Perjalanan menuju ke rumah Jimin bisa dibilang terlalu lancar.Mungkin waktu yang sudah menunjukkan tengah malam, kemacetan yang biasa berlaku tidak ada sekarang.Kurang lebih dalam 30 menit mereka sudah tiba di hadapan rumah Jimin.
Untuk sejenak,Jimin menatap gerbang rumahnya dan berkata,
"Aku tinggal di tempat ini?"
"Ya,ini adalah rumah kediaman ayah anggatmu dan setelah ia meninggal ini menjadi tempat tinggalmu"
"Pantas saja Taehyung bingung kenapa aku betah sekali tinggal di apartemen mu"
"Ini bukan saat yang tepat untuk menghina tempat tinggalku,apa yang akan kau lakukan?Lebih baik kita memanggil polisi saja bagaimana?"
"Apa latar belakangku memperbolehkan ku meminta pertolongan polisi?"
"Lalu bagaimana??Kau sama sekali tidak ingat bagaimana kehidupan mu sebelumnya kan?Mana kau tahu--"
Jimin membungkam omelan juga kekhawatiran Rose dengan begitu mudahnya,dalam waktu singkat Jimin memanjat pintu gerbang rumahnya dan setelah itu membukakan pintu untuk Rose.
"Aku tidak ingat apapun,tapi tubuhku mengingatnya"
Rose menelan ludahnya dan memberanikan dirinya untuk menuruti perintah Jimin.Ia tidak pernah siap untuk hal seperti ini,namun ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti langkah Jimin.
"Kau tahu dimana aku menyimpan senjataku?"
Rose mengangguk.
"Di kamar tidurmu,di lemari pakaian sebelah kiri bawah"
"Kita harus mengambil itu dulu,kita akan masuk dengan berhati hati dan jangan sampai ada yang melihat kita"bisik Jimin pelan.
Suasana rumahnya sangat mencekam.Mencekam dalam arti yang tidak baik.Biasanya tidak peduli jam berapa itu,rumah Jimin selalu dipenuhi oleh anak buahnya yang berjaga 24 jam sehari.Mereka ada di setiap sudut rumah.Tapi malam ini bahkan tidak ada satupun anak buah Jimin yang menyambut kedatangan mereka di pintu gerbang.Tidak ada satu orang pun anak buah Jimin yang masih berjaga jaga.
Rose dan Jimin berjingkat jingkat menyusuri jalan setapak di samping rumah Jimin untuk berusaha masuk ke dalam.Dari jendela,mereka melihat keadaan ruang makan yang merupakan ruang terbesar yang ada di rumah itu.Lampu ruang makan itu menyala dengan terang dan penuh dengan orang.
Jimin mengambil waktu sejenak untuk mengintip dari luar dan melihat situasi dalam ruangan tersebut.
Seluruh anak buahnya ada di dalam,dengan kondisi terikat di lantai.Ia juga melihat Taehyung yang terduduk lesu di ujung sofa dengan wajah yang sudah babak belur bekas pukulan.
Sekitar 30 orang pria berbadan tegap nampak berjaga jaga.Semua orang itu memegang senjata tajam beraneka ragam mulai dari pisau lipat hingga klurit.Jimin menghitung juga jumlah senjata api yang dibawa oleh orang orang itu.Terdapat 4 pistol dan sebuah senapan laras panjang disana.Mungkin karena itu juga anak anak buah Jimin tidak dapat berkutik atas penyerangan ini.
"Dimana kamarku?"
"Lantai atas"bisik Rose.Jantungnya berdetak sedemikian kencangnya sehingga Rose takut mengalami serangan jantung saat ini.
Mereka lalu masuk melalui pintu belakang segera naik ke atas lewat tangga melingkar sambil membungkukkan badan mereka, walaupun itu susah untuk Rose karena sedang hamil.Keduanya tetap berjingkat jingkat hingga sampai di kamar Jimin.Jimin menutup pintunya perlahan dan menguncinya dari dalam.
Rose buru buru membuka lemari pakaian milik Jimin mengeluarkan senjata api milik suaminya,serta semua senjata yang ada disana.
"Setelah melihat semua ini,aku benar benar percaya jika aku memang raja dari kegelapan"gumam Jimin,masih sempat sempatnya bercanda di situasi genting saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...