SADEWA - 17

51.1K 4.2K 18
                                    

17 | Berani Berbuat, Berani Bertanggung Jawab.

Sabtu dan Minggu telah berlalu. Kini, Senin ceria kembali menyapa seluruh pelajar Indonesia. Kegiatan belajar mengajar di SMA Mutiara pun kembali dilanjutkan. Seperti biasa, rutinitas di setiap Senin pagi juga kembali dilaksanakan. Suasana upacara yang aman, damai dan tentram membuat upacara pagi ini terasa lebih khidmat.

Saat pemimpin upacara membubarkan semua pasukan nya. Saskia berjalan cepat, menghadang para siswa juga siswi yang melanggar peraturan hendak kabur dari barisannya.

"Kalian! Ikut saya!"

Mendengar seruan tegas dari Saskia, mau tak mau mereka berbalik badan dan mengikuti langkah ketua OSIS itu dengan ogah-ogahan. Tau persis dengan apa yang akan Saskia lakukan setelah ini.

Saskia berdiri paling depan, bersebelahan dengan Ardya -- Wakil Ketua OSIS. Matanya menatap tajam seorang siswi yang tak berhenti nya menggerutu dibarisan belakang sana.

"Yang tidak terima dengan hukuman ini, silahkan keluar dari barisan!" teriak Saskia lantang, membuat semua siswa-siswi dalam barisan itu menatap kearahnya

"Tapi jangan harap, Bu Asih akan membebaskan kalian begitu saja!"

Saskia tersenyum miring saat beberapa dari mereka ingin beranjak dari tempatnya, termasuk siswi tadi. Mendengar seruan terakhir Saskia membuat bulu kuduk mereka merinding dan kembali berbaris ditempatnya semula. Dari pada harus menghitung jumlah keramik yang ada di seluruh penjuru SMA Mutiara yang seluas Gelora Bung-Karno ini, lebih baik mereka berkeliling lapangan walaupun matahari sedang terik-teriknya.

Ardya tersenyum tipis, Saskia memang terkenal dengan julukan Ketos galak. Tetapi, itu hanya label nya saja. Bekerjasama dengan Saskia sebagai partner OSIS membuat Ardya tau betul sifat asli Saskia.

Kembali memfokuskan pandangan nya kedepan, kini gantian Ardya yang berujar

"Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Jadi, sil---"

Tin!

Tin!

Suara klakson yang sangat berisik itu memotong ucapan Ardya barusan. Kini, seluruh pasang mata menatap kearah pintu gerbang. Ada Pak Jamal sebagai satpam yang sibuk menghadang agar cowok bermotor itu tak bisa menerobos masuk ke dalam.

Diam-diam Saskia menghela nafas, tahu betul siapa orang itu. Pantas saja upacara pagi ini terasa sangat tenang. Ternyata, si pembuat onar nya baru saja datang.

"Lo awasin mereka yang disini, biar dia gue yang urus!" ucap Saskia sambil menunjuk cowok didepan gerbang itu dengan dagu nya.

"Yakin bisa?" tanya Ardya ragu. Pasalnya, Saskia dan Dewa adalah musuh bebuyutan sejak lama.

Saskia mengangguk, lalu berjalan menghampiri Pak Jamal yang sedang berdebat dengan Dewa didepan gerbang.

"Pak Jamal, makasih udah mau halangin jalan nya." ucap Saskia, tersenyum ramah pada lelaki paruh baya itu.

"Sama-sama, neng. Yaudah, bapak lanjut ngopi lagi ya." pamit Pak Jamal

Dewa melepas helm nya, "Lho, Pak? Gak mau duit beneran nih?" tanya Dewa

"Gak minat! Nanti kamu kasih saya duit mainan lagi!" ketus Pak Jamal lalu kembali ke pos penjaga nya

Dewa tergelak, ingat betul dengan peristiwa beberapa hari lalu. Saat Dewa tak sengaja memberi uang  mainan Dean untuk Pak Jamal agar dibukakan pintu gerbang. Menyadari itu, Pak Jamal langsung mengibarkan bendera perang dan tidak mau membukakan pintu gerbang nya lagi saat Dewa telat.

Kenapa Dewa tidak memanjat tembok belakang saja? Karena, tembok itu sudah dipasangi kawat-kawat yang memanjang agar Dewa dan teman-temannya tidak bisa bolos atau menyusup lewat sana lagi

"Telat 2 jam 45 menit!"

Dewa menyengir lebar, "Jangan hukum gue ya? Nanti siang kan gue masih bersihin perpus, masa sekarang dihukum juga?" bujuk Dewa memelas

Saskia menggeleng tegas. "Kalau gak mau dihukum, jangan telat dan jangan buat masalah!" kata Saskia

"Gak janji kalau itu," sahut Dewa santai. Dia mendorong motornya mengikuti langkah Saskia.

"Gue mau sarapan dulu deh, laper nih, tadi pagi gak dikasih makan sama Mayang .." pinta cowok itu sembari mengusap-usap perut nya.

"Enak aja! Udah telat, nawar mulu lagi." sahut Saskia sewot. "Sana gabung sama yang lain!" lanjut nya

Dewa mengacak rambut Saskia gemas. "Untung kita udah damai." ucap Dewa greget

"Kalau belum?"

"Lo gue jadiin pacar!" sahut Dewa tak nyambung. Lalu ikut berlari bersama mereka yang juga melanggar aturan seperti nya.

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang