SADEWA - 47

34K 2.8K 25
                                    

47 | Penjelasan Dewa

Dewa menggenggam erat jemari Saskia, kakinya terus melangkah membawa Saskia masuk ke dalam rumah nya. Saskia menurut saja, enggan kembali berdebat dengan Dewa sebelum pemuda itu menjelaskan semuanya.

"Ma, Dewa pulang!" seru Dewa sembari membuka alas kakinya. Hal yang sama dilakukan juga oleh Saskia.

Suara grasak-grusuk dari arah tangga mulai terdengar. Diiringi dengan pekikan girang dari Dean yang berlari kecil menghampiri Dewa.

"Aunty coklat!" Dean melompat-lompat girang, kedua tangan nya terangkat keatas pertanda ingin digendong.

Bibir Saskia berkedut menahan senyum, dia lalu menggendong Dean sembari mengecupi sisi wajah bocah itu. "Halo, Dean!"

"Lho, kok aunty doang yang di peluk? Uncle nya enggak, nih?" Dewa berjalan mendekat, menggigit gemas pipi Dean yang bersandar di bahu Saskia.

"Auntyyy.." Dean merengek kala Dewa terus saja menggigiti pipi nya.

"Dewa.." peringat Saskia dengan menatap tajam pemuda itu. Dewa terkekeh, lalu menjauh setelah berhasil mengecup sekilas pipi Saskia.

"Sehat, Ma?" Dewa menyalimi punggung tangan Mayang yang baru saja muncul dari arah dapur.

Mayang memutar bola matanya malas. "Alhamdulilah Mama stres mikirin kelakuan kamu, Wa."

Tawa Dewa mengudara, dia berbalik menatap Saskia yang berjalan mendekat dengan Dean yang masih dalam gendongan nya.

"Calon mantu, nih, Ma." bisik Dewa pelan.

Mayang tersenyum lebar, merengkuh Saskia agar masuk kedalam pelukannya. "Kia, lama banget gak main kesini. Padahal kita punya janji lho mau buat kue bareng," tutur Mayang.

Setelah pelukannya terlepas dan Saskia menyalimi punggung tangan Mayang. Dia meringis tak enak, "Maaf, Tante. Kegiatan disekolah lagi padat-padatnya, jadi Kia gak sempat mampir main kesini,"

Dewa mengambil alih Dean dari gendongan Saskia agar gadis itu bisa leluasa berbincang dengan Mayang.

"Olimpiade kemarin ya?" Mayang berseru antusias. Dia menuntun Saskia untuk duduk disofa, "Dewa udah cerita semuanya, selamat ya sayang.."

Senyum Saskia tak dapat ditahan saat Mayang kembali memeluknya. Ah, beginikah hangatnya rasa pelukan seorang ibu? "Terimakasih, Tante,"

"Eh, enggak Tante lagi dong manggilnya," Mayang menggelengkan kepalanya, "Mama aja ya? Kamu, kan, calon mantu Mama!"

Semburat merah muncul tanpa bisa Saskia tahan. Mayang tertawa geli melihatnya, "Makan malam disini, ya? Mama udah masak banyak lho," ajak Mayang.

Mau tak mau Saskia mengangguk, "Iya, tan--eh Mama," sahutnya kaku.

Dewa tersenyum melihat interaksi keduanya. Tetapi tak lama, senyumnya langsung luntur karena Dean bersuara.

"Om, belum mandi ya? Pantes baukk!" celetuk Dean, mengendus-endus leher Dewa yang ada didepan matanya.

Mayang yang mendengar celetukan cucunya itu lantas tertawa. "Sini, Dean sama Oma. Biar Om nya mandi dulu,"

Dean beringsut turun dari gendongan Dewa. Bocah itu menarik-narik jemari Saskia. "Aunty, main di kamalr nya Dean, yuk! Dean punya banyak mainan lho.."

Saskia menatap Mayang, yang dibalas anggukan oleh wanita paruh baya itu. "Kamu temenin Dean aja, kasihan dia gak ada temannya." tutur Mayang.

"Emang Kak Dea kemana, Ma?" tanya Dewa

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang