SADEWA - 14

52.3K 4.3K 53
                                    

14 | Curhat Dong, Mah.

Bibir merah pemuda itu terus saja mengepulkan asap dari rokok yang dihisap nya. Dewa memejamkan mata nya sejenak, mencoba menjernihkan pikiran nya yang akhir-akhir ini seringkali membuat Dewa blank seketika.

Dewa bukan perokok aktif, dia hanya berani menyentuh benda nikotin itu sesekali saja saat dirinya butuh hiburan atau pelampiasan rasa marah dan kesal nya.

Dewa duduk di pembatas rooftop. Tempat yang selalu dia jadikan pelarian saat terkena masalah. Entah itu soal hukuman, atau hal lain yang membuat pikiran Dewa kalut tak karuan.

Dia mendongak, menatap langit yang tampak terlihat cerah di sore hari ini membuat hati nya sedikit tenang. Entah lah, dia sendiri pun tak tau apa yang sebenarnya dirinya mau.

Soal Saskia, entah lah. Mungkin sepulang sekolah dia akan menanyakan perihal ini pada kakaknya, Dea. Untuk memahami perasaan nya sendiri saja masih belum bisa, apalagi menahami perasaan orang lain. Kata-kata yang pernah Dewa baca di media sosial nya terus saja terngiang-ngiang dalam pikiran nya

"Argh! Bisa gila gue lama-lama!" Dewa menjambak rambut nya prustasi. Tak biasanya dia bersikap lembek seperti ini

"Sebenarnya, gue ini kenapa sih?" tanya nya pada diri sendiri

"Kayak bocah SD yang baru jatuh cinta aja!" Dewa mendengus setelah nya. Dia kembali menghisap rokok nya hingga kembali mengepulkan asap dari mulut hingga hidung nya

"Dulu kayaknya gue gak gini-gini banget pas pacaran ---"

"Dulu juga, gue gak pernah deg-degan kalau lagi sama pacar gue ---"

"Ya iya lah! Gue kan belum pernah pacaran!"

Dewa terus saja bercerita tanpa ada yang menjawab, mengeluarkan semua keluh kesah yang dia rasakan sekarang.

"Tapi yang ini beda. Kalau lagi sama Saskia, jantung gue kayak mau lompat keluar ---"

"Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?"

"Hm, mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang!"

Dewa menjatuhkan puntung rokok nya lalu menginjak nya hingga padam. Dia berniat pulang saja kerumah, sepertinya sore ini dia akan mengajak Dean bermain untuk melupakan sedikit masalah yang sama sekali tak dipahami nya ini.

Pemuda itu berjalan menuruni satu persatu anak tangga. Mulutnya sesekali bersiul seolah mood nya kali ini telah membaik.

Jam pelajaran telah usai, semua siswa-siswi sudah pulang ke rumah nya masing-masing sejak sepuluh menit yang lalu. Dewa turun kelantai dasar, di tempat motornya berada.

Dewa terjengkit kaget saat tiba-tiba bahu nya ditepuk seseorang dari belakang. Matanya menyorot malas Fajar dan Raja yang berdiri beberapa meter darinya.

"Kirain udah balik duluan lo!" seru Fajar, merangkul bahu Dewa akrab.

Dewa menggeleng, "Pusing gue,"

"Kenapa?" Fajar bertanya lagi, ketiga nya berjalan beriringan menuju parkiran.

"Duit gue kebanyakan, pusing mikirin gimana cara ngabisin nya." ucap Dewa diakhiri dengan kekehan nya.

Raja diam saja, tak berniat ikut nimbrung dalam obrolan tak berbobot versi Dewa dan Fajar.

Fajar tampak berpikir keras, "Mending lo sedekahin ke gue aja!" Fajar lalu lanjut bicara, "Hitung-hitung buat tabungan lo menuju akhirat nanti."

Mereka sampai diparkiran, Dewa duduk di motor merah nya dengan mata yang melotot kearah Fajar

"Pikiran lo kejauhan, Mansur!"

Saat Dewa hendak memasang helm full face nya. Tanpa sengaja dia melihat Saskia berboncengan dengan Revan berlalu melewati nya. Dewa menghembuskan nafas nya panjang, lalu tersenyum tabah.

"Sabar, tahan .." seru Raja menyebalkan.

"Ini ujian, bukan try-out." sambung Fajar sambil tergelak.

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang