SADEWA - 11

58.4K 4.4K 23
                                    

11 | Darah Tinggi

Jam pelajaran olahraga yang kosong dimanfaatkan sebegitu baiknya oleh penghuni kelas 12 IPA 3. Karena saat ini guru pembimbing mereka berhalangan hadir. Sebagian dari mereka lebih memilih leyeh-leyeh dipinggiran lapangan, ada juga yang pergi meninggalkan lapangan dan menongkrong manis dikantin.

Karena dari jam pertama Dewa sudah tidur di kelas, jam kosong kali ini dia memanfaatkan waktu nya untuk bermain sepak bola di lapangan bersama teman sekelas nya yang lain.

Peluh kian membanjiri tubuh hingga wajah Dewa. Rambutnya yang lepek karena keringat membuat kesan seksi di mata para kaum hawa.

Dewa menyingkap sedikit kaus nya guna mengelap keringat yang menetes di dahi nya. Hal itu kian membuat para penonton semakin bersorak. Perut kotak-kotak nya yang terekspos membuat kaum hawa menjerit tertahan

"Wa, sini!" Raja berseru dihadapan gawang lawan. Dewa dengan sigap menendang bola itu sesuai dengan arahan Raja

Dan ya, Raja akhirnya bisa membobol gawang lawan. Sorak sorai penonton kian menggema. "GOOLLL!!"

Permainan dilanjutkan saat skor menduduki 3-2. 3 untuk tim Dewa, dan 2 untuk tim lawan. Masih dengan semangat yang berkobar, Dewa dan tim bekerja sama untuk memenangkan pertandingan kali ini.

Dewa menggiring bola nya menuju gawang lawan, bersiap menendang agar tepat sasaran. Raja dan Fajar sibuk merecoki tim lawan agar tak mengganggu konsentrasi Dewa.

"Wa, buruan!" seru Fajar saat tak ada pergerakan dari Dewa.

Dewa mengangguk, dia mundur beberapa langkah, siap untuk menendang. Dan..

Pyarrr!

"Astagfirullah!"

Dewa meringis pelan saat tendangan nya lewat sasaran. Terlebih, bola itu melambung tinggi hingga menembus kaca jendela kelas 12 IPA 1. Pemuda itu meringis lagi, sepertinya dia dalam bahaya.

"DEWA PRAMUDYA!!"

Pemuda itu meraup wajahnya kasar saat Bu Asih meneriaki namanya berulang kali dari depan pintu kelas 12 IPA 1. Dewa menatap kedua teman nya yang malah pergi meninggalkan lapangan.

"Woi, mau kemana lo?!"

"Kantin," balas Raja tanpa mau repot-repot untuk menoleh.

"Sabar, orang sabar duitnya banyak!" Fajar terkekeh sembari menepuk bahu Dewa pelan

"Ck, itu yang namanya temen?" dumel Dewa.

"DEWAAA!!"

Dewa mengusap telinga nya yang terasa panas, "Astaga, iya Bu iya!" sungut pemuda itu lalu menghampiri Bu Asih

Dari dalam kelas, Saskia memijat pelipisnya yang terasa nyeri. Dewa lagi Dewa lagi. Hari ini dia memang tidak telat, tetapi dia membuat masalah lain yang lebih parah.

Alea berinisiatif mengintip dari balik jendela, dapat dia lihat disana Dewa sedang diceramahi habis-habisan oleh Bu Asih. Tetapi, pemuda itu bersikap santai saja. Seolah hal seperti ini adalah makanan sehari-hari nya.

"Si Dewa emang gak ada abisnya bikin orang darah tinggi," seru Alea dan kembali duduk ditempatnya semula

"Lo tau darah tinggi?" tanya Saskia tanpa menjawab ucapan Alea sebelumnya

Alea mengangguk lugu, "Tau."

"Itu si Dewa yang nemenin dari bawah." Saskia tertawa pelan. Tanpa menunggu balasan dari Alea yang masih loading, dia lalu berdiri dari duduk nya,

"Gue keluar dulu, dipanggil Bu Asih." pamit Saskia saat Bu Asih menyerukan namanya dari depan pintu kelas.

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang