61 | Persiapan
Menit berganti jam, jam berganti hari. Tak terasa sudah seminggu terlewati sejak Saskia jatuh sakit. Kini, Saskia sudah kembali sehat dan beraktivitas seperti biasanya. Karena ujian kelulusan sudah didepan mata, Saskia tak mau menyiakan kesempatan. Dia ingin membuat Ayah nya bangga atas pencapaiannya di detik-detik akhir masa sekolah.
Persoalan tentang Salsha dan Ardya. Mereka pun tak tahu menahu karena setelah kejadian itu, keduanya hilang bak ditelan bumi. Sedangkan Anton, pria paruh baya itu mendekam dalam jeruji besi atas tuduhan pembunuhan berencana, penculikan, dan penggelapan dana.
Selepas pulang sekolah, Saskia beserta Dewa dan kawan-kawan nya tengah berada dirumah orang tua Dewa. Bukan semata-mata untuk main, melainkan belajar bersama untuk mempersiapkan ujian yang akan dilaksanakan minggu depan.
Saskia menggigit tutup bolpoin nya bimbang, dia sudah menemukan sebuah jawaban dari soal yang ada dihadapannya. Namun, cara pengerjaan nya tak sama dengan yang telah Dewa ajarkan.
"Udah?"
Dewa menggeser sedikit duduknya agar lebih dekat dengan Saskia. Matanya terus meneliti jawaban yang Saskia coret di buku tulis. Tak lama, senyumnya langsung terukir saat jawaban yang Saskia dapatkan itu benar.
"Kenapa? Salah ya?" tanya Saskia
"Bener kok. Cara pengerjaannya emang lebih mudah yang ini dibanding sama yang gue ajarin tadi." tutur Dewa.
"Jadi, gak salah dong?"
"Iya, sayang.."
Saskia mengulum senyum, entah Dewa yang salah makan atau apa. Namun, semakin kesini Saskia merasa, Dewa semakin sweet saja.
Akhirnya, Saskia dapat bernapas lega. Karena itu adalah soal terakhir yang ia kerjakan hari ini.
"Pssttt! Liat jawaban nomer 3 dong!" Fajar menyenggol siku Alea pelan. Mumpung Raja--si guru les privat dadakan--sedang berada di toilet, Fajar memanfaatkan situasi untuk meminta jawaban pada Alea.
Alea berdecak malas, sebenarnya ia juga pusing melihat rentetan angka yang berbaris rapi didepannya itu. Bahkan sedari tadi, ia baru menyelesaikan satu dari lima belas soal yang diberikan Raja.
"Ah elah!" Fajar mendengus sebal. "Liat dikit napa!" Pemuda itu mencondongkan sedikit tubuhnya agar bisa mengintip jawaban Alea.
Dugh!
"ANJ--,"
Dengan wajah tanpa dosanya, Raja kembali duduk lesehan setelah menendang Fajar yang sedang mengintip jawaban.
Fajar mengelus dadanya, untung saja dia tidak menindih Alea. Hanya saja tubuhnya yang tak bisa dibilang kecil itu terjerembab tepat dibelakang tubuh Alea.
Melihatnya, Dewa hanya menggeleng pelan. Sudah biasa melihat interaksi Raja dan Fajar yang memang seperti tom and jerry.
"Udah lah! Gak sanggup lagi gue.." ucap Fajar sambil merebahkan kepalanya diatas meja, dramatis.
Saskia menyodorkan segelas jus jeruk yang sebelumnya telah dibuatkan oleh asisten rumah tangga rumah Dewa. "Minum dulu, Jar."
"Duh, calon bini perhatian bener.." goda Fajar menaikturunkan alisnya. Tak sadar bahwa tatapan tajam Dewa sejak tadi terus mengintainya.
Saskia tertawa, kemudian ia menepuk pelan bahu Alea yang tengah berkutat dengan ponsel. "Kenapa, Le?"
"Nyokap barusan bilang, adik gue masuk rumah sakit." Alea menggigit bibirnya risau.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA (END)
Teen Fiction"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Mutiara. Selain karena parasnya yang tampan, dia juga punya segudang kelebihan yang se...