Sekarang gadis bermarga Park itu sedang duduk di dalam kamarnya dan sibuk dengan lamunannya.
"Dia hidup di dunia kegelapan, bagaimana mungkin aku memperkenalkannya pada papa?"gumamnya.
Lamunannya buyar saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Nona,bos memanggilmu turun untuk makan"
Rose menghela napas.Tidak peduli seberapa besar keinginannya untuk menghindari pria menakutkan itu,ia tidak pernah akan bisa melakukanya selama tinggal dirumah ini.Dengan berat hati wanita itu membuka pintu kamarnya.
Sesampainya disana,ia sudah melihat sosok Jimin yang sedang duduk di meja makan.Ia lalu menghampiri dan berdiri dihadapan pria itu.
"Duduk dan makan"perintah Jimin.Wanita itu hanya menurut tanpa berkata apapun.
Ruangan makan itu terasa hening,tidak ada diantara mereka yang membuka suara.Hanya suara denting sendok dan garpu saja yangterdengar.
"Apa yang terjadi pada orang orang yang menyerangmu pagi tadi?Kau melaporkannya ke polisi?"ucap Rose akhirnya membuka suara.
"Tidak.Aku membiarkan mereka pergi karena mereka hanya orang suruhan yang digunakan untuk menggangguku"
"Orang suruhan?Lalu siapa sebenarnya yang mengganggumu?"
"Kau tidak perlu tahu,yang jelas semuanya baik baik saja.Aku akan pastikan kejadian seperti pagi tadi tidak terulang lagi"
Rose buru buru menghabiskan makanannya meskipun rasanya sulit karena berhadapan dengan pria menakutkan ini.Setelah selesai,Jimin lantas berdiri dan itu membuat Rose bingung.Jimin lalu memanggil Taehyung dan menyuruhnya untuk mengarahkan anak buah yang lain untuk berjaga semalaman.
Selesai dengan urusan itu,Jimin lalu menoleh kearah Rose dan pandangan terlihat lembut dari sebelumnya.
"Kau,ikut kekamarku"
"K-kekamarmu?Kenapa aku harus ikut kekamarmu"tanya Rose mendadak panik.
"Karena ada hal yang harus kau lakukan dikamarku"ujar Jimin lalu berdiri dan meninggalkan ruang makan itu.Sementara para anak buah Jimin yang berjaga disana bertepuk tangan menyoraki.
Dengan langkah gontai,Rose mengikuti Jimin sambil membayangkan hal yang tidak tidak yang mungkin akan Jimin lakukan padanya.
"Jadi,ada apa?"tanya Rose yang hanya berdiri diambang pintu kamar Jimin.Kakinya bahkan tidak masuk kamar pria itu seolah bersiap ingin melarikan diri dari sana.
"Masuk dan tutup pintunya"ucap Jimin yang sudah duduk disisi tempat tidurnya.
"Kenapa harus tutup pintunya? Disini sangat panas"bantah Rose sambil mengipas ngipaskan tangannya.
"Tutup pintunya,Rose.Aku tidak suka dibantah"
"Tapi bagaimana jika kau ingin memanggil anak buahmu?Lebih baik pintu ini dibiarkan terbuka kan"ucap tetap bersikeras.
"Aku tidak ingin mengganggu mereka"
Rose tidak punya pilihan lain selain masuk kedalam dan mengunci pintu.Meskipun begitu,ia hanya berdiri dibalik pintu,enggan mendekat.
"Sebenarnya ada apa kau memintaku datang kekamarmu?"
"Aku ingin meminta bantuanmu untuk mengganti perbanku"
"Oh,sudah tentu bisa!Memang seharusnya aku yang membantumu karena semua anak buahmu sudah luka lebam!!"ucap Rose yang tidak bisa menyembunyikan kelegaannya.
"Kau terlihat senang melihatku kesakitan"gerutu Jimin sambil membuka satu persatu kancing kemejanya.
"A-aku bukan psikopat yang suka melihat orang kesakitan!"sahut Rose membuang muka kearah lain.
Jimin menoleh kearah Rose lalu mendengus geli.
"Aku tau apa yang kau pikirkan.Singkirkanlah pikiran mesummu itu dan fokus mengganti perbanku"
"Mesum?!Maaf aku wanita baik baik,mana mungkin aku berpikiran mesum!!"
Jimin tersenyum tipis duduk membelakangi Rose membiarkan wanita itu mengganti perban di pundaknya.
Perlahan Rose membuka perban itu.Ia meringis melihat luka bekas tembak dipundak Jimin.
"Aku tidak mengerti bagaimana pria ini masih hidup dengan luka seperti ini"gumamnya sambil menyentuh luka Jimin yang saat itu juga mengerang kesakitan.
"Sakit!Bisakah kau fokus mengganti perbanku tanpa menyentuh luka itu?!"
"Maaf"seru Rose sambil meniup luka dipundak Jimin.
"Dari mana kau mendapatkan semua luka ini?"tanya Rose saat melihat banyaknya luka sayatan di punggung Jimin.
"Aku sudah tidak ingat lagi"ujar Jimin lalu buru buru buru memakai kembali kemejanya.Ia lalu berbalik dan sekarang ini duduk berhadapan dengan Rose.
"Duniamu sungguh menakutkan"ujar Rose jujur.
"Kau belum melihat terburuk dan aku berharap kau tidak akan melihatnya"
"Orang orang yang datang pagi tadi,apa kau yakin mereka tidak akan datang lagi"
"Sebelum mereka datang aku dulu yang akan mendatangi mereka"
Rose seketika terbelalak mendengar jawaban dari Jimin.
"Kenapa kau tidak melaporkan kepolisi saja!"
"Polisi tidak ada gunanya"
"Bagaimana jika kau terluka?Bahkan lukamu yang ini belum kering"
"Aku sudah dilatih lama,jadi aku tidak sebodoh itu"
•
•
•
•
•
CONTINUE~
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...