44 | Perayaan
"Puas, hm?"
Dewa menoleh kesamping, menatap kekasih nya itu lamat-lamat, ada binar bahagia yang terpancar dari mata indah nya. Membuat Dewa tak menyesal menuruti keinginan Saskia untuk ke pasar malam.
Saskia tampak mengangguk semangat dengan tiga bungkus gulali di pelukan nya. "Makasih, pacar!" seru nya sembari tersenyum membuat debaran jantung Dewa semakin tak karuan didalam sana.
"Makasih doang?" Dewa mengerutkan dahi, merasa tak puas. "Peluknya enggak, nih?"
"Banyak modus nya, ya, sekarang." cibir Saskia yang disambut gelak tawa lelaki disebelah nya.
"Modusin pacar sendiri, gak dosa, dong?"
"Dosa! Karena belum mukhrim!"
"Lah, terus ini apa?" Dewa mengangkat sebelah tangan nya yang sedari tadi digenggam erat Saskia.
"Y-ya .. ya kan beda! Gue takut hilang aja kalau nggak gandengan," elak Saskia
Tawa Dewa mengudara saat itu juga, sebelah tangan nya yang bebas itu terangkat untuk mengusak gemas kepala gadisnya.
"Mau kemana lagi habis ini?" tanya Dewa. Setelah beberapa puluh menit yang lalu mereka habiskan untuk mengelilingi pasar malam, Dewa kembali bertanya pada Saskia, siapa tahu dia ingin ketempat lainnya, kan?
"Pulang aja, capek," keluh Saskia, menyandarkan kepalanya di bahu Dewa yang sudah berdiri didepan motornya.
Dewa mengusap rambut Saskia lembut, "Bener? Gak mau mampir makan dulu?"
"Enggak, gue udah makan banyak tadi di resto," balas Saskia menolak. "Lo gak capek?"
Dewa sedikit menunduk, menatap Saskia yang lebih pendek darinya. "Enggak, dong. Kalau buat lo mah gue gak ada capek nya." gurau Dewa, walaupun memang tubuhnya terasa lelah sekarang.
"Dih, gembel,"
"Gombal, dong, sayang.." kekeh Dewa, tangan nya mengambil helm lalu dipasangkan nya di kepala Saskia.
"Nanti pas dijalan jangan tidur, bahaya.." peringat Dewa saat mata Saskia menutup beberapa kali.
"Hm,"
Setelah memasang helm untuk Saskia juga dirinya. Dewa mulai menaiki si merah, dia mengulurkan tangannya agar Saskia tak kesusahan karena dia masih memeluk tiga bungkus gulali yang dibelinya saat didalam pasar malam tadi.
Setelah nyaman dalam posisinya, kedua tangan Saskia terulur kedepan, melingkari pinggang Dewa dengan sempurna.
Senyum lebar tersungging dari balik helm full face yang Dewa kenakan. Dia mengusap lembut punggung tangan Saskia sebelum motor merah nya melaju dan menjauhi kawasan parkiran.
🍒
Sorak sorai memenuhi seisi lapangan Mutiara. Turut bangga karena keempat peserta olimpiade kemarin masing-masing membawa piala kemenangan.
Nama SMA Mutiara kembali menjadi trending hangat disosial media karena sukses melahirkan siswa-siswi yang berprestasi.
Pak Johan selaku kepala sekolah memberikan senyum ramahnya diatas podium. Dia berdiri dengan keempat anak-anak yang kembali mengharumkan nama Mutiara.
"Pacar gue tuh!" tunjuk Dewa, tersenyum congkak dari bawah pohon rindang.
Disaat semua murid lain berbaris ditengah lapangan. Tentu beda lagi dengan Dewa dan kedua temannya yang mlipir neduh dibawah pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...