SADEWA - 41

40K 3.1K 21
                                    

41 | Cafe

"Baru ingat jalan pulang, heh?!"

Dewa meringis pelan, lalu berjalan mendekati sang Mama sambil cengengesan. "Biasa, Ma. Anak muda.."

Pemuda itu memeluk Mayang, melepas rindu pada Mama nya yang beberapa hari ini tak ia temui.

"Sepi banget, pada kemana, Ma?" komentar Dewa heran, biasanya rumah besar ini selalu ramai diisi oleh kehebohan Dhani dan Dean.

Mayang melepas pelukannya, tangan wanita paruh baya itu terangkat, mengusap surai putra nya dengan sayang. "Papa belum pulang, Dea sama Nathan lagi lihat kondisi rumah baru nya."

"Lho, jadi pindah?" Dewa bertanya lagi dan diangguki oleh Mayang.

"Terus, Dean mana?"

"UNCLE!!" Belum sempat Mayang menjawab, suara pekikan dari arah pintu utama.

Bocah kecil itu berlari menghampiri Dewa, Dewa terkekeh geli lalu menangkap Dean dan mengangkat nya tinggi-tinggi, menuai pekikan girang dari bocah lelaki itu.

"Asem ih, Dean belum mandi ya?!" Dia menurunkan Dean dari gendongan nya.

Dean mengangguk, "Dean balru pulang main." beritahu nya. "Uncle kenapa nggak pelrnah pulang? Nggak mau lagi ya, main sama Dean?"

Yang diajak bicara malah menatap Dean geli, masih bocah tapi pikiran nya udah nething kemana-mana. "Kata siapa uncle gak mau main lagi sama Dean? Uncle mau kok, buktinya uncle pulang sekarang,"

"Uncle pulang buat main sama Dean?!" Mata bocah kecil itu berbinar menatap paman nya. Dewa mengangguk.

"Ayo!! Dean mau main kuda-kudaan sampe pagi," Dengan semangat, jemari kecil Dean menggenggam tangan besar Dewa.

Dewa meringis kecil sambil menggaruk kepalanya, gak gitu juga konsep nya, cil!

Mayang tersenyum menanggapi interaksi keduanya. Wanita paruh baya itu berjongkok, menyamakan tingginya dengan Dean.

"Dean, mandi dulu sama Oma, yuk! Nanti baru boleh main kuda-kudaan sama Om,"

Mata Dewa mendelik lebar, "Astaga, belum setua itu Dewa dipanggil 'Om', Ma."

"Lho, apa bedanya sama uncle? Artinya sama-sama 'Om' juga kan?" Dahi Mayang mengernyit dalam, menatap putra semata wayangnya itu meminta penjelasan.

"Ya pokoknya kerenan uncle, panggilan Om itu terlalu tua buat Dewa yang masih kiyowo ini," ujar Dewa disertai ke-narsisan nya.

Mayang menggeleng pelan, atensi nya beralih pada Dean yang sedari tadi menyimak. "Dean mandi sama Om aja ya? Oma mau siapin makan malam," Wanita paruh baya itu beranjak sebelum Dewa membuka suara

"Ma!! Ma!! Kok jadi Dewa?!" protes Dewa tak terima. Masalahnya tuh ya, Dean tuh kalau mandi suka grepe-grepe apapun yang bisa dia grepe. Kan Dewa jadi ngeri.

"Derita lo," sahut Mayang yang juga ikut teriak dari dapur.

Untung emak.

"Om, ayo! Dean mau mandi pakai bebek," ajak Dean semangat, senyumnya terus melebar seiring langkahnya menuju lantai atas.

Dewa was-was, senyum Dean terlihat seperti om-om pedofil gak sih?!

🍒

Di pagi hari yang teramat cerah seperti mood Dewa, motor merah kesayangan pemuda itu telah terparkir cantik di pelataran rumah Saskia. Dia menyugar rambut nya kebelakang, bersiap untuk melangkah masuk untuk menjemput tuan putri nya.

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang