SADEWA - 19

47K 4.1K 25
                                    

19 | Sang Dewa Kelaparan

Saskia menoel-noel bahu Dewa dengan telunjuk nya, tapi sepertinya hal itu tak kunjung mengusik tidur Dewa. Cowok itu malah semakin nyaman dan lelap dalam tidurnya. Terlihat sekali dari dengkuran halus yang keluar dari mulutnya

"Wa .."

"Dewa .."

Saskia menghembuskan nafasnya, dengan kesal dia memukul bahu Dewa tapi tak membuat cowok itu bangun juga.

"Lima menit, Ma." gumam Dewa pelan

Gadis itu mengernyit, di kira gue emaknya kali ah! Tak menyerah, Saskia mengguncang tubuh Dewa dengan keras sambil memanggil-manggil nama cowok itu.

"Dewaa!"

"Bangun ihh!"

Dewa membuka matanya perlahan, dia menatap kesal kearah Saskia yang berada di depan nya.

"Apa sih? Ganggu aja!"

"Lo tidur apa mati sih? Susah banget dibangunin nya!" Dewa tak mengindahkan, dia berbalik memunggungi Saskia dan kembali memejamkan mata nya.

Saskia berkacak pinggang, kembali menarik kepala Dewa agar berhadapan dengan nya. "Bangun! Ditunggu temen-temen lo dikantin."

Dewa berdecak, dia masih mengantuk terlihat sekali dari matanya yang sayu. "Bodo!" balas nya acuh.

"Ck, tadi katanya belum sarapan? Ini udah siang, ke kantin dulu sana!"

Mata Dewa terbuka lebar, bukan tatapan sayu lagi yang terlihat tetapi tatapan jahil yang mengarah ke Saskia. "Lo khawatir sama gue?" tanya Dewa menggoda

Memang, sedari pagi Dewa belum sempat makan karena waktunya dia habiskan untuk menyelesaikan hukuman dan tidur di perpustakaan. Saat ini pun cacing diperutnya sudah meronta.

Saskia menggeleng, "Jangan ngada-ngada! Cuci muka sana, jelek banget tu muka lo," Gadis itu menarik kedua tangan Dewa agar bangkit dari tempatnya

"Masa sih?"

Dewa malah merogoh kaca yang selalu dia bawa dalam saku nya. Menatap wajahnya sendiri dengan teliti. "Ck, masih ganteng kok."

Gadis itu tampak berdecak sebal, dasar narsis! Saskia menatap sekeliling perpustakaan yang tampak tenang, hanya ada beberapa siswa-siswi kutu buku yang menghabiskan waktu istirahat nya disini.

Tak sengaja, Saskia melihat Revan yang berdiri menjulang didepan pintu masuk perpustakaan. Cowok itu melambaikan sebelah tangan nya karena yang sebelahnya lagi dia pakai untuk membawa beberapa buku tebal

Gadis itu mengangguk, tatapan nya beralih pada Dewa yang masih berkaca. "Gue duluan ya, lo langsung ke kantin aja, Fajar sama Raja nungguin lo disana."

🍒

Dewa menghampiri meja teman-teman nya yang berada di pojokan. Dia datang membawa semangkuk bakso dan sepiring siomay lalu duduk di tengah-tengah antara Fajar dan Raja.

Wajah nya sudah terlihat lebih fresh dari sebelumnya karena tadi dia mampir sebentar ke toilet untuk membasuh wajahnya.

"Tidur dimana lo?" tanya Fajar menatap Dewa yang memakan makanan nya dengan beringas, sepertinya cowok itu benar-benar kelaparan.

"Pwerpwus," jawab Dewa dengan mulutnya yang penuh bakso.

Alea menoleh ke kanan dan kiri, mencari-cari keberadaan sohib nya yang tak kelihatan batang hidungnya. "Lah, Kia nya mana?" tanya Alea menatap Dewa yang kini sudah berganti melahap sepiring siomay nya

Dewa diam tak menjawab, mulutnya masih penuh dengan siomay yang dia lahap barusan. Fajar dan Alea menatap Dewa ngeri, Raja malah menatap nya santai, udah biasa dia ngeliat Dewa kelaperan gitu.

"Pergi sama Revan." ucap Dewa setelah berhasil menelan siomay nya

Tadi saat Saskia keluar perpustakaan, sekilas Dewa melihat punggung seorang pemuda yang berjalan beriringan bersama Saskia, dan Dewa menebak orang itu adalah Revan.

"Kasian ditinggal." Alea menopang dagunya seraya menatap Dewa jahil.

"Niat ilang biar dicari," celetuk Fajar

"Tau nya malah terganti."

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang