SADEWA - 45

37.8K 2.8K 16
                                    

45 | Esmosi

"Aku langsung pulang, ya.."

Saskia melepas helm nya, menatap Dewa dengan dengusan geli. "Geli, Wa." kekeh nya. Gaya bicara memang Dewa terdengar aneh ketika dia mengubah panggilan nya menjadi aku-kamu.

Dewa memajukan bibir, "Kan latihan." ujar Dewa. "Biar lebih sweet aja gitu."

Saskia menggeleng pelan, kemudian mengangguk saja. "Mau langsung pulang?" tanya Saskia yang langsung diangguki Dewa.

"Gak mau mampir dulu?" tawar Saskia. Biasanya Dewa sering singgah jika Adit sedang ada dirumah. Entah untuk bermain catur atau menonton pertandingan bola bersama.

"Bilang aja lo masih kangen sama gue kan?" goda Dewa, narsis. "Basa-basi lo basi banget," Pemuda itu mencibir.

"Dih," Saskia meliriknya sinis, "Yaudah sana pulang aja!"

Dewa tergelak, "Gue pulang, awas lo kangen!" Pemuda itu bersiap untuk menghidupkan kembali mesin motornya.

"Bodo," Saskia berujar ketus lalu masuk kedalam gerbang meninggalkan Dewa yang masih ditempatnya.

"Lah, ngambek," Sudut bibir Dewa terangkat, senyum geli tak dapat ditahannya. "Pacar gue gemes banget,"

Setelah kata terakhir diucap, motor merah Dewa langsung melaju meninggalkan kawasan rumah Saskia.

"Ayah, tumben udah pulang?" Saskia mendekati Adit yang duduk di kursi meja makan. Dia menyalimi punggung tangan Ayah nya lalu duduk bersebelahan.

"Kerjaan Ayah selesai lebih cepat." kata Adit sembari tersenyum."Maaf ya, belakangan ini Ayah sering lembur dan jarang ada waktu buat kamu." sambung nya sendu, tatapannya terlihat sayu, mungkin pria itu kelelahan.

Perjalanan bisnis bolak-balik Indonesia-Luar Negeri membuat waktu Adit untuk anaknya berkurang. Mereka hanya bertukar kabar lewat pesan atau panggilan video. Itupun tak bisa berlama-lama karena pekerjaan dikantor memang sedang padat-padatnya.

Saskia tersenyum menenangkan, "Gak apa-apa, yang penting Ayah selalu jaga kesehatan. Kia gak mau lihat Ayah sakit,"

Adit berdiri dari duduknya, mendekat dan memeluk putri kecil kesayangannya. "Terimakasih pengertian nya, Nak." ujar Adit. "Dan, selamat untuk olimpiade kamu yang menang kemarin. Ayah bangga,"

Senyum Saskia kian melebar, tangan nya terangkat untuk membalas pelukan Adit tak kalah erat. "Gak ada hadiahnya nih?" gurau Saskia

Adit melepas pelukannya, dia menunduk menatap sang anak yang posisi nya lebih rendah darinya. "Kamu minta apa? Ayah pasti turutin, deh."

Gadis itu tampak menggeleng, senyuman tak kunjung luntur dari wajahnya. "Enggak. Hadirnya Ayah disini, itu udah lebih dari cukup buat Kia."

Adit tersenyum haru, sifat Saskia yang satu ini mengingatkan Adit dengan istrinya. Betapa beruntungnya ia dianugerahi seorang putri yang sangat pengertian.

"Bener gak mau hadiah?" Saskia mengangguk sebagai jawaban. "Tapi Ayah punya sesuatu buat kamu, Ayah jamin kamu pasti suka."

🍒

Saskia keluar dari supermarket dengan dua kantung plastik belanjaan ditangan nya. Dia tersenyum lebar meneliti isi dari plastik itu. Berbagai macam cemilan dan makanan ringan berperisa pedas. Ah, sepertinya malam ini dia akan begadang untuk menghabiskan satu drama Korea nya dengan ditemani cemilan-cemilan ini.

Gadis itu berjalan mendekati sebuah vespa keluaran christian dior yang terparkir didepan supermarket. Vespa itu adalah hadiah yang Adit berikan tadi. Bukan untuk kemenangan Saskia dalam olimpiade, tapi karena usaha dan kerja keras Saskia untuk sampai di titik ini.

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang