Hari masih terang, tetapi kedua pasangan suami istri ini sama sekali tidak memperdulikan nya.Keduanya saling menikmati ciuman panas itu, seolah ia tiada hari esok untuk melakukannya.Napas Rose mulai terengah engah setelah 2 menit lebih mereka berciuman dengan penuh gairah.Cuaca dingin tiba tiba tidak terasa lagi,berganti peluh keringat di keningnya.
Tanpa sadar,Rose mengulurkan tangannya membantu Jimin membuka pakaian.Wanita itu berada di pangkuan sang suami dan tertegun melihat pria itu berada begitu dekat dengannya dan sudah bertelanjang dada.Ini bukan hubungan intim pertama mereka.Namun biasanya mereka melakukan ini didalam kamar dengan keadaan lampu yang dimatikan dan hanya sedikit cahaya bulan yang menjadi sumber penerangan mereka.
Namun kali ini berbeda.Sinar matahari dengan jelasnya memperlihatkan garis garis di otot dada dan perut Jimin yang tidak kalah dengan model model majalah olahraga.Rose mendadak ragu untuk ikut memperlihatkan dirinya.Bagaimanapun ini menjadi pertama kali mereka melakukannya setelah Rose melahirkan si kembar,tentu saja ada sedikit perasaan malu pada Rose.
"Ada apa,Rose?"bisik Jimin.Bingung karena Rose duduk terpaku seperti orang bodoh.
"H-hah?T-tidak apa apa"ujar Rose terbata bata.
"Berhenti berbasa basi denganku,aku tidak pintar menebak nebak,jadi langsung katakan apapun isi hati dan kepalamu sekarang"
Rose menghela napas dengan wajah memerah.
"Aku hanya..... malu"
Jimin menatap Rose dengan tanda tanya besar di wajahnya.
"Malu padaku?? Kenapa?"
"Kita sudah lama tidak melakukannya jadi--"
Rose tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Jimin sudah menjulurkan tangannya dan membuka kancing kemeja Rose satu per satu dengan semangatnya.
"Rose,apa kau tidak melihat betapa bergairahnya aku saat ini?Kau mengenakan pakaian lengkap saja sudah bisa membuatku kehilangan kendali, apalagi jika benda ini tidak menutupi apa yang seharusnya milikku"bisik Jimin sambil menyibakkan kemeja Rose.
****
Suara ketukan diiringi dehaman di luar pintu kamar mereka membangun Jimin dan Rose yang tertidur pulas.Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, setelah melakukan aktivitas panas,keduanya langsung tertidur dan bahkan mereka sudah hampir melupakan anak kembar mereka.Anak buah Jimin mengetuk pintu dan memberitahu jika si kembar yang mereka titip kan pada anak buah Jimin sedang mencari cari keberadaan orang tua nya.
Rose buru buru mengenakan pakaian nya kembali dan saat Jimin membelai rambutnya dengan tangannya,Rose baru menyadari betapa berantakannya penampilannya sekarang.
"Aku rasa lebih baik aku mandi dulu sebelum turun"
"Kenapa?Jangan bilang kau malu pada anak buahku dan pelayan di rumah kita ini"
"Aku tidak mau memberi mereka alasan menertawai ku"jawab Rose sambil tersenyum kaku.
"Tidak ada yang berani menertawai mu di rumah ini selain aku tentunya"ujar Jimin sambil membantu Rose merapikan rambutnya.
"Mereka mungkin tidak menertawai ku secara langsung,tapi mana tahu jika mereka menertawai dalam hati.Sudahlah,kau turun saja dahulu dan jaga anak kembarmu itu,aku akan menyusul"ujar Rose lalu mendorong punggung Jimin keluar kamar.
Didalam kamar mandi,Rose berdiri di bawah shower sambil sesekali tersenyum sendiri.Namun ia tidak punya banyak waktu untuk melamun,ia tidak mungkin membiarkan anak kembarnya juga suaminya menunggunya terlalu lama.Dan perlu waktu 5 menit baginya untuk turun dan sampai ke ruang makan.
Saat sampai,ia melihat Jimin yang sedang menyuapi HyunGi dan Yuna,pria itu sesekali akan mengecup pipi gembul kedua anaknya.Hal itu membuat Rose tersenyum senang, ia lalu ikut bergabung dengan mereka.
"Lihatlah pipi mereka sangat menggemaskan sama seperti mamanya"seru Jimin sambil membelai pipi Rose.
*****
Mereka memilih menghabiskan sore dengan berjalan menyusuri pantai di dekat villa mereka dengan Rose menggandeng tangan Yuna,Jimin menggandeng tangan HyunGi.Hal itu tentu membuat beberapa pengunjung di sana menempatkan perhatian mereka pada keluarga itu.Tidak sedikit orang yang mencuri curi pandang atau bahkan terang terangan melihat ke arah Jimin dan itu tentu membuat Rose merasa kesal."Aku menyesal tidak berusaha lebih baik untuk penampilan ku hari ini"gumam Rose berbicara pada dirinya sendiri tapi terdengar oleh Jimin.Pria itu lantas tersenyum geli.
"Kau bukan wanita yang terlalu peduli dengan hal hal semacam itu bukan?"
"Aku harus mulai peduli pada hal hal semacam itu.Khususnya jika aku memiliki kekasih yang menarik perhatian sepertimu"gerutu Rose.
"Kau melupakan sesuatu,Rose"
"Melupakan apa?"tanya Rose bingung sambil mengecek jika mungkin Yuna hilang dari genggaman tangannya.
Jimin tiba tiba mengecup bibir Rose,lalu berbisik.
"Aku bukan kekasihmu,aku suamimu,Rose"
Wajah Rose berubah merah,lalu dengan segera ia memukul lengan Jimin pelan.
"Ini tempat umum,Jimin!Dan hentikan kebiasaanmu yang selalu mencium cium bibir ku dihadapan anak anak kita dan orang ramai!"
Jimin terkekeh lalu mengambil alih Yuna dari Rose.Sekarang ia menggandeng kedua anaknya itu, membiarkan Rose yang terus mengomel.
"Jangan menyalahkan aku, bukankah mencium bibir istri itu kewajiban? Lagipula yang aku cium itu istriku sendiri dan bukan wanita lain"celetuk Jimin sambil kembali berjalan menuntun kedua anaknya itu.
Rose berjalan mengikuti ayah dan anak itu sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Itu memang kewajiban suami,tapi kau melakukan itu setiap hari,entah itu dihadapan rekan kerjamu,dihadapan anak anak, dihadapan anak buahmu dan sekarang dihadapan orang ramai seperti ini!Kau tidak malu,ya?"
Jimin membawa kedua anaknya duduk di kursi yang ada didekat sana dan pria itu langsung menarik Rose untuk duduk bersama.
"Untuk apa aku malu?Aku melakukan itu karena mau menunjukkan jika kau itu hanya milikku seorang dan hanya milikku"
Rose mendengus kesal."Ya, setidaknya jangan setiap hari juga!Rasanya bibirku ini sudah mati rasa"
"Kau kenapa tiba tiba cerewet seperti ini?Apa jangan jangan yang tadi sudah jadi?"tanya Jimin bingung.Tidak biasanya Rose akan mengomel seperti ini.
Sedangkan Rose membelalakkan matanya mendengar Jimin yang berkata seperti itu.Apanya yang jadi?HyunGi dan Yuna saja masih berusia 1 tahun lebih,tidak mungkin jika mereka sudah mempunyai adik di umur seperti itu.
"Aku benar benar membenci mu sekarang"
"Tapi sayangnya aku tidak percaya jika kau membenciku karena kau pernah berkata jika aku ini adalah pria yang paling kau cintai"
Rose memilih diam.Menaggapi Jimin seperti tidak ada gunanya.Pria itu tetap akan ada jawaban dengan apa apa yang ia katakan.Ia lebih memilih memangku HyunGi dan menyandarkan kepalanya di bahu milik Jimin yang sedang memangku Yuna.
"Bagaimana kau bisa bisanya jatuh cinta pada pria yang tidak normal ini,Rose"tanya Jimin secara tiba tiba,membuat Rose menolehkan kepalanya pada pria itu.
Rose menghela napasnya sebelum menjawab.
"Jimin,aku hanya menerima kenyataan jika aku mencintaimu, meskipun itu tanpa alasan"
Mendengar apa yang istrinya katakan,Jimin tersenyum senang dan ia langsung mengecup pipi istrinya.
"Tidak heran jika aku akan jatuh cinta pada wanita seperti mu, Roseanne Park"
•••••
![](https://img.wattpad.com/cover/274147947-288-k411556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...