SADEWA - 6

71.1K 6K 76
                                    

6 | Paket

Dewa menutup pintu ruang UKS dengan perlahan saat melihat wajah Saskia yang damai tertidur di atas brankar. Dia meletakkan kantung kresek nya dinakas, lalu menatap Saskia yang tertidur lelap.

Tangan nya terulur untuk mengusap surai coklat Saskia dengan lembut. Sebelah tangan nya dia gunakan untuk memegang dada kiri nya sendiri yang berdegup kencang. Pasti selalu seperti ini jika dia sedang bersama Saskia.

"Cantik," gumam Dewa tanpa sadar

Saat sedang asik mengamati wajah damai Saskia. Tiba-tiba pintu UKS terbuka dengan kasar.

Brak!

Dewa menjauhkan tangan nya dari kepala Saskia, lalu berbalik badan dan menatap tajam sang pelaku yang malah cengengesan.

"Jangan berisik!" ketus Dewa

Fajar nyengir, "Gue kira lo gak masuk, ternyata malah enak-enakan ngadem disini." cibir Fajar yang membuka tirai disebelah Saskia untuk berbaring di brankar sebelah sana. Dia belum menyadari adanya Saskia yang masih terlelap.

"Buset! Bidadari dari mana ini?" pekik Fajar keras hingga Saskia sedikit menggeliat dalam tidurnya.

Dewa berdecak, "Diem atau gue tendang lo dari sini?" ancam Dewa.

Fajar kicep, dia merebahkan tubuhnya di brankar yang bersebelahan dengan Saskia.

Brak!

Pintu ruangan UKS kembali dibuka dengan kasar. Membuat Dewa memejamkan mata, menetralkan rasa geram nya yang tiba-tiba muncul.

"Fajar biadap!" umpat Raja dengan nafas yang ngos-ngosan.

Fajar yang belum terlelap pun hanya menyengir lebar, tak merasa bersalah sedikitpun. Dewa menatap kedua nya bergantian. "Kelas kosong?" tanya Dewa

Raja mengangguk, "Ngapain?" tanya nya menatap Dewa yang terduduk di sofa

"Ha?"

"Lo ngapain disini?" jelas Raja. Dewa manggut-manggut. "Oh, tuh orang sakit. Kasian gak ada yang nemenin."

Raja menatap Saskia dan Dewa bergantian, lalu ber-oh ria. Dia berjalan menuju brankar yang masih kosong diujung sana.

Dewa, Fajar dan Raja memang kerap kali menghabiskan waktu bolos nya di UKS. Sekedar untuk tidur atau numpang ngadem. AC nya yang sepoi-sepoi membuat mereka kadang betah berlama-lama disini, ditambah adanya tiga brankar yang lumayan empuk juga sering mereka tempati untuk tidur.

Dewa menghendikan bahu nya, dia merebahkan tubuhnya di sofa karena semua brankar sudah ada penghuni nya. Cowok itu memejamkan mata nya yang mulai berat, efek begadang semalam membuat Dewa ingin segera menyambut alam mimpinya.

🍒

"Minum obat dulu."

Saskia menggeleng, "Ogah, gue udah sembuh." tolak Saskia

Dewa mengembuskan napas nya kesal. "Muka lo masih pucet, nurut ngapa sama gue!"

Saskia berdecak, Dewa sangat cerewet! Dia menerima obat yang disodorkan Dewa namun tak kunjung meminum nya.

"Gue cuma masuk angin, kenapa lo ngasihnya obat magh?" tanya Saskia lelah, lelah dengan kebodohan Dewa.

Dewa mengamati obat itu, lalu meringis. "E-eh iya salah." Dia lalu mengganti obatnya dan memberikan nya pada Saskia

Saskia meminum obatnya dalam diam. Lalu kembali memakan bubur ayam nya hingga tandas. Dia menatap Dewa yang dengan santai memakan jajanan nya di sofa.

"Apa?" tanya Dewa yang merasa diperhatikan.

"Anterin gue ke kelas dong." pinta Saskia melas, mengesampingkan segala gengsi nya.

"Emang udah sembuh?" tanya Dewa membuat Saskia mengangguk cepat

Dewa menghembuskan napasnya, lalu berdiri dan mendekati Saskia. "Yaudah, ayo!"

🍒

Dewa mengetuk pintu kelas Saskia dengan gadis itu yang masih berdiri lemas disebelah nya. "Tuh kan, lo itu masih lemes. Ngeyel banget sih kalau dibilangin."

Saskia menatap kesal Dewa, "Gak nyadar! Lo kan ngeyel juga," cibir Saskia

"Ya tap---"

"Ekhem!"

Keduanya kompak menoleh, menatap  Pak Bambang yang berdiri menjulang didepan pintu. "Ada apa ini?" tanya Pak Bambang

"Ini Pak, mau nganterin paket." ucap Dewa mendorong sedikit tubuh Saskia yang masih dalam papahan nya.

Saskia mendelik kearah Dewa yang menampilkan raut wajah sok cool nya. "Tumben akur," cibir Pak Bambang

"Akur salah, ribut terus salah. Bapak maunya kita gimana?" tanya Dewa dengan raut wajah sok depresi.

"Pacaran aja," sahut Pak Bambang santai.

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang