Seseorang yang dicintai itu hendak pergi jauh, mana mungkin Ningtyas diam saja. Meskipun ia sudah mengetahui hal yang terjadi beberapa waktu lalu pada Kelana dan Kinanti, hal itu tak membuatnya goyah. Bahkan karena itulah ia kini menyadari perasaan yang ia milikki. Rasa cemburu itu membuatnya sadar bahwa dirinya itu mencintai Kelana.
"Kelana, tunggu" panggilnya saat Kelana hendak pergi.
Gadis itu berlari menghampiri Kelana, ia memberikan sekotak makanan untuknya "kau hendak bepergian jauh, jadi aku membuat makanan untukmu"
Kelana menerima kotak makanan itu. Sejujurnya, ia sangat berharap bahwa Ningtyas tak pernah mengetahui apa yang sudah terjadi padanya beberapa waktu lalu "terimakasih dan saya minta maaf!"
"Kau meminta maaf untuk apa?"
"Saya...."
"Seharusnya aku yang meminta maaf. Aku sudah membuatmu menunggu lama, dan sekarang aku akan menjawabnya.... Iya, aku mempunyai perasaan yang sama denganmu"
Kelana sempat terdiam. Ia sangat terkejut dengan apa yang baru saja Ningtyas katakan. tentu saja, bahkan ia sendiri belum menyatakan perasaan apapun pada Ningtyas. lalu kenapa gadis ini justru malah mengungkap perasaannya sekarang "saya tidak mengerti apa maksud anda...."
"Kelana, kau tak perlu pura-pura tidak mengerti. Perilaku mu selama ini padaku itu sangat manis. Bahkan saat kita berdua berada di hutan saat itu, tak mungkin jika kau menciumku tanpa alasan" Ningtyas tak memberikan jeda sama sekali untuk Kelana membalas perkataannya. Gadis itu justru mendekatkan wajah dan menyatukan bibir mereka selama 1 detik "aku sempat kesal karena kau sudah mencuri kesucian mulutku. Meksipun itu bukan hal yang baik, tapi hati kecilku menyukainya" Ningtyas sempat gugup sehabis kejadian tadi. Gadis itu memalingkan wajah.
Sementara Kelana kini memeluk gadis itu dengan erat "maafkan saya yang tak bisa mengendalikan diri saya. tapi itu merupakan hal indah yang pernah saya alami selama bersama anda. Saya mencintai anda dengan tulus dan sepenuh hati"
Suasana taman yang sepi itu menjadi saksi dua insan yang saling menyatakan perasaannya. Ningtyas sontak melepaskan pelukan itu "bukankah kau sudah terlambat. Pergilah sekarang dan pecahkan masalahnya"
"Aku akan pergi setelah aku mendapatkan sesuatu" Kelana hendak mendekat dan mencium Ningtyas, namun gadis itu dengan sigap menjauh.
tangannya itu memegang mulutnya "harus izin dulu jika hendak melakukan hal seperti tadi, dan yang terpenting kita sudah halal. Hati-hati dijalan, dan cepatlah pulang dengan membawa kabar yang baik" Ningtyas langsung pergi setelah mengatakan hal itu. Sementara Kelana tetap diam ditempatnya. Hatinya itu tengah berbunga-bunga. Setelah sekian lama, akhirnya ia mendapatkan jawaban dari Ningtyas tanpa dirinya yang bertanya.
Kelana memperhatikan kotak makanan yang diberikan gadis yang disukai itu. Ia tersenyum dan pikirannya kini susah lepas dari gadis itu.