SADEWA - 64

36.9K 3K 16
                                    

64 | Utuh

Dewa berlari kecil disepanjang koridor rumah sakit. Beberapa menit lalu--saat ia kembali kerumah untuk berganti baju--ia mendapat kabar dari Adit yang mengatakan kalau Saskia telah siuman.

Tentu hal itu langsung membuat Dewa bergerak cepat kembali kerumah sakit. Tak lupa juga ia mengabari teman-teman nya terkait kabar baik ini. Dewa hanya mengganti bajunya tanpa sempat mandi ataupun mengistirahatkan tubuhnya sebentar, dia terlalu excited ingin bertemu dengan pujaan hatinya.

Tangan Dewa bergerak untuk memutar kenop pintu yang menjadi ruang rawat Saskia. Hatinya menghangat saat bisa kembali melihat senyum Saskia. Ah rasanya seperti sudah lama sekali tak melihat senyum menawan itu.

"Dewa ..." panggil Ervan menyentak lamunan Dewa.

Perhatian Saskia teralihkan, ia membuka lebar sebelah tangannya dan disambut pelukan hangat Dewa.

"Abang mau ke kantin dulu," Setelah mendapat anggukan dari adiknya, Ervan mundur dan pamit keluar ruangan. Dia mengerti kalau kedua remaja yang tengah dimabuk asmara itu butuh ruang untuk bicara empat mata.

"Hei, i'm okay.." kekeh Saskia saat Dewa terus menggumamkan kata maaf.

Oh my, bahkan ia tak bisa menahan rasa gemasnya saat melihat wajah Dewa yang tampak tertekuk. Bibirnya cemberut dan matanya yang berkaca-kaca.

"Sorry," lirih Dewa menyerupai sebuah bisikan. "Gue gagal lindungi lo, sayang.."

Saskia menggeleng dalam pelukan mereka. "Lo lihat? Gue udah nggak apa-apa sekarang. Jadi stop nyalahin diri lo sendiri." terang Saskia.

Dewa masih saja menyembunyikan wajahnya diceruk leher Saskia. Tak dapat dipungkiri bahwa hatinya juga merasa lega karena Saskia baik-baik saja dan tak ada luka yang fatal.

"Sshhh.."

"Ketekan ya? Maaf." Dewa mengangkat kepalanya saat ringisan kecil Saskia terdengar.

"Nope," sahut Saskia dengan senyum menenangkan. "Oh iya, yang tadi itu--,"

Pemuda itu menarik kursi disebelah brankar Saskia. "Bang Ervan, kan? Gue udah ketemu dikantor polisi tadi. Cuma belum ngobrol banyak aja."

"Di kantor polisi?" Dahi Saskia mengerut tak paham. "Ngapain?"

"Kepo," balas Dewa tengil. Saskia mendengus melihat itu.

"Wa, tau nggak? Gue seneng banget hari ini." ucap Saskia setelah beberapa saat terdiam.

Dewa tersenyum sambil mengusap punggung tangan Saskia dengan lembut tanpa berniat untuk membalas ucapannya.

"Hari ini, keluarga gue utuh lagi." Saskia berucap dengan pandangan lurus, mengingat peristiwa tadi saat ia bangun dari tidurnya.

"Gue pikir, gue akan pergi selamanya setelah kena tembak kemarin. Tapi gue salah, ternyata Tuhan baik banget ya? Dia kasih gue kejutan setelah gue sadar."

"Dia kembaliin semua kebahagiaan gue. Bunda, Abang, juga adik gue satu-satunya. Mereka ada disini sekarang, Wa." Saskia menghapus setetes air mata yang jatuh membasahi pipinya. Ia merasa bersyukur, sangat. Karena Tuhan telah mengembalikan kebahagiaan nya yang sempat hilang.

"Gue.." Kedua tangan Saskia menutup wajahnya yang memerah. Tak tahan untuk tak menangis. "Hiks hiks.."

Dewa bangun dan langsung mendekap tubuh rapuh Saskia. Ya, ia telah mengetahui semuanya. Dan Dewa harus menerima fakta bahwa orang yang selama ini sering dicemburui nya adalah adik kandung Saskia sendiri, Revano Aditya.

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang