SADEWA - 59

34K 2.8K 45
                                    

59 | Yang Sebenarnya ...

Dewa memarkirkan mobilnya dengan cantik dipekarangan rumah Saskia. Sebelum benar-benar turun, pemuda itu menyempatkan untuk berkaca sebentar. Menatap kembali wajahnya yang seperti orang sedang kasmaran. Cerah sekali.

Setelah beberapa menit berkaca, Dewa akhirnya membuka pintu mobilnya dan bertepatan dengan itu, Saskia keluar dan menghampiri sang pujaan.

"Sayang.." sapa Dewa sumringah dan menarik Saskia kedalam pelukannya.

Saskia tak menolak, ia membalas pelukan Dewa tak kalah erat. "Mau kemana, sih?" tanya Saskia heran.

Hari ini hari sabtu, dan tentunya sekolah libur. Dengan tiba-tiba Dewa mengajaknya keluar disaat jam masih menunjukkan pukul delapan. Awalnya Saskia menolak karena ini adalah waktunya bersantai ria diatas kasur kesayangan nya. Tetapi dengan seribu akal-akalan Dewa, akhirnya Saskia luluh juga.

"Rahasia," Pemuda itu melepas pelukannya sambil tersenyum misterius.

"Om Adit ada?" tanya Dewa mengalihkan.

Saskia menggeleng, "Udah berangkat dari pagi. Sibuk banget kayaknya," sahut Saskia.

Dewa mengangguk paham. "Udah sarapan?" tanya Dewa sambil menuntun Saskia memasuki mobil.

"Belum,"

Dewa mengitari mobilnya lalu membuka pintu kemudi. Dia memasang seat-belt sebelum akhirnya mobil itu berjalan meninggalkan kawasan rumah Saskia.

"Seat-belt nya dipakai, sayang.." Pemuda itu melirik Saskia yang asik memainkan ponsel tanpa memakai seat-belt nya.

Saskia mengangguk tanpa suara. Matanya terus saja menatap depan, menebak-nebak kemana Dewa akan membawanya sekarang.

"Kita mau kemana?" tanya Saskia pada akhirnya.

"Sarapan dulu, ya? Lo, kan, belum makan tadi." Dewa menoleh kanan-kiri saat mobilnya hendak menyeberang kearah restoran yang tak jauh dari posisinya sekarang.

"Gak mau makan disini," ujar Saskia saat mobil Dewa berhenti didepan restoran cepat saji.

Alis Dewa mengerut, dia menoleh kesamping menghadap tepat kearah Saskia. "Lalu? Mau dimana hm?"

"Jalan lagi, nanti gue tunjukkin tempatnya."

Dewa menghela napasnya lalu mengusak pucuk kepala Saskia. "As you wish,"

Dewa menyempatkan diri mengetik pesan untuk Raja. Menyampaikan bahwa ia dan Saskia akan sedikit terlambat datang ketempat yang telah mereka sepakati sebelum nya.

Dan, mobil Dewa kembali melaju membelah padatnya jalan raya pagi ini

🍒

"Kenyang?" tanya Dewa, sedikit terkekeh melihat Saskia yang sedang mengelus perutnya sendiri.

Dewa kembali menginjak pedal gas dan meninggalkan penjual bubur ayam kaki lima. Sedikit tak menyangka, bahwa Saskia menolak diajak sarapan di restoran dan malah memilih tempat dipinggir jalan.

Namun Dewa pun tak dapat menahan rasa kagumnya. Saskia lahir dari keluarga berada, tetapi ia tak malu untuk jajan di pedagang kaki lima. Bahkan tadi Saskia dengan semangat mengatakan bahwa pedagang bubur ayam ini adalah langganan nya. Dewa tak dapat menahan senyumnya sejak tadi.

"Banget," Saskia tertawa pelan mengingat porsi makannya tadi yang mendadak kelewat banyak. "Ini.. Mau kemana lagi?"

"Ketemu temen-temen yang lain." sahut Dewa. "Mereka udah nunggu dari tadi,"

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang