"Rose!"Suara itu sontak membuat Rose yang sedang mengerjakan sesuatu terkejut.
"Ada apa Lisa?"
"Didepan sedang banyak nasabah,bisakah kau bantu kami?"
"10 menit aku akan kedepan,aku harus mengirim laporan dulu"
"Baiklah.Kau sepertinya sedang banyak pikiran,ada yang bisa aku bantu?"
Rose hanya menggelengkan kepalanya.Setelah itu Lisa keluar dari ruangannya.
Rose menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Ia tidak bisa mengalihkan pikirannya dari kejadian pagi tadi.
"Apakah mereka baik baik saja?"gumamnya.
Sungguh Rose tidak sanggup melihat semua itu lagi,dan jika ia menikah dengan Jimin,bukankah berarti hidupnya akan diisi dengan hal hal yang menggerikan setiap hari.
Membayangkannya saja sudah membuat Rose hendak pingsan.
*****
Rose terlihat terburu buru pulang dari tempat kerjanya.Ia sendiri terkejut mengapa ia terburu buru pulang ke rumah penuh bahaya itu.
"Bagaimana dengannya?Apa dia sudah mati?"tanya Rose sedetik setelah sampai.
"Tentu saja tidak!Kau pikir bos kami akan mati begitu mudah?"
"Aku hanya khawatir"sahut Rose lalu melangkah menuju kamar Jimin.
Di koridor ia sempat berpapasan dengan seorang berpakaian putih seperti dokter.Pria paruh baya itu menyempatkan diri untuk tersenyum kearahnya lalu setelah itu ia pergi.
Rose menarik napas lega saat melihat Jimin tidak separah yang ia bayangkan.Ia membayangkan pria itu terbaring dengan alat bantu pernapasan dan tidak sadarkan diri seperti yang ia lihat difilm film.Sebaliknya pria itu malah duduk santai di meja kerjanya.
"Kau tidak apa apa?"
"Biasa saja"jawab Jimin santai.
Rose menatap pria itu dengan tatapan kesalnya.Dengan spontan ia memukul pundak pria itu.
"Biasa saja katamu?"
Jimin meringis.Ia tidak menyangka wanita ini akan memukulnya tepat di bekas luka tembakan di pundaknya.
"Jika kau kesal,pukullah benda lain dan jangan di bekas luka tembakan ku"seru Jimin.
"Ini luka tembakan mu?Maaf aku tidak sengaja"seru Rose panik.
"Tingkahmu membuatku sakit kepala, duduklah disitu baik baik"ucap Jimin lalu mendorong Rose dengan paksa supaya duduk di ujung tempat tidurnya.
Rose menggigit bibir bawahnya dan menatap Jimin dengan kesal.
"Kau sendiri tidak apa apa?Kau pingsan dan membuatku harus menggendongmu ke kamar"ucap Jimin sinis.
"Sebenarnya apa yang terjadi pagi tadi?"
"Kau tidak perlu tau dan tidak perlu mengurusinya.Itu sudah normal di duniaku"
"Aku tidak mengerti mengapa kalian selalu menggunakan kekerasan.Apa duniamu begitu?"
"Ya, kekerasan sudah biasa bagiku dan duniaku"
"Aku semakin ragu untuk menikahi pria ini"gumamnya.Jimin menoleh kearahnya.
"Jika kau sudah tidak ada urusan disini maka keluarlah.Kau membuat ku pusing"
Mendengar itu,Rose lantas berdiri lalu keluar dari kamar pria itu menuju ke kamarnya.
"Dasar lintah darat"ucapnya sebelum benar benar keluar dari kamar Jimin.
"Aku jauh lebih buruk dari sekedar seorang lintah darat,Rose"
•
•
•
•
•
CONTINUE~
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...