40

1.4K 258 27
                                    

Rose tidak bisa menahan senyum di bibirnya.Bibirnya seperti tertarik ke atas dengan sendirinya membentuk senyuman seiring langkahnya menuju naik ke apartemennya.

Pintu lift terbuka lalu sosok Cavin lah yang pertama Rose temukan.Pria itu sedang berdiri tepat di hadapan pintu apartemen nya.

"Cavin,apa yang kau lakukan disini?"

"Kau pergi kemana beberapa hari ini?"tanya Cavin khawatir.

Rose membuka pintu apartemennya, sedangkan otaknya berusaha mencari jawaban yang akan ia katakan pada Cavin.

"Aku ada urusan pribadi dan itu tidak bisa aku beritahu padamu"

Cavin mengikuti langkah Rose memasuki apartemennya.Rose hanya membiarkan pintu apartemennya di buka lebar lebar.

"Maaf tapi sebaiknya kau pergi karena aku akan pergi bekerja"

"Urusan pribadi apa maksudmu sehingga tidak masuk kerja selama 2 hari?"

"Apa kau mengawasiku?!"

"Aku punya cara sendiri,Rose"

"Dan cara mu itu mengganggu privasi ku dan sangat tidak pada tempatnya!!"

"Kau bertemu dengan Jimin bukan?Tidak ada alasan yang masuk akal karena kau tiba tiba menghila--"

"Jika memang aku bertemu dengan Jimin,apa masalahnya dengan dirimu?Jimin itu suamiku!"

Cavin menatap Rose dengan sorot mata yang kecewa.Setiap kali Rose mengingatkan soal status hubungannya dengan Jimin,maka itu akan merubah mood nya.

"Papamu tidak akan senang mendengar hal ini"

"Jika kau memberitahu papa lagi,aku tidak akan dapat memaafkan mu lagi,Cavin!!"

"Lalu kau berniat tetap menjalin hubungan dengan keparat itu,diam diam?"

"Sebenarnya apa yang--"

Ucapan Rose terpotong ketika sesosok pria datang dan langsung melayangkan pukulan di wajah Cavin.Rose langsung mengenali sosok pria itu,dan seketika ia mulai berkeringat dingin melihat Jimin yang tiba tiba datang.

Tidak ada tatapan lembut seperti yang Rose lihat sebelumnya.Hanya ada tatapan penuh amarah juga kebencian.

Cavin yang mendapat pukulan tiba tiba itu langsung tersungkur.Ia sama sekali tidak siap menerima pukulan itu.Jimin juga tidak berencana memberi 1 pukulan saja,ia langsung menarik kerah kemeja Cavin dan memaksanya berdiri.Detik berikutnya ia kembali meninju wajah Cavin dan mengakhirinya dengan tendangan yang ia berikan persis di perutnya hingga pria malang itu kembali tersungkur dan mengerang kesakitan.

"JIMIN, HENTIKAN!!"seru Rose yang langsung menarik Jimin menjauh dari Cavin.

Rose menatap Cavin ngeri.Baru beberapa saat wajah pria itu sudah penuh dengan luka dan darah.

"Minggir,Rose.Aku harus memberi pelajaran pada keparat ini!"

"Jimin,ia sudah mendapatkan pelajaran.Lihatlah kondisinya sekarang"sahut Rose dengan nada memohon.

Cavin terengah engah.Ia berusaha menahan sakitnya juga berusaha untuk berbicara.

"Jadi seperti inilah dirimu.Sampai matipun aku tidak akan pernah merelakan Rose pada pria seperti dirimu!"ujar Cavin.

Rose sudah tidak bisa menghalang Jimin lagi.Tenaga pria itu jauh lebih besar.Namun ia tidak menyerah ia langsung menghalangi Jimin yang sudah bersiap menghajar Cavin lagi.

"Kita bisa gunakan cara yang lebih baik daripada seperti ini"

Jimin menatap Rose.Sorot matanya berbeda dengan sorot matanya saat ia menatap Cavin.Pria itu menatap Rose dengan kecewa.

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang