16 | Damai
Motor merah kesayangan Dewa membelah jalanan yang tampak ramai malam ini. Tadinya, Dewa ingin kerumah Fajar, tetapi dia sudah sangat bosan bertemu dengan Fajar setiap hari nya. Jadilah dia hanya berkeliling komplek, hingga otak udang nya mencetuskan untuk singgah sebentar di alun-alun kota.
Lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah itu membuat laju motor Dewa berhenti perlahan. Menghembuskan nafasnya lelah, dia mendengus dengan sangat keras saat kepalanya menoleh ke kanan dan kiri hanya ada keuwuan yang dia dapat.
Beberapa anak muda sebaya nya yang berboncengan dengan masing-masing pasangan nya. Kalau dilihat-lihat, hanya jok belakang motor Dewa saja yang kosong tak berpenghuni.
Saat lampu itu berubah menjadi hijau, Dewa kembali melajukan motornya. Dia berbelok ke kanan, dimana tempat alun-alun kota itu berada.
Setelah memastikan motornya terparkir cantik disana. Dengan wajah lempeng dan tangan yang dia masukkan ke dalam saku, Dewa berjalan mengamati sekeliling yang tampak ramai itu sembari bersenandung kecil.
Cowok dengan manik hitam itu berbinar cerah saat tak sengaja menatap pedagang telur gulung diujung sana. Tanpa membuang waktu lagi, dia menghampiri pedagang telur gulung kesukaannya itu.
"Bang, 20 tusuk ya!" Tak tanggung-tanggung, Dewa memesan telur gulung itu sebanyak dua puluh tusuk, Dewa memang raja nya telung!
Abang pedagang itu mengacungkan jempolnya. Sembari menunggu, Dewa menatap sekeliling nya yang tampak ramai. Ramai dengan anak muda seusia nya yang kebanyakan membawa pasangan. Mata Dewa menyipit saat melihat wajah seseorang yang tak asing lagi baginya, walaupun dengan cahaya yang minim, Dewa sangat mengenali orang itu.
Setelah pesanan telur gulung nya sudah siap. Dewa segera membayar nya dan bergegas menghampiri orang itu.
"Hei!"
Orang itu menoleh, sedikit terkejut saat mendapati Dewa sudah duduk manis disebelah nya. "Ngapain lo disini?" tanya Saskia dengan tatapan penuh selidik.
"Duduk lah," sahut Dewa santai, memakan telur gulung yang masih beruap itu tanpa peduli dengan tatapan penuh selidik Saskia
Saskia mengambil nafas dalam-dalam, "Lo pasti ngikutin gue kan? Ngaku lo!" tuding Saskia
Kepedean sekali, Dewa lalu memberikan Saskia satu tusuk jajanan kesukaannya itu. "Lo harus makan telur gulung ini, biar gak galak lagi!" ucap Dewa
Saskia menatap Dewa dan setusuk telur gulung itu bergantian. Tak dapat dipungkiri bahwa Saskia juga sangat menyukai jajanan itu, sama seperti Dewa.
Gadis itu lalu menerima nya membuat Dewa tersenyum puas. "Lo ngapain sih, sendirian disini?" tanya Dewa, menghadap gadis itu sepenuhnya.
"Cari angin aja," balas Saskia, lalu tatapan nya beralih pada seplastik telur gulung yang digenggam Dewa. "Lagi dong!" pinta Saskia
Cowok itu mendengus, namun tak urung tetap memberikan jajanan nya pada Saskia. "Angin kok dicari, mending cari gue aja!" seru Dewa
"Males, liat lo bawaannya gue pengen nge-gas terus!"
Iya juga sih, Dewa menggaruk kepalanya kikuk. Dia memandang lurus kedepan, menatap air mancur itu tanpa berkedip.
"Kita damai aja yuk, Wa."
Sontak pemuda yang tengah menatap lurus air mancur itu pun menoleh. Menatap heran pada sosok gadis yang berada disebelah nya.
"Lo ... Gak lagi kesambet lampu taman, kan?" tanya Dewa pelan.
Cowok itu sedikit memiringkan kepalanya, menatap Saskia dengan berkedip beberapa kali. Membuat Saskia tak tahan untuk tak mendaratkan sentilan nya pada dahi Dewa.
"Ya enggak lah! Serius nih gue." kata Saskia.
Dewa meringis pelan, "Gimana mau damai! Lo aja memancing keributan mulu." gerutu Dewa mengusap-usap dahi nya yang disentil Saskia
Gadis itu menyengir lebar, lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Dewa. "Mulai hari ini kita damai!" final Saskia.
Sepertinya, Saskia memang harus melupakan rasa kesal nya terhadap Dewa akibat kejadian tanpa disengaja itu. Lagipula, itu bukan sepenuhnya salah Dewa.
"Oke, tapi, bukan berarti gue pensiun bolos dan buat ulah lainnya ya!"
Sejujurnya, Dewa juga tak benar-benar ikut memusuhi Saskia saat gadis itu selalu mengibarkan bendera perang untuknya. Selama ini dia hanya mengikuti alur main Saskia saja, ingin melihat sampai mana Saskia bermain-main dengan nya.
🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...