SADEWA - 8

65.5K 5.2K 28
                                    

8 | Tahi Lalat

"Kadang, gue suka ngeri liat room chat whatsapp." Fajar mendesah pelan seraya menatap malas benda pipih di genggaman nya.

Saat ini, Dewa dan Raja sedang berada dikamar Fajar. Sekedar singgah sebentar untuk mengisi perutnya yang terus saja meronta.

"Kenapa?"

"Sepi banget, gak ada yang ngechat." Dari atas kasurnya, Fajar tersenyum masam sembari memperlihatkan room chat whatsapp miliknya.

"Kasian banget, jomblo sih lo!" ejek Dewa yang sedang lesehan dibawah bersama Raja.

"Kayak lo enggak aja!"

Dewa menoleh sekilas pada Raja yang berada disebelah nya. "Eits, jangan salah. Jelek-jelek gini gue banyak yang demen."

Fajar menenggelamkan wajahnya ditengah bantal, prustasi dia. "Glow up dulu, Jar. Kalau lo ganteng, kebun binatang beserta isinya juga bakalan naksir sama lo." saran Dewa tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi

Fajar mengangkat kepala nya, lalu melempar bantal tepat mengenai kepala belakang Dewa. "Otak lo emang gak pernah beres, Wa!"

Kali ini, Raja mengangguk menyetujui ucapan Fajar, "Yes, anda bedul!"

"Lo bagong nya!" balas Dewa cuek, dia terus melahap keripik pedas buatan mama nya Fajar dengan santai

Fajar menggeleng pelan, "Gue doang emang yang waras," ucap nya lalu keluar dari kamar

Raja menghendikan bahu nya acuh, dia berpindah ke kasur lalu merebahkan tubuhnya disana. Dewa yang merasa tak ada tanda-tanda kehidupan pun membuka suara nya

"Ja, cara ngilangin tai lalat gimana sih?" Dewa bertanya random, seraya menatap jari nya yang terdapat tahi lalat

"Emang lalat punya tai?" Kening Raja berkerut samar dalam rebahan nya.

Pemuda berkaus hitam itu mengangguk lalu mengacungkan jari tengah nya yang terdapat tahi lalat, "Punya, Nih!" Dewa menyengir lebar.

Raja hanya meliriknya sekilas, bodo amat lah!

🍒

Gadis dengan jas OSIS nya itu memasukkan beberapa buku dan kertas-kertas lainnya kedalam tas. Melirik sekilas jam tangan nya, Saskia lalu mematikan pendingin ruangan, lampu, dan menutup pintu ruangan OSIS nya.

Setelah memastikan ruangan itu terkunci dengan rapat. Saskia lalu melangkah keluar sekolah, sore ini dia akan menjemput mobil nya di bengkel, sesuai dengan apa yang Dewa katakan tadi siang.

"Kak!" Seorang pemuda dengan seragam basketnya menghampiri Saskia.

Gadis itu memelankan laju langkah nya, "Kenapa, Van?" tanya Saskia.

"Lo udah sehat? Ale bilang, kemarin lo sakit,"

Saskia mencibir dalam hati, Alea memang ember! "Gak papa, cuma masuk angin doang." jawab Saskia seadanya dibalas dengan anggukan paham oleh Revan

Keduanya sampai didepan gerbang, Revan menatap Saskia yang berada di sebelah nya. "Tumben gak bawa mobil?"

Gadis itu menggeleng, "Lagi di bengkel, gue nunggu angkutan umum aja."

"Atau lo mau bareng gue?" tawar Revan. Saskia tampak menimbang-nimbang, lalu menggeleng pelan. "Gak usah, lo duluan aja gak papa." kata Saskia

"Santai aja kali, Kak. Ayo bareng gue aja!" ajak Revan lagi.

"Gu---"

"Saskia pulang sama gue,"

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang