Rose duduk di luar kamar inap Jimin, menghadapi dua polisi seorang diri.
"Jadi begini,kami sudah mencatat seluruh keterangan dari anda.Tapi kami tetap perlu menunggu pengakuan dari Liana,jika memang keterangan tidak bertentangan,maka kami akan memproses sesuai dengan keterangan yang diberikan.Tapi jika keterangan dari Liana tidak sama,maka kami harus melakukan investigasi lebih lanjut"
Rose mendadak murung.Ia tidak yakin jika Liana akan sukarela menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.
"Jadi kau perusak rumah tangga putriku!!"seru sebuah suara histeris dari ujung lorong rumah sakit.
Rose menoleh dan melihat wanita paruh baya dan beberapa orang dibelakangnya yang terlihat berusaha menahan amarah wanita itu.Rose bangkit dan melihat Cavin ada diantara orang orang yang berusaha menahan wanita itu.Rose bisa menebak siapa wanita itu.
"Ada apa ini?"tanya polisi berusaha untuk menengahi agar tidak perlu ada keributan di rumah sakit.
"Liana bisa seperti ini karena dia!Dia itu perebut suami orang!Anak saya adalah wanita baik baik dan hari ini nyawanya hampir hilang karena wanita jalang ini!!"
"Tenag dulu ini tidak seperti yang mama pikirkan!"seru Cavin frustasi.
"Pernikahan kalian baik baik saja selama ini!Dan jika bukan gara gara kau tergoda oleh wanita ini maka pernikahan kalian masih akan tetap ada sehingga hari ini!Kau pikir mama tidak tahu?!"
Rose hanya bisa menghela napas panjang.Ia sudah terlanjur muak disangkutpautkan dengan kegagalan rumah tangga Cavin dan Liana.
"Aku tidak peduli dengan keretakan rumah tangga Cavin dan Liana,hari ini suamiku juga hampir kehilangan nyawanya karena putrimu!"ujar Rose dengan kesal.
Wanita itu melotot mendengar jawaban dari Rose.
"Kau berani menyalahkan putriku?!Liana tidak mungkin melakukan hal gila--"
"Semua yang putrimu lakukan adalah hal yang dilakukan orang gila!Jika sesuatu terjadi pada suamiku,aku tidak akan melepaskan putrimu itu!!"
*****
Rose tidak melepaskan tangannya sedetikpun dari Jimin.Ia tertidur sambil memegang tangan Jimin sepanjang malam itu.Sinar matahari membangunkan Rose.Ia membuka matanya dan melihat kamar inap Jimin sudah dipenuhi oleh anak buahnya.Semuanya berdiri layaknya patung dan tidak bersuara bahkan nyaris tidak bergerak."K-kalian disini rupanya"ujar Rose sambil buru buru mengelap air liur disudut bibirnya dan segera berdiri.
Semua anak buah Jimin tersenyum kaku kearahnya.Mereka yang masuk hanya anak anak buahnya yang sudah bekerja lama dengan Jimin.Dan mereka semua sudah mengetahui tentang hubungan Jimin dan Rose yang rumit itu.Hingga tidak ada yang heran melihat keberadaan Rose di kamar inap bos mereka.
"Tadi subuh Jimin sudah sadar"sahut Taehyung.
"Sadar?!Lalu kenapa kau tidak membangunkan ku?"tanya Rose dengan kesal.Ia menoleh ke arah Jimin yang masih memejamkan matanya.
"Jimin hanya sadar sebentar,kemudian dokter segera memberinya obat tidur lagi agar ia bisa beristirahat.Jimin mengalami gegar otak yang cukup parah sehingga ia perlu istirahat yang cukup"
"Aku akan menunggunya di sini"ujar Rose.
Taehyung menghela napas panjang dan segera memberi isyarat agar semua anak buah yang ada disana keluar.
****
Rose sedang menyantap makan siangnya yang dihantar ke kamar inap Jimin.Tidak lama Jimin membuka matanya perlahan dan menoleh ke arah Rose.Pria itu menatap Rose dalam diam untuk beberapa saat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...