45

1.2K 256 30
                                    


Bulan ini adalah bulan yang spesial untuk Rose dan keluarganya.Hari ini papa Rose berulang tahun.

Rose sengaja mengambil cuti supaya dapat merayakan hari spesial bagi papanya.

Sementara menunggu kedatangan papanya,Rose memastikan reservasinya di restoran langganan keluarganya dulu sudah benar.

Barisan orang yang memenuhi ruang kedatangan membuat Rose langsung menoleh dan mencari tahu mungkin ada papanya yang ada dibalik kerumunan itu.Namun bukan papanya yang ia temukan,ia menemukan sosok yang sudah lama ia tidak temukan.Park Jimin.Sontak wanita itu memegang perutnya yang sudah sedikit membuncit.

Pria itu selalu menonjol di tengah kerumunan, meskipun jelas ia tidak berniat seperti itu.Pria itu mengenakan kaca mata hitam,kemeja serta jas yang berwarna hitam.Rose berjalan mengikuti pria itu.

Pria itu masih tampan seperti yang ia ingat,pria itu masih memancarkan kharisma yang berbahaya.Seketika Rose bingung apabila bulir air mata tiba tiba jatuh di pipinya tanpa peringatan.Buru buru ia menghapusnya,tidak ingin ada yang melihatnya dan berpikir ia adalah orang gila yang berdiri disana dan tiba tiba menangis.

Jimin memberhentikan langkahnya,ia menatap lurus kearah Rose.Wajahnya dingin dan kaku,tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Apa ia harus mendatangi wanita itu dan menyapanya? Menanyakan kabar atau berjalan pergi seolah olah tidak terjadi apa apa?

"Kenapa?"tanya pria yang berada disampingnya.

"Kau pergi dulu saja"

"Baiklah,aku pergi dulu.Sampai jumpa di makan malam nanti"

Rose mendadak salah tingkah juga jantungnya yang sudah berdebar tak keruan saat melihat Jimin berjalan mendekat kearahnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"tanya Jimin sambil melepas kaca mata hitamnya dan menatap Rose intens.

"P-papaku akan merayakan ulang tahun denganku,aku sedang menunggunya"

Jimin mengangguk, tatapannya lalu beralih ke perut Rose yang sedikit berbeda dari sebelumnya.Perut wanita itu sedikit membuncit.

Rose yang menyadari Jimin menatap ke arah perutnya,segera menutupinya dengan tas yang ia bawa.

"Bagaimana kabarmu?"

"Baik.Bagaimana denganmu?sambung Rose.

"Buruk"jawab Jimin singkat.Nampaknya pria itu tidak ingin berusaha sedikitpun untuk menyembunyikan perasaannya di hadapan wanita itu.

"Aku harap kau segera membaik"sahut Rose, bingung harus memberi tanggapan seperti apa.

"Lebih baik aku pergi sekarang,tidak baik jika papamu melihat kita berdua bersama dan tidak baik juga jika aku melihatmu terlalu lama"

"Kenapa?"tanya Rose langsung, meskipun sedetik kemudian ia menyesal kenapa harus begitu spontan bertanya balik pada Jimin.

"Karena jika aku lama melihatmu,maka selama itulah aku bergulat dengan keinginan dalam pikiranku untuk menculikmu dari duniamu"

*****
Selama makan malam Jimin bersama rekan kerjanya,mata Jimin hanya terarah ke arah Rose yang duduk tidak jauh dari meja mereka bersama papanya,adik perempuannya dan juga ......Cavin.

Rasanya ia ingin sekali melenyapkan pria itu.Seketika Rose menoleh ke arahnya pria itu langsung memberi tatapan tajamnya pada wanita itu.Wanita itu terlihat ketakutan dan langsung mengalihkan perhatiannya pada makanannya.

"Permisi,aku ingin ke toilet sebentar"

*****
Rose yang baru saja keluar dari toilet seketika kaget apabila sebuah suara menyapanya.

"Aku tidak tahu jika kau masih berhubungan dengan pria itu"ujar Jimin yang entah sejak kapan berdiri di sana.

"J-jimin!Ini sungguh kebetulan yang luar biasa!"

"Betul sekali, walaupun aku tidak senang dengan apa yang aku lihat"

Rose menghela nafas panjang,"Cavin adalah tamu undangan dari papaku,jadi aku tidak bisa melakukan apa apa karena ini keinginan papa"

"Aku merindukanmu"ujar Jimin,tatapan sangat lembut.

Rose menelan ludahnya.Ia menatap Jimin dan rasanya semua sel dalam tubuhnya menjerit jika ia juga merindukan Jimin.

"Aku pergi dulu,selamat malam"ujar Jimin,ia sedikit melirik ke arah perut Rose sebelum benar benar menghilang dari area toilet.

"Hanya itu?Hanya ucapan selamat malam?"

Rose mengintip dari balik pembatas dan melihat Jimin berdiri dari mejanya dan berjalan keluar ke restoran.Rosr menghela nafas lega,namun begitu ia juga merasa kecewa.Lega karena papanya tidak akan melihat Jimin ada di restoran ini juga kecewa karena tidak dapat melihat pria itu lagi.

"Doakan mama bisa melihat papa lagi,ya"ujar Rose sambil mengusap
perutnya.






CONTINUE~

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang