada Kelana semakin dalam.
"Anda baik-baik saja?"
"Oh, iya. Aku tidak apa-apa.... Em, sebenarnya aku sudah mendengar rumor tentang dirimu dan juga putri Kinanti...."
"Oh itu, saya bisa menjelaskannya. Kami...."
"Kalian berdua sang cocok, bahkan kalian itu serasi. Jika kalian berdua benar-benar bersatu, sepertinya ini akan membuat sejarah baru dalam keraton Martapura. Seorang Panglima berhasil mengambil hati seorang putri bangsawan. Kisah ini menarik bukan"
"Saya...."
"Kelana, putri Kinanti adalah orang yang baik. Kau jangan sampai menyakitinya ya. dia adalah satu-satunya putri bangsawan yang mau berteman denganku" Ningtyas berdiri dari duduknya "aku harus para dayang dayang itu sekarang, permisi" gadis itu benar benar pergi dari sana.
Sementara Kelana menghela nafas panjang. Ia tak tau harus bersikap bagaimana, apalagi ketika Ningtyas sudah mengetahui tentang pertunangannya dengan putri Kinanti. Andai saja Ningtyas mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.
Namun disisi lain, ada hal yang membuat Kelana sempat kebingungan "apakah Ningtyas ingin menjauhiku?"