40 | Salah Paham
Dewa menguap lebar, matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina nya. Setelah nyawa nya terkumpul sempurna, dia melepas earphone nya lalu menyimpan nya ke laci meja.
"Woi! Kantin?" Fajar datang bersamaan dengan Dandi.
"Yok lah, laper gue.." Bukan Dewa yang menyahut, melainkan Dandi.
Dewa mengangguk menyetujui, mereka berjalan beriringan keluar kelas. Namun, sampai didepan pintu, seorang gadis tampak menghadang jalan nya.
"Mau ke kantin? Bareng dong!"
Diam-diam Fajar mendengus, tanpa berniat menjawab dia langsung menyeret Dewa agar pergi dari sana. Tinggalah Dandi sendirian menghadapi lalat jumbo a.k.a Salsha.
"Udah gede, tolong mandiri ya cantik," Setelah mengucapkan itu, Dandi berlalu meninggalkan kelas.
Salsha menyeringai, tidak semudah itu dia menyerah. Pandangan nya mengarah pada seisi kelas yang memperhatikan nya.
"Apa lihat-lihat?!" gertak Salsha yang langsung disoraki seisi kelas.
Huuu! Anak baru aja belagu
Kecentilan banget deketin Dewa
Liat, udah makeup nya menor, rambutnya warna-warni lagi kayak kemoceng
Ngaku nya holang kaya, tapi baju sekolah aja sampe kekecilan gitu
Masih cantikan juga Saskia
Cibiran-cibiran dari teman sekelasnya membuat Salsha mau tak mau beranjak dari sana. Tujuan nya saat ini adalah kantin, untuk menemui Dewa.
Fajar mendudukan bokongnya dikursi panjang yang berada dipojok kantin, diikuti Dewa disebelah nya. "Wa, lo sadar nggak sih?" tanya Fajar
"Sadar, kan gue lagi nggak pingsan." sahut Dewa santai.
Fajar meninju lengan Dewa keras. "Bukan itu bodoh!" ujar nya. "Maksud gue, lo sadar nggak kalau si anak baru itu gencar banget deketin lo?!"
Pemuda itu meringis pelan merasakan tinjuan Fajar disebelah lengan nya. Dahi nya tampak mengerut dalam. "Iya, emang kenapa?"
"Dia suka sama lo, masa gitu aja gak tau?!"
Dewa mengangguk paham, "Oh,"
Ditempat nya, Fajar menganga lebar, gitu doang nih respon nya?! "Oh doang?"
"Lah terus gue harus apa?" tanya Dewa balik, dia tampak tersenyum pada Teh Ina yang baru saja mengantarkan pesanan nya.
"Jangan bilang lo juga suka sama dia, Wa?!" pekik Fajar heboh.
Dewa melemparnya dengan sendok, "Fitnah lo!" ketus Dewa. "Gue udah suka sama orang lain,"
Diam-diam Fajar tersenyum puas, tau betul siapa yang disukai Dewa saat ini. Pandangan Fajar mengarah pada pintu masuk kantin, Dandi berjalan dengan santai nya tanpa menyadari siapa yang ada dibelakang tubuhnya.
"Dan, lo goblok apa gimana?!" bisik Fajar kesal saat Dandi baru saja duduk disebelah nya.
"Apa sih?" tanya nya tak paham, baru duduk loh dia ini, udah dikatain aja sama Fajar.
"Itu!" Fajar menunjuk seorang perempuan yang berjalan menghampiri meja mereka. Tepatnya, kursi kosong disebelah Dewa.
"Gue gak tau, sumpah!" Dandi mengacungkan kedua jarinya.
"Tempat nya penuh, jadi gue duduk disini." Salsha berujar menjelaskan entah untuk siapa.
"Gak nanya," sahut Dewa yang sedari tadi diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
أدب المراهقين"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...