25 | Bekal
"Gimana?"
Dewa menyatukan kedua alisnya, "Gimana apanya?" tanya cowok itu bingung.
"Semalem sama Saskia." goda Fajar menarik turunkan alisnya.
"Gak gimana-gimana." sahut Dewa flat. Dalam hati dia tersenyum geli mengingat insiden semalam.
"Gemes!"
Dewa tersenyum kecil, dia tak sepenuhnya tidur, hanya memejamkan mata saja. Pelukan nya kembali mengerat, membuat Saskia terpekik kaget.
"E-eh, lo gak tidur ya?!"
Dewa bergumam, masih dengan kepala yang dia tenggelamkan diperut rata Saskia. Tak puas, Saskia menarik kepala Dewa agar menjauh dari perutnya.
"Tuh kan, gak tidur! Sana ah, lo berat." Saskia mengangkat kepala Dewa dari pahanya
Dewa menggeleng, semakin mengeratkan lilitan tangan nya di pinggang Saskia. "Biarin gini dulu, gue---"
"--Nyaman sama lo."
Saskia terdiam, kepala nya reflek menunduk menatap Dewa yang tiduran dipangkuan nya. Mata hitam nya yang pekat terlihat jelas, hidung nya mancung bak perosotan anak TK, serta bibir merah nya yang tebal itu membuat Saskia salah fokus.
"Gue ganteng, kan?"
Gadis itu memalingkan wajahnya, malu. Pipinya memerah padam karena telah kepergok memperhatikan wajah Dewa.
Dewa tersenyum menggoda, semakin gencar meledek Saskia yang masih memalingkan wajahnya. "Ganteng gak?" tanya nya lagi.
Saskia mengulum bibirnya, menelan segala macam umpatan karena sikap Dewa yang entah kenapa semakin hari semakin manis saja.
"Dewa.." ucap Saskia setelah lama berdiam.
"Hm."
Saskia menolehkan kepalanya perlahan, "Gue laper.." kata nya, sengaja mengalihkan perhatian cowok itu.
Dewa bangkit dari baringan nya, lalu mengacak pucuk kepala Saskia gemas. "Tadi kan habis makan, sepiring berdua lagi. Masa udah laper lagi?" tanya Dewa sambil mengotak-atik ponsel nya.
Saskia menepuk bahu Dewa keras, ya gak usah diperjelas juga kali! "Buruan ih, mau beliin gue makan enggak?!"
"Enggak."
Saskia menggembungkan pipinya, kesal. "Yaudah, gue pulang aja." kata nya lalu beranjak dari sofa, namun Dewa dengan sigap menahannya.
"Eh kok pulang sih? Katanya tadi laper?" tanya Dewa panik. Dia kan masih mau berduaan.
Saskia diam tak menjawab.
Setelah nya Dewa terkekeh pelan. Saskia yang sekarang sangat berbeda dengan Saskia disekolah. Mendengar bunyi ketukan dari pintu apart nya, cowok itu lalu berdiri dari duduknya.
"Banyak banget," celetuk Saskia menatap beberapa kantung plastik yang Dewa bawa.
"Gak papa, buat lo semua biar gak ngambek lagi."
"Woi! Malah bengong." sentak Fajar.
Dewa menatap sekeliling, ternyata mereka sudah berada dikantin. Keasyikan memikirkan Saskia, membuat Dewa jadi kurang fokus dengan sekitar nya.
"Lo pesan aja! Nanti gue yang bayar."
Ucapan Dewa seolah membawa angin segar bagi Fajar. Cowok itu tersenyum dengan lebar, lalu menatap Raja dan Dewa bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...