Chapter 46. Pelaku

6 3 0
                                    

Kelana berhasil membawa sebagian warga Panjaitan yang masih selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelana berhasil membawa sebagian warga Panjaitan yang masih selamat. Bersamaan dengan itu, Kelana juga sampai dengan membawa sebuah kabar yang sangat buruk.

"Apa kau bilang? Jangan pernah mengatakan omong kosong di hadapanku! Jika kau mengatakannya lagi, maka besar kemungkinan aku akan menurunkan mu dari jabatan mu"

"Maaf karena saya tidak bisa melakukan sesuai dengan apa yang anda inginkan sedari awal, tapi ada satu hal yang hendak saya bicarakan pada anda"

Kelana memberikan sebuah surat perintah untuk memporak-porandakan Panjaitan, pun juga dengan pembunuhan berencana terhadap Kusuma dan Prameswari.

Mahesa membaca surat itu, dan dia mulai kesal. Bahkan raja menyobek kertas itu "berikan aku bukti yang lebih jelas!"

Penjahat itu masuk ke dalam balai pertemuan. Ia ditarik masuk secara paksa oleh beberapa prajurit "orang ini adalah satu-satunya yang selamat dalam pertarungan di Panjaitan. Orang ini merupakan wakil dari ketuanya yang sudah tewas.... Kau, cepat katakan pada raja apa yang sebenarnya terjadi!"

"Raja, tolong jangan hukum saya. Jangan lukai keluarga saya juga raja" sang penjahat tertunduk lesu sembari dirinya yang ketakutan.

"Cepat katakan!" desak raja Mahesa.

"Jika saya memberitahu anda, besar kemungkinan keluarga saya akan celaka...."

"Aku bilang cepat katakan!"

Kelana mengeluarkan pedang dan mengarahkannya pada penjahat itu

"B-baik, saya akan berkata jujur. Orang yang menyuruh saya, adalah orang yang punya kuasa tinggi di Martapura.

Mendengar kata Martapura, membuat Mahesa semakin bertanya-tanya "maksudmu, pelakunya adalah orang penting di Martapura?"

"Orang itu adalah putra anda sendiri raja!"

deg, Mahesa sontak memegang dadanya. Sang raja terkejut kala tau bahwa putranya itu berusaha membunuh putranya yang lain.

Kediaman Raden Setiawan berserta istrinya di grebek oleh para prajurit. Hal itu tentu saja membuat Keswari saat itu kebingungan "lancang sekali kalian ini!"

Salah satu prajurit menunduk dan mengatakan tentang titah raja "maaf putri, ini adalah titah raja. Silahkan anda keluar terlebih dahulu selama kami melakukan pemeriksaan...."

"tidak bisa! Ini kediamanku dan kalian prajurit rendahan tidak berhak menggeledahnya...."

"Mohon kerjasamanya tuan putri" sahut Kelana.

Keswari murka lalu berlari ke arah Kelana "apa yang sedang kau rencanakan?"

"Saya tidak melakukan rencana apapun. Saya hanya menyuruh mereka karena ini titah raja. Jika saja anda bisa lebih bersikap baik, mungkin raja Mahesa akan meringankan hukumannya"

"Jangan pernah kau bicara omong kosong! Hukuman apa? Sampai kapanpun aku tidak akan menerima hukuman apapun!"

"Kenapa anda masih mengelak tuan putri? Anda dan Raden Setiawan melakukan ini supaya Putri Ningtyas tutup mulut bukan? tapi sayangnya, usaha kalian itu sama sekali tak berhasil. Salah satu dari bawahan kalian itu berkhianat dan mengungkap semua kejahatan kalian"

Power StrugleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang