Jimin duduk di kursi dengan tangan terikat kebelakang.Ia menatap Michael dengan tatapan tajamnya."Apa gunanya kau melakukan ini? Franzs tidak akan bangkit dari kematian hanya dengan melakukan hal ini padaku"
"Aku hanya menjalankan tugasku, membunuh orang yang membunuh Franzs,dan sampai aku menangkap lima keparat itu,maka kau juga akan tetap ada disini.Karena kau adalah orang tersangka yang membunuh Franzs"
Jimin mendengus sinis.Hingga pintu terbuka dan Rose didorong masuk ke dalam.
"Jimin?!"seru Rose panik melihat Jimin dengan kaki terbuka dan keadaan tangan terikat ke belakang.
"Rose?!Apa yang kau lakukan disini?!Apa yang kau inginkan Michael?!"seru Jimin murka.Ia tidak ingin menyeret nyeret Rose dalam bahaya barang sejengkal pun.
Michael tersenyum sinis.
"Aku tidak akan melukai istrimu seujung rambut pun,Jimin.Kau tidak perlu khawatir.Jika kelima orang itu tertangkap dan terbukti jika mereka yang membunuh Franzs,maka kau akan menjadi penerus Franzs dan berarti akan menjadi bosku.Untuk apa aku mencari masalah denganmu?Tapi jika yang terbukti membunuh Franzs adalah kau,maka aku harus melaksanakan tugas terakhir ku pada Franzs.Menyingkirkanmu dan wanita ini"
Rose terduduk lemas di samping Jimin.Perkataan pria yang bernama Michael itu barusan membuatnya seakan kehilangan seluruh tulang dalam tubuhnya.Apa yang ia takutkan terjadi.Jimin sudah membunuh Franzs.Jimin benar benar menyingkirkan tokoh mafia yang terkenal di Italia!
****
Berbeda dengan Jimin yang duduk dengan kedua tangan terikat ke belakang,Rose malah diperlakukan dengan sedikit baik.Ia dipersilakan duduk di sofa,bahkan dengan segelas jus jeruk di hadapannya.Meskipun begitu, suasana di ruangan itu begitu menegangkan sehingga bernapas pun perlu keberanian ekstra di sana.
Rose tidam hentinya menoleh ke kiri dan ke kanan, meskipun tidak ada perubahan berarti karena semua anak buah Jimin,atau lebih tepatnya musuh pria itu lebih tepatnya, berdiri tegak seperti patung.Tidak ada yang bergerak,tidak ada yang bicara.Semua sepertinya tegang menanti kebenaran yang entah kapan akan terungkap.
Tiba tiba pintu ruangan terbuka dengan keras dan dua orang pemuda masuk dengan amarah yang menggebu gebu.
"Apa benar ayahku mati dibunuh?!"seru putra bungsu Franzs,Arlo.
Michael berjalan menghampiri kedua putra Franzs yang baru saja mengetahui kabar kematian ayahnya.
"Kami sedang memastikan siapa dalang di balik pembunuhan ini"
"Kalian masih belum tahu siapa dalang di balik pembunuhan ini?!"seru Max, putra pertama Franzs.
"Kami sudah punya tersangka dan mereka akan tertangkap sebentar lagi"sambung Michael dengan penuh percaya diri.
Arlo melirik ke arah Jimin dan tersenyum sinis melihat pria itu duduk tidak berdaya.
"Melihat ini,aku rasa salah satu tersangka di balik pembunuhan ayahku sudah ada disini"
Jimin membalasnya dengan dengusan sinis.
"Kalian tampak begitu terpukul dengan berita kematian Franzs,padahal sebelum ini kalian juga pernah berusaha membunuh ayah kalian sendiri, sungguh hipokrit"
"Kami memang tidak peduli dengan hal itu,kami datang kemari untuk mengklaim hak kami sebagai anak kandung Franzs!"
Michael menghela napas panjang.Rasanya menjijikkan sekali setiap kali ia mengingat jika bosnya memiliki dua putra yang tidak berguna dan berbakti seperti ini.
"Semua akan diurus oleh pengacara tuan Franzs, segera setelah kami mengungkap siapa dalang sebenarnya dari pembunuhan ini"
"Bukankah sudah jelas?Pasti orang gila ini yang melakukannya untuk mendapatkan seluruh harta ayahku!!"seru Arlo sambil menunjuk wajah Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...