DIRGAHAYU INDONESIA-KU🇮🇩❤️
26 | Ngamok
"Kan! Kan! Lo itu pelor, udah dibilang jangan deket-deket kasur dulu!"
Sesuai kesepakatan bersama, hari ini Dewa akan menjadi guru les dadakan untuk persiapan olimpiade Saskia. Sialnya, Dewa terlalu menikmati tidurnya hingga lupa kalau Saskia telah menunggu nya sejak satu jam yang lalu.
Dewa menggaruk pelipis nya, dia menjepit ponsel diantara telinga dan bahu nya. Mengunci pintu apartemen dengan tergesa sambil mendengarkan amukan Saskia yang belum berhenti diseberang sana.
"Udah ngomong nya?"
"YA BELOM LAH!"
Dewa meringis pelan, menekan tombol lift menuju basement. "Yaudah matiin dulu, ini gue udah jalan."
"Ngomong udah jalan padahal masih rebahan, awas aja lo!" sahut Saskia bersungut-sungut
Cowok itu tertawa pelan, "Iya, enggak! Udah ya, see u cantik!" Setelah pintu lift terbuka, Dewa dengan segera keluar dan menghampiri motornya yang terparkir di basement.
🍒
Dewa merutuk dalam hati. Lihatlah, sepertinya keberuntungan tak berpihak padanya. Udah kena amuk Saskia, sekarang kena macet juga!
Cowok itu mencari jalan aman nya saja. Pertama agar terhindar dari amukan Saskia, kedua terhindar dari macetnya kota Bandar Lampung sore ini. Motor merah Dewa memasuki gang setapak kecil, dia mengikuti jalan yang berkelok-kelok itu sambil berdecak kesal.
"Ngapa jadi belok-belok mulu sih!"
Jalan tikus yang Dewa lalui kini sudah menemukan ujungnya. Didepan sana, Dewa dapat melihat jalan raya besar yang menghubungkan dengan jalan komplek perumahan Saskia.
Sekali lagi, Dewa menjalankan motornya santai saat ujung jalan itu telah ditemukan. Dahinya mengernyit saat mendengar seruan seseorang yang berteriak meminta tolong.
"Tolong! Tolong!"
"Hah?" Dewa mengerjap, menatap sekitar dengan bingung. Tempat ini sepi sekali, rumah-rumah penduduk yang berjejeran disana pun tampak seperti tak berpenghuni.
"Tolong! Tolong saya!"
"Aaaa!!"
Dewa turun dari motor setelah melepas helm nya, dia berjalan pelan menuju sumber suara. Suara itu berasal dari gang sempit yang sempat Dewa lalui tadi.
"Ampun! Hiks, kalian bajingan!"
Suara itu semakin terdengar jelas, langkah Dewa pun semakin mendekat. Cowok itu mengintip sedikit, sedetik kemudian Dewa reflek berujar dengan keras hingga mengalihkan perhatian ketiga orang yang dia intip tadi.
"Ck, gak gentle banget! Beraninya sama cewek! Lawan gue sini!"
🍒
Saskia menggigit pulpen nya dengan kesal. Sudah dua jam dia menunggu Dewa namun cowok itu tak juga menunjukkan batang hidungnya. Dia menutup buku belajar nya dengan kasar, lalu menelungkupkan wajahnya dalam lipatan tangan.
"Ck! Bener-bener ya tuh anak! Gue udah selesai ngerjain essay satu buku, dan dia belum dateng juga?!" dumel Saskia menatap sengit kontak Dewa yang malas untuk dia hubungi lagi.
Gadis itu beranjak dari ruang tamu, mengambil segelas air putih lalu menegak nya hingga tandas. "Haus banget, ya?" celetuk seseorang mengagetkan Saskia
Hampir saja tersedak!
Saskia mengangguk saja, Dewa yang ngaret telah membuat mood nya rusak sejak tadi. "Anak Ayah kenapa, hm?" Adit -- pria yang biasa Saskia panggil Ayah itu menghampiri Saskia, masih dengan setelan jas kantornya.
"Gak papa, hehe." cengir Saskia. "Ayah baru pulang?"
Adit mengangguk, "Katanya teman kamu datang, kok Ayah gak lihat?" Pria paruh baya itu melongok kearah ruang tamu yang kosong.
"Jalan nya jauh, Yah. Muter ke Arab dulu."
Adit terkekeh, "Bete, ya?" tanya nya
Saskia mengangguk saja, toh memang dia lagi bete sama Dewa kan? Senyumnya melebar saat Adit menyerahkan tiga plastik berisi telur gulung.
"Tau aja kalau Kia laper, makasih, ayah!" ucap Saskia, mudah sekali dirayu!
Bel rumah berbunyi mengalihkan atensi ayah dan anak itu. "Sama-sama sayang. Kamu bukain gih, pintu nya. Ayah mau mandi dulu." Adit melenggang begitu Saskia mengangguk setuju.
Saskia berjalan meninggalkan dapur, sambil memakan telur gulung nya tadi. "Pasti Dewa nih!" tebak Saskia yang sudah menyiapkan seribu sumpah serapah untuk menyemprot Dewa.
Pintu utama terbuka, menampilkan seorang pemuda yang berdiri tegap disana. "Lama bang--- Muka lo!"
Dewa dengan segera menyela. "Di dalem aja ya, nanti gue jelasin."
🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...