SADEWA - 15

52.8K 4.4K 30
                                    

15 | Masih Proses

" .... Jadi gitu, Kak."

"Menurut lo, gimana?"

Dewa menoleh saat merasa tak ada sahutan dari Dea. Sedetik kemudian, cowok itu mendengus. Dia lalu menutup pintu balkon yang semula terbuka dan berjalan mendekat kearah Dea yang tertidur dengan memeluk anaknya, Dean.

Tadinya, niat Dewa datang ke kamar Dea ingin mencurahkan seluruh isi hatinya yang gundah gulana. Tetapi, setelah Dewa berhasil mengeluarkan semua unek-unek nya, Dea malah terlelap seolah cerita Dewa adalah dongeng penghantar tidur baginya.

"Tadi nya gue mau marah, tapi yasudah lah .." Dewa menghembuskan nafas nya panjang, setelahnya dia keluar lalu menutup pintu kamar Dea dengan perlahan.

Cowok itu menuruni anak tangga, mendapati kedua orang tuanya yang tengah bersantai di ruang keluarga.

"Permisi, beban keluarga mau duduk."

Dhani mendengus menatap anak lelakinya yang dengan santai duduk di tengah, antara dirinya dan Mayang.

"Nyadar juga kalau jadi beban keluarga." cibir Dhani sembari menyeruput secangkir kopi nya.

"Keseringan makan telur dadar, Dewa diharuskan untuk selalu dadar diri." sahut Dewa, fokus pada televisi tanpa mau repot-repot menatap Papa nya.

Mayang menggeleng pelan, tangan nya terangkat untuk mengusap kepala anak lelaki nya dengan sayang.

"Tumben malam minggu diem dirumah?" tanya Mayang.

"Mana pacar kamu yang kemarin itu?" sambung Dhani

"Dia bukan pacar Dewa, tapi masih proses sih, mohon bersabar .." cengir Dewa seraya menampilkan deretan gigi ratanya.

"Sendal jepit Papa aja punya pasangan, masa kamu enggak!" ledek Dhani membuat Mayang tertawa dan Dewa dengan wajah kesalnya

"Bye the way, emang dia mau sama kamu?" Pertanyaan Dhani membuat Dewa terdiam sebentar.

"Ya mau lah! Orang ganteng gini, mana ada yang bisa nolak." Dewa berucap dengan pede nya membuat Dhani mendengus malas.

"Lain waktu ajak Saskia main kesini lagi ya, Wa. Dia cantik, baik juga, Mama suka." ucap Mayang.

"Nanti Dewa ajak Saskia kesini, tapi kalau dia udah jadi pacar Dewa ya, Ma." sahut Dewa cengengesan.

"Kalau belum kenapa?" Dahi Mayang mengernyit tak paham. "Biar Dewa gak diledekin Papa lagi," bisik Dewa pelan agar Dhani tak bisa mendengar

Mayang tertawa geli menatapnya, "Saskia itu .. Ketos yang selalu kamu ceritain, kan?" tanya Mayang membuat Dewa otomatis menganggukan kepalanya.

"Kamu udah suka dia nih ceritanya?" goda wanita paruh baya itu, mengingat dulu Dewa seringkali menceritakan sosok ketua OSIS galak disekolah nya.

Cowok itu menggaruk kepalanya yang gatal. Dia sendiri pun belum paham dengan perasaan nya pada Saskia.

"Y-ya gitu! Udah ah, Dewa mau ke rumah Fajar." elak Dewa lalu beranjak dari duduknya.

Dhani menatap anak nya itu geli, "Cowok kok blushing!" cibir Dhani, menatap hidung hingga telinga Dewa yang tampak memerah

Mayang tertawa, ah Dewa terlihat sangat menggemaskan. "Jangan pulang subuh-subuh, Wa!" peringat Mayang

Dewa menyambar jaket beserta kunci motornya, lalu mengecup sekilas pipi Mayang. "Bye, Ma!" pamit Dewa.

"Heh! Istri Papa nih, main nyosor aja!" teriak Dhani sewot

Dewa terkekeh, "Papa mau Dewa cium juga?" Cowok itu mendekat, membuat Dhani was-was dari tempat duduknya.

"Ogah banget Papa dicium kamu! Udah sana pergi!" usir Dhani, mengibaskan tangannya agar Dewa cepat menghilang

Dewa menadahkan tangan nya, membuat Dhani berdecak kesal. Paham dengan apa yang dimaksud anaknya, dia lalu mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah muda.

"Nih, udah sana! Gak usah pulang juga gak papa." ucap Dhani yang mendapat cubitan sayang dari Mayang.

Mata Dewa berbinar, dia lalu memasukkan uang itu kedalam saku dan berlalu dari sana.

"Makasih sugar papa!" teriak Dewa dari pintu utama.

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang