SADEWA - 7

71.8K 5.6K 37
                                    

7 | Teh Ina Cantik

"Lo beneran udah sehat?" tanya Alea yang entah sudah keberapa kalinya.

Saskia mendengus, kembali melanjutkan jalan nya tanpa menjawab pertanyaan Alea.

Tubuh Saskia sudah mulai membaik setelah meminum obat pemberian Dewa kemarin. Pagi ini dia sengaja menebeng dengan Alea karena mobil nya masih dalam masa perbaikan di bengkel.

"Kok malah gue yang ditinggal sih?" dumel Alea lalu berlari menyesuaikan langkah nya dengan Saskia

"Bye the way, gue masih heran deh, kok Dewa cepet banget berubah nya ya?"

Saskia menatap Alea sekilas, "Berubah gimana maksud lo?"

"Ya gitu, masa lo gak ngerasa sih?" tanya Alea balik.

Gadis itu menghendikan bahu nya tanda tak tahu, "Enggak tuh."

Alea mencebik, "Susah ngomong sama lo mah!"

Saskia terkekeh pelan, dia hanya pura-pura tak mengerti dengan apa yang diucapkan Alea. Saskia juga sama heran nya dengan sikap Dewa yang kadang berubah-ubah. Apalagi dengan perlakuan Dewa kemarin saat di UKS.

🍒

Suasana kantin siang ini sangatlah ramai dipadati oleh rakyat-rakyat SMA Mutiara yang sudah memenuhi kursi dan area meja disana.

Sama seperti yang lainnya, kini Saskia dan Alea pun turut berbondong-bondong memasuki area kantin. Keduanya berjalan menuju meja dipojokan kantin, karena hanya disana yang masih kosong.

"Gue aja yang pesen, lo mau apa, Le?" tanya Saskia menatap Alea yang sudah duduk di kursi nya

"Bakso deh, sama es teh ya!"

Saskia mengangguk lalu berjalan ke stand penjual bakso yang dikerumuni oleh beberapa murid Mutiara lainnya.

Suasana kantin yang semula biasa-biasa saja, kini mulai terdengar riuh dan berisik. Semua mata tertuju pada ketiga pemuda yang berjalan santai memasuki area kantin, Dewa beserta antek-antek nya haha.

Wajah tampan namun terlihat tengil itu memimpin didepan. Dengan kemeja yang sudah tak beraturan bentuknya, kancing yang sudah terlepas dari tempat nya memperlihatkan kaus hitam yang dia pakai didalam, membuat pesona seorang Dewa meningkat berkali lipat.

Disusul oleh Raja dan Fajar. Jika Raja dengan raut datar nya, berbeda dengan Fajar yang malah tebar pesona kesana-kemari. Seolah mereka yang ada di kantin menyambut kedatangan nya. Tetapi, Fajar harus kembali dihadapkan dengan kenyataan, bahwa pesona seorang Dewa yang berjalan didepan sana memang tidak ada duanya.

"Wa .. Wa .. Duduk disana aja!" Fajar menunjuk tempat dipojokan kantin, disana hanya ada seorang gadis yang terlihat sedang memainkan ponselnya.

Dewa mengangguk, lalu ketiganya berjalan menuju meja yang ditunjuk Fajar. Mengabaikan teriakan beberapa siswi lain yang mengajak mereka untuk duduk bersama.

Merasa kursi didepannya bergerak, Alea mendongakan kepalanya. Menatap heran ketiga pemuda yang dengan santai duduk dihadapan nya.

"Jar, pesen gih!"

Fajar membulatkan jarinya membentuk symbol 'ok' lalu dia ikut mengantri di stand penjual mie ayam

"Tumben lo semua disini?" tanya Alea

"Gak boleh?" tanya balik Raja

Alea mendengus pelan, lalu mengangguk membiarkan. Dia kembali memainkan ponselnya mengabaikan kedua pemuda itu yang sudah asik dengan dunia nya masing-masing.

Saskia datang dengan satu nampan berisi dua mangkuk bakso nya. Dia menatap heran Dewa yang tumben sekali bergabung di meja nya bersama Alea.

"Udah waras lo?" tanya Dewa yang menyadari kehadiran Saskia

"Lo kali tuh yang gak waras." balas Saskia sewot.

Dewa terkekeh kecil, kalau udah nge-gas begini, berarti Saskia benar-benar sudah sembuh. Teringat sesuatu, Dewa kembali bersuara. "Sore ini mobil lo selesai." lanjut Dewa

Saskia mengangguk saja. Nyatanya semangkuk bakso bisa mengalahkan ketampanan seorang Dewa yang sudah mencebik kesal ditempatnya karena merasa terkacangi.

Fajar datang diikuti Teh Ina yang juga mengantarkan minuman untuk Saskia. "Neng Kia, ini minuman nya." Saskia tersenyum, lalu mengangguk. "Makasih, Teh."

Dewa menatap Saskia tanpa berkedip, dia baru sadar kalau Saskia berkali-kali lipat lebih manis jika sedang tersenyum. Maklum, selama ini Dewa hanya sering menatap wajah garang Saskia. Yatuhan Dewa, kemana aja lo selama ini! hati kecil Dewa berteriak

"Woi, ngedip! Liat apaan lo?" seruan Fajar membuat Dewa segera mengalihkan pandangannya saat seisi meja itu menatap kearahnya.

"Uhm .. anu .. itu Teh Ina cantik!" tutur Dewa gelagapan. Shit!

Alea yang sedari tadi diam pun angkat bicara, "Kadang, mata sama mulut suka gak sejalan." tutur Alea.

Fajar menyuap mie ayam nya lalu mengangguk menyetujui, "Kali ini gue setuju sih sama si ale-ale."

"JELAS-JELAS DARI TADI LO LIATIN SASKIA!"

"BUKAN TEH INA!"

Fajar anj- astagfirullah!

🍒

SADEWA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang