4 | Kesempatan Dalam Kesempitan
"Kia pamit pulang ya, Tante, Om." ucap Saskia, tersenyum menatap kearah Mayang dan Dhani
Tadi saat hujan turun semakin deras, Saskia tertidur di mobil Dewa sehingga cowok itu tak tega untuk membangunkan nya. Jadilah Dewa berinisiatif untuk membawa Saskia pulang kerumah nya, karena Dewa pun tak tahu dimana rumah gadis itu berada.
"Titip salam buat Kak Dea," lanjut Saskia. Tadi Saskia sempat berbincang sebentar dengan kakak perempuan Dewa. Hanya sebentar, karena setelah itu Dea pamit undur diri untuk menenangkan Dean yang rewel.
Mayang tersenyum, lalu mengangguk. "Pasti, nanti Tante sampein."
"Besok-besok kesini lagi ya, biar Dewa gak kelihatan jomblo nya." timpal Dhani
"Papa!" Dewa mendelik tak suka kearah Dhani. "Ayo, Ki!" ajak Dewa yang sudah duduk dimotor merah nya
Saskia menyalimi punggung tangan Mayang dan Dhani bergantian. "Hati-hati dijalan ya, sayang! Jangan kapok buat main kesini lagi." Mayang mengelus rambut Saskia dengan sayang, ah Saskia jadi teringat dengan Bunda nya.
Gadis itu tersenyum, "Siap, Tan! Kalau gitu, Kia pamit ya, assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
"Inget, Wa! Lagi bonceng cewek cantik, gak boleh ngebut!" peringat Dhani
Dewa mengangguk, lalu membunyikan klakson nya dan motor merah Dewa keluar dari pekarangan rumah besar itu.
🍒
Udara malam ini yang dingin sangat menusuk kulit, ditambah suasana becek karena bekas jejak hujan tadi sore. Saskia memegang jaket Dewa dengan erat, hoodie Dewa yang dia pakai saat ini tak cukup panjang sehingga tak sampai menutupi telapak tangan nya.
Dewa menunduk saat merasakan pegangan Saskia pada jaket nya semakin erat. Dia tau, pasti gadis itu kedinginan sekarang.
Motor merah Dewa menepi kepinggiran jalan yang sepi, membuat Saskia yang berada dibelakang mengernyit heran. "Kok berhenti, Wa?" tanya Saskia
"Lo mau pakai jaket gue?" tawar Dewa bersiap melepaskan jaketnya.
Saskia menggeleng keras, "Enggak! Nanti lo malah kedinginan." ucap Saskia.
Kepala Dewa menoleh kebelakang, "Lo menggigil gitu, nanti kalau sakit gimana?" Tak bisa dipungkiri Dewa juga khawatir. Walaupun Saskia menganggap nya sebagai musuh, tetapi Dewa menganggap itu hanya sebuah candaan saja.
Dia paham kalau Saskia mungkin masih menyimpan kesal karena first imperession mereka dulu yang sangat membagongkan.
"Gue gak papa, udah ayo jalan lagi." Saskia sedikit merinding karena jalanan sekitar nya yang sangat sepi.
Matanya membelalak sempurna saat melihat tempat pemakaman umum itu tepat berada diseberang jalan. Bulu kuduknya seketika berdiri, pantas saja daerah ini sepi sekali.
"Lo kenapa?" tanya Dewa saat melihat Saskia wajah Saskia yang terlihat pucat.
Srek
"D-dewa, i-itu suara apa?" tanya Saskia terbata.
Dewa menghendikan bahu nya, "Hantu kali!" jawab nya santai.
"Aduh! Kok gue digebuk?" Dia mengaduh saat bahu nya dipukul dengan keras oleh Saskia
"A-ayo buruan jalanin motornya!" suruh Saskia tanpa menatap wajah kesal Dewa.
"Emang kenapa sih?" Kepala Dewa menoleh ke kanan dan kiri, gotcha! Dewa mengerti sekarang.
Hii .. Hii .. Hii .. Hii ..
"Dewa ihh!" sentak Saskia saat Dewa malah menakut-nakuti nya
Cowok itu tergelak, lalu menghidupkan kembali mesin motornya. Namun tak kunjung jalan. "Pegangan!" titah Dewa.
"Gak mau! Lo pasti mau modus kan?" tanya Saskia dengan tatapan memicing
Dewa menghendikan bahu nya santai, "Si merah gak mau jalan kalau lo belum pegangan."
Saskia mendengus, tak ada pilihan lain, dengan cepat Saskia melingkarkan tangannya di perut Dewa. Kepala nya dia sandarkan ke bahu cowok itu.
"U-udah! Ayo cepet jalan."
Dewa menyunggingkan senyum puasnya, dia kembali menjalankan motornya dengan sebelah tangan yang menggenggam tangan Saskia agar gadis itu tak merasa kedinginan lagi. Dewa tak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Kapan lagi coba bisa modusin cewek cantik dibelakangnya ini?
Saskia sempat tersentak saat tangan besar Dewa menggenggam tangan mungil nya seolah memberi kehangatan. Dia ingin kembali menarik tangan nya, tapi tak bisa, genggaman tangan Dewa begitu erat.
"Jangan nolak, gue tau lo kedinginan."
Saskia memejamkan mata nya, tanpa sadar bibir nya terangkat membentuk sebuah senyuman karena tersentuh dengan perhatian kecil yang Dewa berikan.
🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...