Chapter 73. Misi

6 3 0
                                    

Ningtyas lantas berdiri dan mendekat ke arah Rumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ningtyas lantas berdiri dan mendekat ke arah Rumi. Gadis itu memegang tangan mantan dayang "seseorang yang mendapatkan ketidakadilan, bukankah seharusnya berjuang untuk mendapatkan hak nya kembali"

Rumi memekik, ia menghempaskan pegangan tangan gadis malang itu "aku tak ingin mempunyai urusan apapun mengenai keraton Martapura. Pergilah sekarang, aku tau punya waktu untuk membicarakan hal itu...."

"Anda sama sekali tak mengetahui bagaimana keadaan di Keraton. Ayah dan ibu saya dibunuh. Kakak saya di fitnah hingga diracun. Anda tak akan peduli karena anda tak merasa kehilangan seseorang yang anda sayangi. tujuan utama saya datang kesini adakah untuk membawa keturunan sah dari mendiang raja Mahardika. Putra mahkota bengis itu jika dibiarkan menjadi raja, maka besar kemungkinan Martapura akan porak poranda. Mungkin saja korban akan lebih banyak yang berjatuhan jika putra mahkota itu naik tahta"

"Apa yang kau alami, tak sebanding dengan apa yang sudah keluarga raja Mahardika alami dahulu. Mereka di fitnah bahkan orang orang itu tak membiarkan mereka tenang meskipun sudah menjadi rakyat biasa sekalipun. Mereka mengganggap keturunan mendiang raja adalah ancaman. Oleh karena itu cucu mendiang raja di asingkan dan sebisa mungkin tak ada orang keraton yang tau"

"Keluarga saya pun merasakan hal yang sama. Mereka difitnah dan dianggap pengkhianat. Saya sendiri tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan sampai mereka meninggal sekalipun, saya masih belum bisa membersihkan anak mereka. Oleh karena itu, izinkanlah cucu mendiang raja untuk ikut bersama saya ke Martapura. Saya berjanji akan membantu orang itu supaya bisa kembali mendapatkan takhta yang seharusnya menjadi miliknya"

"Apakah kau pikir hal yang akan kau lakukan akan semudah itu? Para ular keraton itu cerdik dan sebisa mungkin tak mau kalah dengan lawannya. Apakah kau yakin bisa melakukan itu semua. Aku tak ingin menghancurkan amanah yang sudah mendiang raja sampaikan. Aku harus menjaga anak itu bahkan hingga usia ku tutup sekalipun"

"Saya mempunyai berbagai pihak. Bahkan Panglima tertinggi Martapura pun berpihak pada saya. Masih ada banyak orang yang memihak pada hal yang baik. Masih banyak dari mereka yang tau mana baik dan mana yang tak baik. Anda tak perlu khawatir, sahabatku Kelana pasti bisa membantu misi ini, dan juga Ranu. Kita semua pasti bisa melakukannya. Begitu misi ini berhasil, kami akan memboyong anda ke Martapura dan memberikan posisi tinggi untuk anda"

"Siapa Kelana yang kau maksud"

"A-apa?" Ningtyas sempat kebingungan saat Rumi menanyakan perihal Kelana padanya.

"Kenapa kau diam? Apakah kau tak bisa menjawabnya?"

"Saya rasa itu bukanlah hal yang penting. Saya mengunjungi anda kesini hanya untuk membicarakan tentang sebuah rencana. Bukan mencampuri urusan pribadi saya"

"Bukan maksudku ingin mencampuri urusan pribadi mu. Hanya saja, aku ingin memberitahu perihal Kelana padamu"

Power StrugleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang