SADEWA - 36

40.1K 3.1K 46
                                    

36 | Anak Baru

Warga Mutiara sontak dibuat heboh dengan kedua sejoli yang baru saja datang itu. Saskia dan Dewa. Yang biasanya terlihat seperti tom and jerry kini terlihat seperti sepasang kekasih yang saling menyayangi.

Tentu hal itu menjadi tanda tanya besar bagi seisi Mutiara.

Saskia melepas helm bogo yang kata Dewa itu dibelikan khusus untuknya. Menyerahkan nya pada Dewa, lalu berujar. "Thanks,"

Dewa mengangguk, dia benar-benar menepati ucapan nya semalam untuk menjemput Saskia. Bahkan, cowok itu sudah nangkring manis dipekarangan rumah Saskia saat jarum jam masih menunjukkan pukul enam. Sangat langka, dan patut untuk diapresiasi.

Suara deru motor saling bersahutan mengalihkan atensi kedua nya. Terlihat Fajar dan Raja yang memasuki kawasan parkiran dengan masing-masing motor besarnya.

"Widih! Tumben bener jam segini udah disekolah." heboh Fajar yang tentunya ditujukan untuk Dewa.

"Ketempelan setan dimana lo?"

Dewa menyugar rambut nya, lalu menatap Fajar malas. "Berisik!"

Seorang gadis menghampiri Saskia dengan kaki yang dihentak-hentakkan. Rambutnya acak-acakan seperti singa, juga bibirnya yang maju beberapa senti.

"Napa lo?" Saskia menatap Alea heran.

"Bhaks! Rambut lo abis kena badai ya, Le?" celetuk Fajar sambil terkekeh geli menatap tatanan rambut Alea

Alea meliriknya sinis, "Ini semua gara-gara lo!" tunjuknya pada Raja yang hanya menatap nya santai seolah tak terjadi apapun.

"Kok gue?"

"Salah lo karena bawa motornya ngebut-ngebut!"

"Siapa suruh nebeng gue," balas Raja santai

"Kan mobil gue masih dibengkel, jadi gue nebeng sama lo buat ngurangin beban hidup gue!" Alea berucap dalam satu tarikan nafas.

Raja mendengus, bodo amat lah. Fajar menyerahkan sebotol air mineral. "Minum dulu, nyai.."

Alea menerimanya dengan tidak santai, lalu menegaknya hingga sisa setengah. "Pokoknya ini salah lo, Raja!"

"Buk---"

"Iyain aja iyain! Cewek emang gak pernah salah," celetuk Dewa memotong ucapan Raja. Fajar mengangguk menyetujui, "Nah bener!"

Saskia menggeleng pelan menyaksikan perdebatan antara kedua sepupu itu, dia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya. "Gue duluan, ya." pamit Saskia.

"Buru-buru banget," komentar Dewa dengan alis tertaut

"Yaelah, Wa! Namanya juga ketos, sibuk dia, gak kek lo! Gak rela banget kayaknya mau ditinggal Saskia." cibir Fajar mengundang delikan sinis dari Dewa.

"Wajar sih, lagi anget-angetnya soalnya." Alea ikutan nimbrung sambil membenarkan tatanan rambut nya.

"Gak jelas lo semua!" ujar Dewa, kesal. "Ayo, gue anterin ke kelas."

Fajar bersiul menggoda, Alea mengedipkan sebelah matanya kearah Saskia. Kedua sejoli itu tak henti-hentinya merecoki Saskia dan Dewa.

Raja? Cowok itu hanya jadi penonton diatas motor tanpa bayaran. Lihatlah, bahkan dia sudah menghabiskan satu bungkus kacang untuk menonton drama teman-teman nya sendiri.

Dewa berdecak, tangan nya menggapai jemari Saskia untuk digenggamnya. "Ayo, gak usah dengerin mereka."

Saskia mengangguk, baru dua langkah mereka berjalan. Sebuah suara menginterupsi kelima nya.

"Dewa!"

🍒

"Lo sama sekali gak ingat gue, ya?"

"Gue Salsha kalau lo lupa," ujar nya lagi, memperkenalkan diri.

Iya, dia Salsha. Anak baru di Mutiara juga anak dari teman kolega bisnis Papa nya Dewa.

"Hm." Dewa merasa dongkol, lantaran Salsha yang memanggilnya tadi. Dia jadi gagal mengantarkan Saskia sampai depan pintu kelas. Berakhir, dia harus menemani Salsha berkeliling sekolah atas perintah ketos cantik itu. Huh!

"Gimana kalau kita sarapan dulu?" kata Salsha, dia tak kehabisan akal untuk menarik perhatian Dewa

Dewa memutar bola matanya jengah, sekarang ini dia sudah seperti tour guide dadakan yang ditugaskan untuk mengajak 'anak baru' itu mengenal lingkungan Mutiara.

Alis Dewa terangkat sebelah, "Lo udah tau semua letak kelas-kelas disini?"

Dia menggeleng, "Belum, gue laper.." balas nya, terdengar lebih seperti rengekan

Pemuda itu menghela napas malas, kalau bukan karena perintah Saskia, mungkin dari tadi Dewa sudah tenang dalam mimpinya di kelas.

"Yaudah, ayo!"

Salsha tersenyum senang, lalu berjalan beriringan dengan Dewa. Koridor tampak sepi, karena KBM pagi ini telah dimulai. Rasa-rasanya Dewa ingin ini cepat selesai.

"Lo mau pesen apa, Wa? Biar gue traktir deh."

Dewa menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. "Gak usah, gue kenyang.*

Salsha tampak mengangguk, setelah mengucapkan pesanan nya pada Teh Ina, dia kembali memfokuskan pandangan ke Dewa.

"Kenapa?" Dewa mendongak saat merasa diperhatikan.

"Lo ganteng," celetuk Salsha

Dewa  mengantongi ponselnya, lalu mengulum senyum, manik hitamnya menatap lurus gadis yang berdiri tak jauh dari tempat duduknya.

Senyum Salsha semakin melebar kala menyadari Dewa yang tampak malu-malu. "Apalagi kalau---"

"Saski!"

Saskia yang tengah mengambil minuman isotonik dilemari pendingin itu menoleh ke sumber suara. Begitupun dengan Salsha yang langsung membalikkan tubuhnya. Sial, ternyata dari tadi Dewa senyum-senyum ke Saskia?!

"Sini!" Dewa mengayunkan tangan nya agar Saskia mendekat.

"Apa?" tanya gadis itu saat sudah berada disebelah Dewa

"Lo bolos?"

Tangan Saskia memukul bahu pemuda itu pelan, "Emangnya lo!" sungut Saskia, sebal. "Gue lagi ada urusan OSIS." lanjut nya

Dewa tertawa sambil manggut-manggut paham. Lalu berdiri dari duduknya. "Gue ikut lo deh!"

"Gak, mending lo masuk kelas aja. Hari ini Bu As masuk."

Pemuda itu menggeleng, Saskia melirik Salsha sekilas, wajahnya tampak kesal karena terkacangi.

"Ekhm!" dehem nya keras, berusaha mengalihkan atensi kedua sejoli yang asik berdebat itu

Saskia yang duluan tersadar, buru-buru menyikut lengan Dewa. "Lo kan harus ajak teman baru lo keliling sekolah, Wa." ujar Saskia, menekankan kata 'teman baru'

Dewa beralih menatap Salsha yang tengah menikmati nasi goreng nya, pura-pura tak mendengar pembicaraan keduanya. "Udah selesai kan, Sha?"

"E-eh?" Salsha mendongak, lalu mengangguk pelan. "Udah, tapi--"

"Tuh! Kata dia udah selesai, jadi gue bisa ikut sama lo!" sela Dewa sebelum Salsha melanjutkan ucapannya.

"Yuk, buruan! Nanti keburu ada Bu As." Dewa mengaitkan tangan nya pada jemari Saskia.

"Sha, kita duluan ya!" ujar Dewa sambil terus menarik Saskia untuk berjalan.

Salsha menatap punggung keduanya yang semakin menjauh. Matanya menyiratkan bahwa ia sedang marah sekarang. Gara-gara kedatangan Saskia, Dewa jadi pergi meninggalkan dirinya sendirian disini.

"Awas lo, Kia!"

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang