5

2K 242 10
                                    


Rose baru saja memberi kabar pada papanya jika rumah mereka telah laku terjual dan dengan itu urusan mereka dengan bank telah selesai.Masalah terakhir mereka ia lah hutang mereka pada lintah darat yang sudah telat 3 bulan berjalan.Rose tidak bisa konsentrasi di tempat kerja dan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena urusan itu.

Lintah darat itu memang belum melakukan hal hal menggerikan apapun selain mengirim SMS pemberhentian nyaris setiap hari.

Hasil pembelian rumahnya memang masih mempunyai baki.Rose berniat  untuk menemui kreditornya dan ingin meminta keringanan,setidaknya ia tidak perlu dibebankan bunga tidak masuk akal setelah telah 3 bulan bukan?

Setelah memberanikan diri membalas SMS tersebut,Rose mendapatkan sebuah alamat yang dapat ia datangi untuk mendiskusikan hutang papanya itu.

Ia sudah membayangkan kantor bobrok menggerikan yang biasanya digambarkan di film film.

Betapa terkejutnya saat ia memasuki sebuah komplek perumahan mewah dan berhenti didepan sebuah rumah mewah dengan halaman 10x lipat lebih besar dari ruamah yang ia tempati.

Bagian garasi rumah itu sudah dijadikan kantor.Langkah Rose terarah kesana.Ia memegang tali tas selempangnya kuat kuat sambil berjalan melewati pria pria berbadan tegap yang berbaris disana.Mereka sama sekali tidak menyapa maupun tersenyum.

Mereka menatap Rose seperti singa yang siap menelan mangsanya.

Rose berpikir bahwa ia salah memutuskan untuk datang ketempat ini  saat ia masuk kedalam sebuah ruangan dan berhadapan dengan seorang pria yang sedang duduk di belakang meja panjang.

"Ada keperluan apa datang kemari?"

"Se-selamat sore,aku ingin membicarakan soal hutang papaku,ini dokumen pinjamannya"ujar Rose buru buru mengeluarkan dokumen perjanjian-perjanjian pinjaman papanya diatas meja.

Pria itu melirik sekilas kearah dokumen tersebut dan tersenyum sinis.

"Hanya sebegitu hutangnya dan sulit untuk segera dilunasi?"

"Maafkan aku.Aku juga ingin melunasi ini segera,h-hanya saja---"

"Kau ingin waktu tambahan atau keringanan bunga?"

"Keduanya!!"jawab Rose cepat.

"Urusan ini harus kau bicarakan langsung dengan bos kami.Masuk saja kedalam,dia ada di halaman belakang.Kau juga perlu mengantri karena ada beberapa orang yang juga mahu bertemu dengannya"ujar pria itu sambil menunjuk pintu yang menghubungkan kantor dengan bagian rumah.

Berurusan dengan pria yang berada dihadapannya saja sudah membuat lutut Rose lemas, membayangkan ia harus mengantri untuk berurusan dengan bos lintah darat itu membuatnya ingin pingsan saja.

"T-tidak bisakah kau membantuku saja disini?"

"Kau meminjam uang   bosku,kenapa harus aku yang berurusan denganmu?"sergah pria itu sambil melotot.

Rose buru buru bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah pintu yang ditunjuk oleh pria itu.

Sepanjang perjalanan,Rose hanya bisa meliahat puluhan pria menggerikan di koridor rumah itu.

Sesekali mereka mengantar atau mengusir tamu dari arah dalam.Tamu yang diusir keluar pasti berwajah pucat dan panik.Perut Rose benar benar mulas. Langngkahnya berhenti dibelakang orang yang nampaknya bernasib sama dengannya, sedang mengantri menuju perjagalan.

"H-hai,apa kau juga hendak membicarakan soal hutang?"

Orang yang berada didepan Rose menoleh dan mengangguk dengan wajah cemas.

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang