39 | Lalat Jumbo
Decakan kecil terlontar dari bibir gadis yang ditujukan untuk seorang pemuda yang tampak santai menonton kartun spongebob tanpa mau repot-repot membuka suara.
Saskia menghembuskan napas lelah, sudah dari lima belas menit yang lalu Dewa hadir disini, namun pemuda itu tak kunjung memulai pembicaraan. Seolah-olah hanya menganggap Saskia sebagai patung pajangan saja disana.
"Jadi, ada perlu apa lo datang malam-malam begini?"
Dewa, pemuda yang tengah diajak bicara itu hanya melirik sekilas, lalu pandangan nya kembali lurus menatap televisi didepan nya. Sesekali mulutnya itu mengeluarkan suara krauk krauk karena keripik yang sedang dikunyahnya.
"Apa sih?" tanya Dewa sewot saat bahu nya dipukul bantal sofa oleh Saskia.
"Lo yang kenapa?!"
Dewa kembali memutar duduknya menghadap depan, malas meladeni. Mulutnya masih asik mengunyah keripik buatan art Saskia yang rasanya sangat enak menurut Dewa.
"Nggak peka," gumam Dewa pelan.
Saskia menggaruk telinga nya, merasa seperti mendengar sesuatu yang keluar dari mulut Dewa namun dia tak begitu mendengar jelas.
"Ha? Lo ngomong apa?" tanya Saskia dengan kepala yang ditelengkan.
Dewa menggeleng acuh, "Om Adit, mana?" tanya nya mengalihkan pembicaraan.
"Keluar,"
Pemuda berhoodie army itu manggut-manggut paham dan kembali melanjutkan acara nontonnya. Saskia yang kembali dikacangi pun berdecak sebal.
"Wa, lo sehat?"
Dewa mendelik sinis, "Lo mau gue sakit?!" Dia bertanya balik dengan ngegas.
Saskia menggaruk pipi nya, "Ya nggak gitu," kilah nya. "Lagian lo ngapain malam-malam nyasar kesini? Lupa jalan pulang?"
"Nggak boleh gue kesini? Oke, gue pulang!"
Dewa berdiri dari duduknya, bersiap untuk melangkah keluar namun tangan nya kembali ditarik duduk oleh Saskia.
"Gue kan cuma tanya!" Saskia mencebik kesal, "Baperan banget!"
Mata Saskia tampak menelisik penampilan Dewa malam ini, penampilan nya masih sama dengan yang yang disekolah tadi.
"Kenapa gak pulang terus ganti baju dulu?"
"Gara-gara lo!"
"Ha?" Lagi-lagi Saskia membeo, "Kok gue?"
"Karena lo pulang sama Revan, gue jadi nggak tenang!" ujar Dewa diakhiri dengusan sinis pada akhir kalimat nya.
Saskia menatap Dewa geli, dia akhirnya paham dengan perubahan Dewa beberapa menit lalu. "Gitu?" Gadis itu manggut-manggut. "Gak tenang atau... cemburu?"
"Lo udah tau jawabannya, Ki." balas Dewa ketus
Gadis itu tertawa sambil menyandarkan punggungnya disofa. Masih menyorot Dewa dengan tatapan teduhnya. "Revan itu baik, kenapa lo sebegitu enggak suka nya sama dia?"
"Karena dia suka deket-deket sama lo! Gue nggak suka!" tandas Dewa, raut wajahnya benar-benar menunjukkan ketidaksukaan.
Saskia menghembuskan napas, entah kenapa dia merasa semakin kesini Dewa semakin posesif saja. Terhitung dari kejadian tempo lalu, dimana Dewa yang juga mengutarakan rasa cemburu nya pada Saskia. Penyebabnya masih sama, Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...