SADEWA - 54

32.8K 2.5K 52
                                    

54 | She's Obsession

"Gue akan tanggung jawab," ujar seorang lelaki pada wanita didepannya.

Wanita itu tersenyum miring, "Gue akan manfaatkan ini untuk memiliki Dewa seutuhnya."

Lelaki itu tampak mengerutkan keningnya, "Sadar, Sha! Lo ke Dewa itu cuma obsesi semata!"

Salsha, dia menatap lawan bicaranya tajam. "Gue cinta sama Dewa! Dan lo gak ada hak buat larang,"

"Lo yakin Dewa bakal percaya gitu aja kalau itu anaknya?" tunjuknya pada perut Salsha yang masih terlihat rata.

Tentu saja Salsha mengangguk dengan tegas. "Gue punya bukti yang cukup kuat."

"Beneran mau main-main sama Dewa?" tanya lelaki itu lagi. "Kekuasaan Papa nya ada dimana-mana, dan gue yakin mereka gak sebodoh itu buat lo tipu."

"Dia anak gue dan gue tetap tanggung jawab sekalipun lo menolak,"

🍒

"Maaf,"

"Gue cuma gak mau orang yang gue sayangi terluka." ujar Saskia menatap kosong kearah depan. "Cukup Ervan dan gue gak mau lo juga kena imbasnya.."

Dewa menatap Saskia dengan raut wajah tak mengerti. "Ini.. Maksudnya gimana sih?"

Saskia hanya memberikan senyum kecil, "Salsha suka sama lo, kan?" tanya Saskia menatap kekasihnya itu lamat

Bahu Dewa naik serempak, "Katanya, sih, gitu.."

"Dia akan melakukan segala cara buat dapetin lo. Termasuk menyingkirkan orang yang dianggapnya hama." tutur Saskia.

"Gue cuma minta, lo jaga diri baik-baik. Petaka bisa aja datang tanpa lo sadari keberadaan nya.."

"Dan.. untuk yang satu bulan kemarin. Lo akan tau jawabannya nanti.."

Dewa menatap langit-langit kamarnya tanpa kedip. Dikepala nya hanya terputar pembicaraan nya dengan Saskia beberapa jam tadi.

Sejujurnya, Dewa masih tak mengerti dengan apa yang Saskia bicarakan. Tapi, dia sedikit paham, pada intinya semua ini berhubungan dengan Salsha.

Dewa bingung, sebenarnya ada apa antara Saskia, Salsha dan Ervan-Ervan itu? Ia ingin bertanya pada Alea, namun sepertinya yang berhak menjelaskan tentang ini hanyalah yang bersangkutan, yaitu Saskia.

Apa mungkin dulunya, Saskia dan Salsha sempat rebutan cowok yang bernama Ervan itu? Sehingga Salsha dendam saat Saskia keluar sebagai pemenangnya? Lalu, jika memang iya, dimana keberadaan Ervan sekarang?

Gue cuma gak mau orang yang gue sayangi terluka.

Cukup Ervan dan gue gak mau lo juga kena imbasnya

Dan lagi, kepala Dewa semakin pening dibuatnya. Ucapan Saskia yang berbelit ditambah otak udangnya yang sedang konslet membuat kepala Dewa serasa ingin meledak saja.

"Arghh! Ada apa sebenarnya.." jerit Dewa frustasi.

Cklek!

Dea melongokan kepalanya kedalam kamar Dewa. "Wa.." panggil Dea pelan, menatap wajah adiknya yang terlihat kusut itu.

"Hm.."

"Dipanggil Papa,"

Dewa bangkit dari baringan nya. "Mau apa, Kak?"

Kepala Dea tampak menggeleng, "Gak tau, mending lo langsung kebawah aja. Udah ditungguin.." tutur Dea yang langsung diangguki Dewa

Dengan ogah-ogahan dia berdiri dan berjalan keluar kamar. Dia menghampiri Dhani yang berada diruang tamu.

"Ada apa, Pa?" tanya Dewa langsung.

"Duduk dulu, Wa.." Dewa mendudukkan dirinya disofa single tak jauh dari posisi duduk sang Papa

"Mumpung kamu ada disini, dan ada Pak Anton juga.." Mata Dewa melirik sekilas orang yang baru saja disebutkan oleh Papa nya itu. Bahkan, ia sendiri baru menyadari kalau ada Papa nya Salsha disini.

"Papa mau tanya soal perjodohan itu. Sudah kamu pikirkan, kan?" tanya Dhani yang diangguki Dewa. Tanpa harus berpikir dua kalipun, Dewa sudah punya jawabannya.

"Jadi, gimana Wa?" Kini gantian Anton yang bersuara. "Kamu.. Mau, kan, sama anak Om, Salsha?"

Dengan santainya, Dewa menggeleng. "Jawaban saya tetap sama seperti tempo lalu, Om. Tidak." tegas Dewa. "Saya sudah punya pilihan sendiri tanpa harus dijodoh-jodohkan,"

Dhani menghela napas, dia juga tak mau memaksa Dewa. Anaknya itu sudah besar, sudah punya pilihan nya sendiri. Terlebih saat ini, Dewa tengah menjalin hubungan dengan Saskia.

"Kenapa? Apa Salsha kurang cantik untuk kamu?" tanya Anton, berusaha tetap tenang.

"Saya tidak mencintai seseorang karena rupa, tapi hati." balas Dewa. "Rupa seseorang bisa berubah kapan saja, tapi tidak dengan hatinya."

Anton dibuat bungkam oleh ucapan Dewa barusan. Sedangkan Dhani hanya bisa menyimak, karena sejak awal dirinya juga tak berniat menjodohkan Dewa dengan Salsha. Ini semua terjadi karena Anton yang memaksa.

"Lalu, secantik apa hati gadismu sampai-sampai kamu dengan tegas menolak putri saya?" tanya Anton dengan nada meremehkan

"Cantik, bahkan sangat cantik. Dibanding gadis saya? Salsha hanyalah seonggok upil yang terbuang." sarkas Dewa dengan tatapan tajamnya

"DEWAA!!"

Salsha tiba-tiba muncul dari pintu utama, dia menatap Dewa berang, mendekat dan hendak melayangkan tamparannya pada pemuda itu. Namun Dewa dengan sigap menahannya.

"Mau main-main sama gue?" Dewa tersenyum miring menatap Salsha yang masih menatap nya marah.

"Gue masih diam waktu lo minta perjodohan ini ada. Dan gue juga masih sabar ngadepin sikap lo yang seenaknya disaat lo sendiri tau kalau gue udah punya Saskia." ujar Dewa penuh penekanan

"Dan yang bikin gue muak adalah, kenapa lo dengan lancangnya berani jauhin Saskia dari gue? MAKSUD LO APA?!" bentak Dewa tepat pada wajah Salsha yang sudah bersimbah air mata.

Anton berdiri dan menarik Salsha agar menjauh dari Dewa. Begitupun Dhani yang langsung mengusap punggung Dewa agar putranya itu sedikit tenang.

"Kamu keterlaluan, Dewa." Anton memandang anak dari temannya itu bengis.

Ternyata, suara Dewa membuat Mayang, Dea dan Nathan yang tengah berkumpul diruang keluarga terlonjak kaget. Ketiganya lalu bergegas keruang tamu untuk melihat yang sebenarnya terjadi.

"Jadi, dia ngadu sama lo?" tanya Salsha sinis. "Lo harus tau kalau cewek yang lo bangga-banggain itu gak lebih dari seorang pembunuh," tekan Salsha.

"DIA YANG REBUT SEMUA PERHATIAN ERVAN DARI GUE!"

"DIA JUGA YANG UDAH BUAT ERVAN MENINGGAL DAN NINGGALIN GUE, DEWA!"

Dewa menatap Salsha terkejut, apa benar Ervan-Ervan itu telah tiada? Dan apa tadi katanya? Saskia pembunuh nya?

"Dewa.." Mayang mendekat dan mengusap punggung Dewa lembut. Pemuda itu tersenyum menenangkan

Perhatian Dewa kembali mengarah pada Salsha. "Lo pikir gue percaya gitu aja?"

Salsha yang masih terisak setelah meluapkan emosinya itu menatap Dewa yang berdiri beberapa meter darinya.

"Terserah, yang terpenting perjodohan ini akan tetap terlaksana." tutur Salsha

"Atas dasar apa lo--"

"Karena gue hamil anak lo, Wa."

🍒

Ampun deh si Salsha🙈

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang