Chapter 60. Pesta

8 2 0
                                    

Putra mahkota mengunjungi kediaman Raja Mahesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putra mahkota mengunjungi kediaman Raja Mahesa. Sang raja terlihat memeluk putranya itu dengan sangat erat "ayah sangat merindukanmu memakai pakaian ini. Ayah harap suatu saat kau bisa menjadi raja Martapura"

Setyo tersenyum lebar, dukungan sang raja itu cukup membuatnya mendapatkan keuntungan besar. Namun meskipun begitu, para saksi yang masih berkeliaran di keraton itu bisa saja setiap saat menjadi penghambatnya. Entah kapan, mereka pasti akan membongkar kejahatannya.

"Aku sudah bertekad untuk membuatkan pesta besar untukmu"

"Maafkan saya ayah, tetapi apakah tidak berlebihan. Seperti yang kita semua tau, keadaan di luar keraton baru saja membaik. Apakah semua ini tak terlalu cepat"

"Martapura sudah memiliki panglima hebat, kau tak perlu khawatir berlebihan mengenai hal itu. Kau dan Kelana bisa saja menjadi rekan kerja yang baik dan memimpin Martapura dengan dengan benar"

________

Keraton kali ini disibukkan dengan persiapan pasca pengangkatan putra mahkota Setyo

Ningtyas tengah sibuk memeriksa para dayang yang bertugas di dapur. Ia memeriksa setiap makanan yang tengah di buat "pastikan dengan baik kebersihan bahan makanannya. Ini adalah acara besar. Makanan yang di hidangkan harus lezat dan tak bermasalah sama sekali"

"Ning, Panglima Kelana menunggumu!"

Kehadiran Sari dengan membawa kabar itu membuat mood Ningtyas berubah seketika. Gadis itu masih kesal pada Kelana. Sang kakak menceritakan bahwa Kelana lah yang sudah membuatnya pingsan, karena itu juga usahanya mencelakai Putra Mahkota Setyo gagal total "katakan padanya, bahwa aku tak akan menemuinya. Suruh dia kembali dan tak berbicara padaku lagi"

"Apakah kalian berdua sedang bertengkar. Kenapa bisa begitu, apa penyebabnya?"

Ningtyas hanya diam, gadis itu tak menjawab pertanyaan Sari sama sekali. Hingga salah satu juri masak keraton mendekat ke arah mereka "dayang agung, hidangannya sudah siap"

"Baiklah, kalian harus bersiap-siap karena setelah ini hidangannya akan dibawa"

________

"Pastikan nampan ini dibawa oleh rekan pribadi dayang agung"

"Baiklah tuan putri"

Salah seorang dayang berjalan menghampiri Sari "kau, bawalah ini dan ikut mereka membawa hidangannya"

"tunggu, bukankah itu adakah tugasmu. lalu kenapa harus aku yang membawanya?"

"Ada satu nampan lagi yang belum dibawa. Apakah aku salah jika menyuruhmu. Bukankah kau juga sedang tidak ada pekerjaan sama sekali"

Hendak menolak, namun ini semua juga sudah menjadi tugasnya "hm, baiklah. Kemarikam nampan itu"

Acaranya begitu meriah, berbagai macam tarian tradisional Jawa dipertunjukkan dan membuat banyak orang kagum.

Hidangan yang baru datang itu langsung ditata ditempat masing-masing oleh para dayang yang bertugas.

"Sepertinya anda sedang sangat bahagia raja"

Raja Mahesa terlihat lebih bahagia di hari ini. Pasalnya, semua orang tau betapa sang raja menyayangi putranya yaitu Raden Setyo. Sang putra yang telah naik pangkat menjadi putra mahkota.

Namun ditengah kebahagiaannya itu, Mahesa merasa ada sesuatu hal yang aneh yang terjadi pada dirinya.. pandangnya mulai pudar, tubuhnya itu lemas serta kepalanya yang pusing secara mendadak. Sang raja tak sadarkan diri setelah itu.

Power StrugleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang