49 | Laper Apa Baper ?
"Awwsh, jangan dipegang.."
"Perih?" Saskia mengangguk kecil.
Dewa meniup pelan pergelangan tangan Saskia yang memerah akibat tersiram air panas. "Makanya lain kali hati-hati," nasihat Dewa
Sepulang sekolah tadi, Saskia diajak mampir sebentar ke apartemen milik Dewa. Niat hati ingin membuat hot chocolate, tapi Saskia malah dikejutkan dengan adanya sebuah benda yang membuat air panas itu melenceng dan tumpah mengenai pergelangan tangan nya.
"Ya, kan, gue kaget!" Saskia membantah tak ingin disalahkan. "Lagian, siapa suruh naro ular mainan di pantry,"
"Cemen," cibir Dewa sembari menjauh meninggalkan Saskia yang melotot kesal ditempatnya.
Saskia meniup pelan pergelangan tangannya yang sedikit melepuh. Seharusnya, dia sudah bersantai diatas sofa apartemen Dewa sambil menikmati hot chocolate nya, tetapi ular mainan menjengkelkan milik Dewa itu mengacaukan semua.
"Siniin tangannya," Pemuda itu kembali dengan satu buah salep ditangannya.
Dewa mengoleskan perlahan salep itu, sesekali dia meniup kecil pergelangan tangan gadisnya."Masih kerasa panasnya?" tanya Dewa.
"Sedikit," Dewa kembali meniup luka melepuh itu.
"Ular mainan itu punya Dean, gue juga nggak tau kalau dia ninggalin disana," jelas Dewa. Memang, belum lama ini Dean berkunjung ke apartemen milik Dewa dengan membawa segunung mainan. Mungkin, bocah lelaki itu tak sadar jika ia meninggalkan ular mainannya di pantry.
"Hm,"
Dewa meletakkan salep yang dipegangnya itu keatas meja. Matanya terus saja menelisik pergelangan Saskia yang tampak melepuh. Dia mengecup luka itu pelan. "Sorry," kata Dewa pelan.
Saskia mengangguk pelan, "Tapi.. ada syaratnya,"
"Apa?"
"Waktu itu lo pernah kasih gue tiga permintaan, kan?" Dahi Dewa tampak mengerut, menandakan dia sedang berpikir sekarang. Setelahnya dia mengangguk, "Hm, terus?"
"Karena lo udah penuhin permintaan gue yang pertama dan kedua--"
"Kayaknya lo belum minta apa-apa sama gue," sela Dewa cepat.
Saskia berdecak sebal, "Udah! Yang pertama, lo udah ajak gue naik bianglala. Yang kedua, lo udah bawa gue kerumah Mama--"
"Untuk yang ketiga, gue mau lo masak buat gue." sambung Saskia lagi
Dewa menggeleng cepat, raut wajahnya tampak melas. "Delivery aja, ya? Lo, kan, tau kalau gue gak bisa masak."
"No no no! Jangan bohong, gue tau lo bisa masak." Kala itu, Saskia sempat diceritakan oleh Dea yang pertama kalinya mencicip masakan Dewa. Rasanya tak buruk, termasuk dalam kategori enak untuk lelaki macam Dewa, kata Dea saat itu.
"Yang lain aja deh, ya?" bujuk Dewa
"Enggak mau!"
"Tap--"
"Please," Saskia memeluk sebelah lengan kekar Dewa sambil menunjukkan puppy eyes nya.
Dewa menghela napas, tangannya terjulur mengacak rambut Saskia, gemas setengah kesal karena dia tak mungkin bisa menolak jika melihat raut wajah Saskia yang menggemaskan seperti itu.
"Oke, fine.." Saskia tersenyum lebar. "Tapi, kiss dulu." Dewa menyodorkan pipinya kearah Saskia.
"Ihh! Modus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...