SADEWA - 32

39.4K 3.6K 17
                                    

32 | Dekapan

"Nih," Dewa menyodorkan sebatang coklat ke hadapan gadis yang tengah mengisi soal-soal nya dengan serius.

Dahi Saskia mengkerut, menatap sebatang coklat itu dan Dewa bergantian. "Lo gak fokus terus dari tadi." tutur Dewa. "Siapa tau coklat bisa balikin mood lo."

Gadis itu mengambil nya, lalu meletakkan coklat itu diatas meja. Dia menatap Dewa sembari bertopang dagu. "Tapi gue laper."

"Cemilan lo tadi? Habis?" tanya Dewa heran. Pasalnya, saat di indogusar tadi, Saskia membeli lumayan banyak jajanan ringan.

Saskia mengangguk, menunjuk sampah snack yang menggunung di tong sampah. Dewa menggeleng pelan, diserahkan nya benda pipih miliknya pada gadis itu.

"Pesan apa yang lo mau,"

Gadis itu menerima nya dengan berbinar. "Tapi lo yang bayar kan?"

"Hm,"

Dewa mengambil sekaleng soda lalu duduk bersebelahan dengan Saskia yang goleran diatas karpet.

"Belum selesai?" tanya Dewa, menatap soal-soal diatas meja yang baru diisi setengah jawaban nya.

"Pusing," keluh Saskia sembari menyerahkan ponsel Dewa pada pemiliknya.

"Lo gak dengerin penjelasan gue dari tadi?" Dahi Dewa mengkerut, menatap jawaban Saskia dilembar kertas itu yang agak nyeleneh.

Saskia diam, memang dia tak terlalu fokus mendengarkan Dewa yang menjelaskan materi. Sedari tadi pikiran nya terus saja berkeliaran, membuat ia terus saja ditegur saat didalam kelas tadi.

"Lo gak biasanya begini." ujar Dewa, mengubah posisi duduknya hingga menghadap Saskia. "Kenapa, hm?"

Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar. Membuat Dewa lagi-lagi mengernyit bingung, "Coba sini deketan.."

"Ngapain?" tanya Saskia, tapi tak urung dia juga merapatkan tubuhnya hingga berada dalam pelukan Dewa.

Tanpa ragu Dewa mendekapnya erat, menyalurkan rasa hangat agar gadis yang didekapnya itu merasa tenang.

"Mau cerita?"

Saskia menghirup aroma khas Dewa dalam-dalam. "Gue kangen Bunda," cicit nya pelan.

Dewa mengangguk paham, dia sendiri masih belum mengerti kemana perginya ibu dari gadis yang ada dalam dekapan nya ini.

"Kalau free, gue ajak kerumah Mama, mau?" tawar Dewa, berusaha menghibur Saskia. "Dean juga nanyain lo terus.."

Saskia mendongak, menatap manik hitam Dewa dari bawah. "Boleh?"

Dewa mengangguk dengan seulas senyum dibibirnya. "Apapun buat lo."

Gadis itu kembali menunduk dalam posisi nya, entah kenapa dia mudah sekali tersentuh dengan perlakuan manis Dewa. Saskia bersandar nyaman di dada Dewa, dari sini dia bisa mendengar detak jantung Dewa yang bertalu dengan cepat.

"Lo pakai shampoo apa sih? Wangi banget." ujar Dewa, hidungnya mengendus-endus wangi vanilla yang menguar dari rambut Saskia.

"Wangi keringet kali ah." balas Saskia.

Dewa terkekeh. Bel apartemen yang berbunyi membuat keduanya saling pandang, lalu melepas pelukannya.

"Gue aja yang keluar. Lo coba kerjain soal nya lagi, nanti gue periksa."

🍒

"Kenyang?" Saskia mengangguk sambil menyandarkan tubuhnya di sofa, posisi nya saat ini masih goleran di atas karpet.

Sebelum bangkit, Dewa merapihkan peralatan belajar Saskia lalu memasukan nya kedalam tas. Dia melirik gadis itu sekilas, tampak nya Saskia kekenyangan.

"Udahan?" tanya Saskia saat Dewa merapihkan semua buku-buku nya.

"Capek gue," jawab Dewa yang kini berganti membuang sampah bekas makan Saskia yang bercecer dilantai dan membuang nya ke tong sampah.

"Gue yang belajar, kenapa jadi lo yang capek?" dengus Saskia.

Dewa menggigit paha ayam miliknya lalu duduk di sofa, "Ngajarin lo juga butuh tenaga." tutur Dewa.

Gadis itu menggeser kepalanya hingga bersandar dikaki Dewa yang menjuntai, lelah sekaligus kekenyangan.

"Pakai nasi!"

Dewa menunduk, menatap Saskia dan paha ayam ditangannya bergantian. "Nanggung, dikit lagi habis."

Saskia mendengus membiarkan. Matanya terasa memberat setelah menghabiskan lebih dari dua porsi makanan.

"Pindah, Ki. Jangan disitu." Dewa melempar tulang ayam itu hingga masuk pada tong sampah yang tak jauh dari duduknya.

Tubuhnya agak condong ke depan, menatap Saskia yang kini memejamkan mata sambil memeluk kakinya.

"Saski.."

"Pinggang lo encok nanti,"

"Pindah sana!"

Sayup-sayup Saskia mendengar Dewa yang terus saja menyuruhnya untuk berpindah tempat. Namun karena rasa kantuknya yang lebih dominan, dia kembali masuk ke alam mimpi nya.

Dewa berdecak saat tak mendapat balasan apapun. Dia menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah damai Saskia. Senyum kecil terbit dibibir Dewa.

Bismillah, jodoh!

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang