Rintik rintik hujan menyambut langkah Rose keluar dari hotel itu.Ia berjalan dengan langkah berat.Tidak punya sisa kekuatan untuk berpura pura jika ia tidak tersakiti.Bahkan tatapan aneh dan penasaran orang orang disekitarnya tidak membuatnya menghapus air matanya itu.
Ia berjalan dengan langkah gontai dan air mata menghalangi pandangannya.Cavin adalah satu satunya bagian dari masa lalunya yang ingin ia kenang sebagai hal baik dalam hidupnya.Kehilangan mamanya juga kebangkrutan perusahaan papanya merupakan pukulan terbesar dalam hidup Rose.Namun setiap kali ia teringat jika pernah ada seseorang yang mencintainya,rasanya perasaannya sedikit lebih baik.Namun apa yang baru ia dengar membuat seluruh dinding pertahanannya selama 3 tahun runtuh.
Mungkin ini adalah sebuah bentuk kecengengan mantan Putri yang dulunya hidup nyaman dan tidak berkekurangan.Rose tahu kalau masih ada orang yang hidup lebih buruk darinya,namun hal tersebut tidak dapat menghiburnya saat ini.
Kecelakaan mobil yang menewaskan mamanya belum sempat mengucapkan apapun salam perpisahan.Kehilangan harta dalam waktu singkat,dirinya harus meneruskan pendidikannya di universitas lokal seadanya yang membuat ia tidak bisa mendapatkan pekerjaan segemilang teman temannya.Semua seakan berkelebat dibenaknya dan rasanya sangat hancur.
*****
Jimin tidak tau apa yang merasukinya hingga berjalan beberapa meter dibelakang klien kreditornya.Anak buah yang mengikutinya telah ia minta untuk kembali dan tidak perlu mengikutinya.Ia berjalan santai dengan payung yang menghalanginya dari tetesan air hujan yang turun.Entah kapan terakhir ia berjalan jalan seorang diri tanpa tujuan seperti ini.Wangi khas tanah yang terkena air hujan membuatnya merasa tenang.Tatapannya tidak lepas dari wanita yang masih berjalan gontai dihadapannya.
Dari pembicaraan yang ia dengar,Jimin dengan mudah menyimpulkan jika wanita itu baru tahu kalau pria tadi berselingkuh.Memang itu bukan hal yang menyenangkan,tapi Jimin tidak mengerti apakah perlu disikapi dengan ekstrim seperti ini?
*****
Tanpa terasa Rose mulai berjalan ketempat yang lebih sepi.Hujan turun semakin deras dan tubuhnya sudah benar benar basah kuyup.Beberba pemuda jalanan yang lewat sesekali menggoda dengan suitan atau kalimat kalimat nakal.Namun wanita itu seperti tuli wanita itu tidak terganggu dan tidak sama sekali mendengarkannya.
Jimin memperkecil jaraknya dengan Sesekali melirik tajam kearah pemuda atau lebih tepatnya disebut sebagai beban negara atau sampah masyarakat itu, memastikan mereka segera mengunci mulut dan tidak berpikir untuk melakukan hal hal aneh pada Rose.
Rose tidak tahu kalau ia berjalan tanpa tujuan dibawah hujan dapat menenangkan juga.Dan sepertinya orang orang terlalu sibuk menghindari hujan daripada memperhatikan dirinya.Ia tidak tahu ketenangan dirinya tadi bukan hanya karena hujan melainkan karena pria yang mengawasinya dari belakang.
Deringan ponsel menghentikan langkah Rose.Ia berteduh disebuah pohon dan mengangkat panggilan telepon dari papanya.
'Halo,pa.Ada apa menelpon? semuanya baik baik saja kan disana'
'papa baru mengirimkan uang ke rekeningmu,gunakan untuk membayar hutang papa bulan ini.Jika kita membayar bunganya setidaknya mereka tidak menggangumu'
Rose menghela nafas,ia tidak ingin papanya mengetahui jika dirinya baru saja bertingkah seperti orang gila.
'ok,aku mengerti.Papa disana jaga kesehatan jangan terlalu memikirkan untuk mencari uang sehingga papa lupa makan'
'kau juga jaga dirimu baik baik disitu.Papa akan cari waktu untuk menjengukmu disana'
'ok,bye.ada nasabah datang aku harus kedepan'
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanficRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...