43 | Duta Kenangan
Saskia turun dari motor Dewa sembari melepas helm nya. Pandangan gadis itu mengarah pada sebuah bangunan dan seorang pemuda dihadapan nya itu bergantian.
"Disini nggak ada bianglala nya, Wa!" Saskia berucap dengan kesal sambil mencebikan bibirnya.
Dewa mengulum senyum geli, setelah melepas jaket yang menutupi tubuhnya, dia turun dari motor dan berdiri menghadap si pacar.
"Emang nggak ada. Kan kita kesini buat makan, bukan buat naik bianglala," jelas Dewa, yang terkesan menyebalkan dimata Saskia
Makin cemberutlah Saskia.
"Ayo, yang lain udah pada nunggu," ajak Dewa, menarik pelan pergelangan tangan Saskia yang belum mau bergerak dari tempat berdirinya
"Wa.."
"Iya-iya! Nanti habis pulang dari sini kita ke pasar malam," ujar Dewa, mengalah.
Barulah Saskia menunjukkan senyum lebarnya. Mereka berjalan beriringan memasuki kawasan restoran yang dijadikan tempat berkumpul mereka hari ini.
Bunyi lonceng diatas pintu masuk membuat atensi ketiga orang di meja paling pojok langsung teralihkan. Fajar dan Alea melambaikan tangan saat Dewa dan Saskia tampak menelisik sekeliling.
"Aaaa, Kiaaa.. Double congrats buat lo!" seloroh Alea sambil memeluk Saskia yang baru saja tiba dihadapan nya
"Kok double?"
"Pertama, selamat karena lo menang lomba. Dan yang kedua--" Alea melepas pelukannya, menatap Saskia dengan memicing. "Lo jadian kan sama Dewa? Kenapa nggak bilang-bilang gue?!"
"Lah, emang lo siapa nya?" tanya Fajar ikutan nimbrung.
Alea mendelik, melempar tatapan tajamnya kearah Fajar yang malah dibalas dengan juluran lidah. "Diem, congor lo bau jigong!"
Dewa mengambil duduk disebelah Raja yang tengah bermain game, sebelah tangan nya menarik Saskia agar ikutan duduk disebelahnya.
"Kia, lo belum jawab pertanyaan gue ya!" todong Alea pada Saskia yang sudah duduk manis disebelah Dewa.
Saskia menatap jengah, "Tadinya mau gue kasih tau hari ini, tapi lo udah tau duluan, ya udah," Dia menghendikan bahu nya santai.
"Ini siapa yang mau bayarin?" tanya Saskia setelah membuka buku menu yang diatas meja. Dia menatap semua orang disekelilingnya penuh tanya.
Kompak semuanya menunjuk seorang pemuda yang duduk tenang disebelah nya.
"Dia bilang mau traktir," tunjuk Fajar pada Dewa.
"Iya, Wa?" Saskia menoleh menatap Dewa. Pemuda itu menggeleng, "Enggak,"
"Lah?" Alea syok, tentu saja karena harga makanan disini selangit, membuat mereka harus berpikir dua kali untuk nongki-nongki di restoran semewah ini.
Dewa terkekeh, "Pesan aja, gue yang bayar." ujar Dewa pada akhirnya.
"Serius, Wa?" tanya Alea tak yakin.
Pemuda itu mengangguk santai, "Hm. Lo pada gak mau? Yaudah, gak jad---"
"Mauulah!! Mauu!!"
Alea dan Fajar langsung berebut buku menu dan memanggil pelayan disana. Berbeda sekali dengan Raja yang masih asik dengan game diponselnya. Dewa menggeleng pelan, entah dapat dari mana dia dulu sehingga bisa berteman dengan spesies macam Fajar yang jarang mau mengalah, apalagi dengan Alea.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...