Chapter 80. Penjahat tahta

8 3 0
                                    

Kinanti menuju kediaman ayahnya secara tergesa-gesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kinanti menuju kediaman ayahnya secara tergesa-gesa. Gadis itu rupanya kesal dengan keputusan ayahnya terhadap mereka "ayah, kenapa anda memutuskan untuk menunda hukuman mereka. Sebenarnya urusan pribadi apa yang anda hendak lakukan. Apakah ini bagian dari rencana baru ayah. Sebenarnya apa lagi yang hendak ayah perbuat...."

"Bisakah kau berbicara lebih pelan dan sopan kepada seorang raja"

Kinanti tersenyum sinis kala ayahnya mengatakan hal itu kepadanya "maaf ayah!

Gadis itu kini duduk tepat dihadapan ayahnya "hanya saja saya rasa anda berbeda. Bukankah rencana awal itu untuk menyingkirkan semua orang yang menentang ayah, lalu kenapa ayah menunda hal itu. Bukankah ayah menginginkan mereka untuk segera dibunuh"

"Ayah punya rencana lain. Bertahun-tahun lamanya ayah hidup dibayangi rasa bersalah pada seorang ibu. Nenekmu itu dibunuh atas kesalahan yang tak diperbuatnya"

"Apa yang ayah bicarakan? Nenek belum meninggal, beliau hanya sakit dan terjaga dikediamannya"

"Sepertinya, ini saat yang tepat untuk kau mengetahui semuanya........"

Hal yang tak terduga ini sangat membuat Kinanti merasa syok. Bagaimana tidak, ayahnya itu mengatakan sebuah hal yang sama sekali tak ia duga.

"Kenapa ayah baru mengatakannya sekarang. Itu artinya apa yang dikatakan Ningtyas itu benar. Berarti, dia tak pantas untuk dihukum ayah...."

"Hentikan bicaramu!"

"Jika ayah memang berniat menyingkirkan orang yang bisa mengancam tahta ini, lalu kenapa tak ayah segerakan. Jika ayah menunda itu artinya mereka akan lebih tersiksa...."

"Memang itulah tujuannya. Mereka harus merasakan sakit yang lebih sebelum rasa sakit yang terakhir kali mereka rasakan"

________

di dalam penjara itu seseorang menahan sakit teramat di sekujur tubuhnya. Ia bahkan hanya terbaring dan tak bisa berdiri sama sekali.

Seseorang nampak datang mengunjunginya. Namun Ningtyas sama sekali tau mengenalinya. Mengetahui bahwa orang itu menggunakan kain penutup, namun pakaian yang dikenakan adalah khusus untuk prajurit keraton. Gadis itu segera mendekat setelah orang itu melepaskan kain penutupnya.

"Ningtyas, keadaanmu sabagt tidak baik baik saja"

Ningtyas dengan menyeret tubuhnya, berusaha untuk orang itu "Kelana, kenapa kau bisa berada disini. Jika orang lain tau kau pasti akan ikut tertangkap juga. Hal itu tak bisa dibiarkan terjadi. Jika kau ikut tertangkap siapa lagi orang yang berusaha membebaskan aku dan Kelana dari sini"

"Kau tenang saja. Aku akan membuat diriku tak tertangkap oleh mereka. Agar aku bisa mengeluarkan kau segera dari tempat mengerikan" Kelana menatap sekujur tubuh Ningtyas yang penuh luka. Ia tak tahan sedih atas apa yang saat ini terjadi.

Kelana lantas memegang serta mengelus lembut tangan gadis itu "aku berjanji akan menghukum siapapun orang yang sudah membuatmu begini. Kita akan menang dan penjahat tahtalah yang sebenernya akan dihukum!"

Power StrugleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang