SADEWA - 66

40.9K 2.9K 6
                                    

66 | See You !

"Kakak.." Venna berseru dari depan pintu kamar anak perempuan nya. "Bunda masuk ya?"

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Saskia melongokan kepalanya, sambil terus menatap ke kanan dan kiri dengan pandangan curiga.

"Bunda sendiri?" Mata Saskia menyipit, takut-takut Bunda nya itu bersekongkol dengan orang yang tengah dihindari nya.

"Iya," Venna terkikik geli. "Memangnya siapa yang kamu cari?" tanya Venna jahil.

Saskia gelagapan. "Enggak ada!" sela nya cepat lalu membuka pintu kamar agar terbuka lebih lebar, membiarkan Bunda nya masuk kedalam.

Venna duduk disofa panjang yang ada disana sembari tangannya mengambil sebuah novel koleksi anaknya.

"Kamu lagi drakor, Kak?"

Saskia mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang tengah menayangkan drama korea favoritnya.

"Bunda pinjem novel kamu yang ini ya?" ujar Venna sembari mengangkat buku yang tengah dipegangnya.

"Bunda suka novel juga?" tanya Saskia lalu mem-pause drakor nya.

"Enggak, sih. Cuma penasaran aja, judulnya kelihatan menarik." terang Venna yang sedang membolak-balikkan lembaran buku itu.

Saskia tersenyum, kembalinya Venna, Ervan dan Revan di kehidupan nya menimbulkan dampak yang begitu besar. Suasana rumah yang biasanya sepi kini menjadi ramai dipenuhi canda tawa mereka. Adit juga tak sesibuk biasanya, ia selalu meluangkan waktunya untuk keluarga dirumah.

"Kak, kamu lagi ada masalah, ya, sama Dewa?" tanya Venna tiba-tiba

Gadis yang diajak bicara hanya bisa menyengir. "Gak ada, Bun. Cuma sebel aja."

"Kenapa?" Venna menutup novelnya dan fokus menatap Saskia.

"Dewa besok berangkat ke Amerika, tapi gak bilang-bilang sama Kia."

"Lho, bukannya kamu udah tau soal itu, Kak?" tanya Venna bingung.

"Kia gak tau kalau secepat itu Dewa terbang kesana nya." sahut Saskia dengan wajah muram.

Venna berdiri mendekat kearah anak perempuan nya. "Jadi... putri Bunda ini merajuk karena gak mau ditinggal pacarnya, hm?"

Ya nggak gitu juga. Saskia hanya kesal karena Dewa tidak berbicara apapun mengenai keberangkatan nya. Yang Saskia tahu, Dewa akan berangkat bulan depan. Jelas saja Saskia kesal karena tiba-tiba dikabarkan bahwa besok adalah hari keberangkatan kekasihnya itu.

"Gak gitu juga, Bunda." Saskia merengek kecil sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Wanita paruh baya itu tergelak lalu memeluk Saskia yang masih terduduk diatas kasur itu dengan gemas.

"Iya-iya, Bunda paham. Lebih baik sekarang kamu turun, dengerin baik-baik penjelasan Dewa." tutur Venna.

"Dewa ada disini?" tanya Saskia dengan mata menyipit.

Venna mengangguk tanpa ragu.

Tuhkan! Saskia mendengus dalam hatinya.

"Turun ya, Kak? Besok Dewa udah berangkat, loh. Nanti kangen, kamu sendiri yang repot."

Mau tak mau Saskia mengangguk. Lagipula, waktu mereka tak banyak. Hanya tinggal sehari dan besok pagi Dewa harus terbang ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan nya.

Rasanya, sudah cukup menghukum Dewa semalaman. Ia benar-benar ngambek karena Dewa tak memberitahu perihal keberangkatan nya. Alhasil, dari pagi sejak pengumuman hasil ujian kelulusan sampai acara prom night tadi malam Saskia tak mau bicara dengan Dewa.

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang