SADEWA - 57

33K 2.5K 18
                                    

57 | Ternyata . . .


"Gue udah kasih lo kesempatan untuk dekati Dewa selama sebulan, apa itu masih kurang?"

Saskia memandang air sungai yang tampak tenang itu dari atas jembatan, tanpa mau repot-repot menoleh untuk menatap lawan bicaranya.

"Kurang," sahut Salsha. "Karena gue harus benar-benar buat Dewa jadi milik gue seutuhnya."

Bukan tanpa alasan Saskia menjauhi Dewa selama sebulan waktu itu. Dia terpaksa, agar Salsha mau berhenti untuk mengganggu nya. Dan satu-satunya cara adalah dengan memberi Salsha kesempatan untuk mendekati Dewa, selama Saskia menjauh dan tak ada disampingnya.

Saskia memandang Salsha sinis. "Dengan lo nyebar hoaks kayak gitu, gue yakin, sih, kalau Dewa bukannya jadi cinta malah makin ilfeel sama lo," sarkas Saskia

Salsha tertawa mengejek, "Apa bukti yang gue sebar belum cukup buat lo percaya, Saskia Raveena?"

Saskia menghela napas. Kedua tangannya bertumpu pada pembatas jembatan. "Lo cinta Dewa, Sha?"

Tentu saja Salsha balas mengangguk dengan yakin.

"Bukan cinta, tapi obsesi." ralat Saskia tenang. "Lo cuma terobsesi jadiin Dewa alat untuk pembalasan dendam lo ke gue."

Maybe yes?

"Sesuai perjanjian, gue udah kasih waktu lo sebulan untuk taklukin Dewa. And see, lo gak berhasil, dan--,"

"Gue harap, setelah Dewa klarifikasi tentang siapa ayah sebenarnya dari anak yang ada di perut lo. Urusan kita selesai." imbuh Saskia.

"Anak ini memang anak Dewa." tegas Salsha. "Memangnya lo udah rela lepasin Dewa buat gue?" tanya Salsha menyeringai

Saskia mendengus kecil. "Tentu enggak. Gue gak akan biarin Dewa terjebak sama manusia licik kayak lo,"

Ucapan Saskia yang tampak tenang ternyata mampu menyulut emosi Salsha. "Lalu, perempuan suci kayak lo gini pantas disebut sebagai apa? Pembunuh, hm?"

Saskia menatap Salsha dengan intens, sepertinya memang Salsha benar-benar tak tahu siapa dalang dibalik ini semua.

"Gue nggak setega itu buat bunuh Abang gue sendiri, Sha."

Salsha tampak terkesiap, mencerna kata demi kata yang barusan Saskia ucapkan. Apa ia tidak salah dengar?

"Gue adik kandung dari Ervano Aditya." imbuh Saskia. "Dan dalang dibalik kecelakaan maut Ervan waktu itu---,"

"Bukan gue, tapi orang terdekat lo sendiri,"

🍒

Raja dan Dewa melangkah pasti menyusuri lorong-lorong yang tampak sepi. Dengan dipandu oleh seorang lelaki yang usianya lebih tua diatas mereka, yang tak lain adalah sepupu Raja sendiri.

Hingga sampailah mereka pada satu ruangan yang dituju.

"Permisi, Aji.." Leon--sepupu Raja membuka suara saat berhadapan langsung dengan Aji--penjaga ruangan cctv.

Aji tersenyum ramah kepada sang atasan. "Ya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?"

Lion mengangguk, dan mulai menjelaskan maksud kedatangannya kesini. "Saya minta tolong buat cek rekaman cctv di dalam dan sekitar kamar Melati Nomor 113."

"Kejadiannya sekitar seminggu yang lalu," ucap Dewa menambahkan.

"Oh iya, saya minta tolong langsung di copy kesini aja, ya, Mas." Dewa merogoh flashdisk yang sedari tadi dikantongi nya. Dan menyerahkan itu pada Aji.

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang