60 | A Kiss
"Bunda... Bunda..."
Dalam tidurnya, Saskia terus meracau memanggil sang Bunda. Keringat dingin terus saja mengalir dari dahi sampai ke pelipisnya. Tubuh Saskia menggigil hebat, dengan bibir pucat yang selalu menggumamkan kata 'bunda'.
Tepat pada pukul dua pagi, Adit keluar dari ruang kerjanya yang terletak tak jauh dari kamar Saskia. Tak tau mengapa, langkah kakinya menuntun Adit untuk berjalan kearah kamar Saskia.
Begitu ia membuka pintu dan menyalakan saklar lampu. Adit dibuat terkejut dengan keadaan Saskia yang jauh dari kata baik-baik saja.
"Kia.. Bangun, Nak.." Adit menepuk pelan pipi Saskia yang basah karena keringat. Bahkan sekujur tubuh gadis itu sudah lepek dibanjiri keringat.
Panas nya tinggi, namun tubuhnya berkeringat.
"Bunda..."
Adit yang semula hendak melangkah keluar--untuk mengambil kompresan--terpaku sejenak mendengar gumaman anaknya, kemudian ia menghela napas. Bukan sekali dua kali Saskia mengalami panas tinggi seperti ini. Akibat dari Saskia yang terlalu kelelahan dan banyak hal yang mengganggu pikiran gadis itu sehingga ia selalu mengigau sambil menyebut-nyebut Bunda nya.
"Maafkan Ayah karena belum berhasil membawa Bunda mu pulang, Nak."
🍒
Dewa menghembuskan asap rokok yang dihisapnya ke udara. Saat ini ia tengah berada di rooftop sekolah, sendirian. Jari-jari nya dengan lihai mendial nomor telepon seseorang yang selalu bersemayam dalam pikirannya.
Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Cobalah beb---,
Tut! Tut! Tut!
Alis Dewa mengerut, sedari pagi tadi, ia sama sekali belum bertemu dengan Saskia. Bahkan nomornya pun tak bisa dihubungi.
Mengingat kejadian kemarin. Dewa hampir saja membuat nyawa Salsha melayang. Gara-gara cengkraman kuat dilehernya, Salsha jadi kesulitan bernapas dan hampir tak sadarkan diri. Beruntungnya, Dewa dengan segera diamankan oleh Dhani dan satu orang polisi lain agar tak melukai Salsha lebih jauh.
Dan berita soal Dewa yang ternyata bukan ayah dari bayi dalam kandungan Salsha telah menyebar luas. Semua warga Mutiara kembali dibuat shock saat tau siapa ayah dari bayi itu sebenarnya. Ardya. Mantan ketua OSIS Mutiara yang banyak digandrungi karena sifatnya yang ramah pada siapapun.
Dewa menginjak puntung rokok yang telah habis itu dengan kesal. Dia kembali menempelkan ponsel pintar itu ke telinganya.
"Mana Saskia?"
"Gue kira dari pagi dia sama lo,"
"Gak masuk?"
"Keterangannya alfa--,"
Tut!
Pemuda dengan hoodie army itu bangkit dan berlari kecil menuruni anak tangga. Tujuannya saat ini adalah rumah Saskia. Dewa tak peduli dengan jam yang masih menunjukkan waktu belajar, yang terpenting baginya saat ini adalah Saskia.
"DEWAAA!!"
Ditengah perjalanan nya, ia dikejutkan dengan pekikan keras Bu As yang berasal dari belakang tubuhnya. Dengan gerakan slow motion, Dewa membalikkan tubuhnya.
"KEMBALI KE KELAS!!"
Dewa menyempatkan untuk mengacungkan jari tengah dan telunjuk nya sambil nyengir.
"SAYA KEBELET BOKER BU! BYE, JANGAN KANGEN YA!"
🍒
"Mana yang sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...