42 | Officially ?
"Rileks, jangan tegang.."
Saskia merasakan usapan lembut dipunggung tangan nya. Kepala nya menoleh ke kanan, menatap seorang pemuda yang memperlihatkan senyum menenangkan.
Hari ini, Saskia akan melaksanakan olimpiade dipusat kota. Rasa gugup terus saja menyerangnya, walaupun ini bukan kali pertamanya Saskia mengikuti lomba, tetapi jantungnya terus berdegup hebat.
Entah kenapa, Saskia merasa perlombaan nya yang sekarang terasa lebih menakutkan dari biasanya. Pikiran-pikiran buruk seringkali hinggap dikepala nya. Dia takut hasilnya tak memuaskan juga mengecewakan banyak orang. Ayahnya, guru-gurunya, teman-teman nya juga kekasihnya.
Tarikan lembut pada tangan nya membuat lamunan Saskia buyar. Dia berjalan pelan, menghampiri tiga orang lainnya yang mengikuti olimpiade sudah berkumpul di lapangan utama.
Saskia tersenyum menyapa semuanya, ada Revan, Yudi, dan satu siswi lain yang tak Saskia ketahui namanya.
"Jangan senyum," bisik seorang pemuda yang sedari tadi menggenggam tangan nya.
Saskia mengarahkan tangan nya yang bebas untuk menjiwit bahu pemuda itu. "Rese banget! Masuk kelas aja sana!"
Dewa, dia mengaduh sakit, mengusap pelan bahu nya. "Becanda, sakit banget sih nyubitnya?"
"Kalo gak sakit, bukan dicubit namanya!"
"Apa dong?"
"Dibelai!" balas Saskia asal, menuai tawa dari pemuda disebelahnya.
Pak Bambang beserta guru pembimbing lainnya datang. Menginterupsikan siswa-siswi nya untuk masuk kedalam mobil dan segera berangkat.
"Lepas, gue mau berangkat." kata Saskia yang tangan nya masih digenggam erat oleh Dewa.
Dewa memutar tubuh Saskia agar menghadapnya, kini kedua tangan nya membingkai sisi wajah Saskia. "Nanti kalau menang gue ajak naik bianglala." ujar Dewa lalu terkekeh setelahnya.
Saskia mengangguk, dia akan berusaha untuk tak mengecewakan orang-orang yang disayangnya. "Lo langsung masuk kelas, jangan mlipir ke kantin!"
Senyum Dewa kian melebar, dia mencondongkan tubuhnya kedepan, mengikis jarak diantara keduanya. Terdiam beberapa saat, saat bibirnya telah menempel dikening Saskia.
"Semangat, sayang.."
🍒
Koridor tampak sepi karena KBM telah dimulai, lain halnya dengan Dewa yang masih berkeliaran diluar kelas. Dia baru saja mengantarkan kekasihnya untuk mengikuti lomba olimpiade dipusat kota. Ah, mengingat Saskia, Dewa jadi dilanda kerinduan, padahal mereka baru saja berpisah sekitar lima belas menit yang lalu.
Memang ya, pasangan baru tuh masih anget-anget nya.
Dewa melengos saat matanya menangkap sosok Salsha yang berdiri tak jauh darinya. Dia jalan terseok-seok, sepertinya kakinya sedang terkilir. Namun Dewa tak peduli, dia berjalan lurus tanpa mau repot menoleh kearah Salsha yang kesusahan berjalan.
Perasaan nya mulai tak enak.
"Dewa!"
Nahkan!
Pemuda itu berbalik badan sembari mengangkat sebelah alisnya.
"Lo mau ke kelas? Papah gue dong, kaki gue ke-kilir nih," pinta nya memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...