11

1.7K 212 5
                                    

Entah sudah berapa kali Rose menghela nafas hari ini.Ia sedang duduk di ruangan kantor Chanyeol
yang ternyata adalah direktur sebuah mall besar.Rose memang selalu bersekolah di sekolah yang
terbaik dan termahal sejak kecil karena latar belakang keluarganya.Hal itu membuat semua teman temannya nyaris dari anak orang kaya atau bahkan konglomerat.

Rose sama sekali tidak berminat meminum kopi yang ada dihadapannya.Ia berusaha untuk tidak terlihat begitu tersiksa di hadapan Chanyeol.

Chanyeol sedang menuliskan selembar cek dimejanya sambil sesekali melihat kearah Rose dengan senyum lebarnya.

Chanyeol lalu bangkit dan berjalan kearah Rose dan memberinya cek tersebut.Rose mengambil cek itu dengan berhati hati.

"Terima kasih aku akan berusaha secepatnya mengembalikan uang ini padamu"

"Ini jumlah yang kecil kau tidak perlu terlalu memikirkannya"sahut Chanyeol sambil menepuk nepuk punggung tangan Rose.
Rose buru buru memasukkan cek itu kedalam tasnya dan berusaha untuk terlihat sibuk.

"Sepertinya situasi papamu benar benar buruk ya, sampai harus meminjam uang dari orang berbahaya itu"Chanyeol mengomentari hal yang sangat Rose tidak ingin mendengarkannya.Namun ia tidak punya pilihan lain selain menanggapi dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Papamu pasti bangga melihatmu sukses sekarang"

"Apa kau juga bangga memiliki seorang kekasih sepertiku?"tangan Chanyeol terulur membelai ujung rambut Rose.

"6 bulan, sesuai kesepakatan awal"

"Tentu saja aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku selama 6 bulan ini"sahut Chanyeol dengan percaya diri,jauh beda dengan Chanyeol yang Rose ingat.

****
Rose kembali menghela nafas panjang didepan pagar rumah besar ini.Namun kali ini ia berdiri dengan tegak,tidak seperti pertama kali datang kesini,penuh dengan ketakutan.Setidaknya kali ini ia dapat mendatangi sarang lintah darat ini dengan cek pelunasan ditangannya.Pria tegap dengan wajah menakutkan membukakan pintu untuknya dengan senyum sekedarnya.

Berbeda dengan sebelumnya,kali ini tamu yang datang tidak diarahkan ke halaman belakang melainkan ke basement tempat parkir mobil.Lagi lagi Rose melihat
wajah pucat pasi dari yang baru selesai bertemu dengan pria itu.Ia benar benar bersimpati pada orang yang mungkin stress setengah mati saat ini.

"Selamat siang"sapa seorang pria pada Rose.

"S-siang"sahut Rose bingung.Tidak ada satupun penjaga yang ramah untuk menyapa orang orang yang datang disini.

"Apakah urusan dengan perampok itu lancar?"tanya pria itu menjawab semua tanda tanya dikepala Rose.

"Ayah, perampok itu ya,semua selesai dengan cukup baik meskipun polisi cukup bingung karena luka tembakan dikaki perampok itu terlalu sempurna"

Pria itu terkekeh.

"Tentu saja,bos kami tidak pernah salah membidik"

"Hmm, apakah bos kalian mantan tentara?"

"Tentara?Bos kami sama sekali tidak pernah menjadi pegawai pemerintah"

"Lalu bagaimana ia bisa menembak lebih baik dari tentara?"tanya Rose sambil melongo.Bulu kuduknya mendadak merinding.

"Bos besar kami dulu selalu berkata jika bos kami sekarang memang terlahir untuk itu"pria itu menjawab lalu berjalan pergi.

"Mana ada orang yang sudah begitu menakutkan sejak lahir"gerutu Rose.

Setelah menunggu 1 jam lamanya, akhirnya giliran Rose untuk menemui bos lintah darat itu.Penjaga yang ada disana membukakan pintu basement untuk Rose.Berbeda dari sebelumnya,kali ini penjaga itu pesan sebelum mempersilakan Rose masuk.

"Katakan apa yang kau mau katakan,tidak perlu memperdulikan yang kau lihat didalam dan tidak perlu mengatakan apa yang kau lihat didalam pada siapapun"

Rose tidak terlalu mengerti apa yang penjaga itu  katakan namun tetap melangkah masuk.

Hal yang pertama ia lihat di basement itu membuatnya menutup mulutnya dengan kedua tangannya.Lututnya mendadak lemas melihat 5 pria duduk terikat dibangku, kelimanya merintih kesakitan bahkan ada yang  sama sekali tidak bergerak.Kelima pria itu babak belur dan bentuk mukanya nyaris tidak jelas.Darah berceceran di sekujur baju mereka dan dilantai sekeliling bangku tempat mereka duduk.

"Selamat siang"sapa seseorang dan membuat Rose segera menoleh dan mendapati sang bos yang menyapanya.Berbeda dengan tampilannya sebelumya yang seperti pria tidak berbahaya mengurus tanaman dihalaman rumahnya,kali ini penampilannya
sangat mencerminkan siapa dirinya sebenarnya.Pria itu bertelanjang dada dan keringat membuat tubuhnya terlihat mengkilap.

Rose menelan ludahnya.Ia berusaha untuk tidak jatuh pingsan disana.

"A-aku datang untuk membayar hutang papaku"ucap Rose  dengan suara bergetar.

Jimin tersenyum sambil berjalan mendekat.Buru buru Rose mengeluarkan lembar cek dan memberinya pada pria itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu,selamat siang!"ujar Rose ingin buru buru keluar dari tempat itu.

"Tunggu"panggil Jimin singkat.Namun cukup mebuat Rose menghentikan langkahnya detik itu juga.

"Kau baru boleh setelah aku memastika cek ini tidak kosong, duduklah disana"ujar Jimin sambil menunjuk kearah bangku kayu yang ada dipojok ruangan.

Rose duduk dengan tidak tenang sementara Jimin meminta anak buahnya untuk mengecek keabsahan cek yang diberikan Rose padanya.Waktu berjalan begitu lambat bagi Matanya tidak bisa lepas dari kelima pria yang sedang menderita dihadapannya.

"A-apa kau akan membunuh mereka"tanya Rose.

"Mungkin"jawab Jimin singkat.

"M-membunuh itu melanggar hukum,k-kau tahu kan?"

"Bahkan anak TK tahu soal itu,masa aku tidak"

"K-kamu kenapa kau masih melakukannya?"

"Karena aku masih menunggu mereka memberikan jawaban pertanyaanku dan percayalah kau lebih baik tidak ikut campur soal ini"

Rose terdiam.Pria itu benar,labih baik ia tidak tahu apa apa soal hal menggerikan ini.Rose menggenggam erat ponsel ditangannya,ia sudah menimbang nimbang apakah ia perlu  mengambil foto bukti penyiksaan dihadapannya dan melaporkan pada polisi sepulangnya dari tempat ini.Namun segera ia mengurungkan niatnya.Tidak mudah baginya bisa lepas dari jerat orang orang menakutkan ini,ia tidak ingin kembali lagi apapun alasannya.

Berselang 15 menit, anak buah yang diminta Jimin mengecek keabsahan cek itu kembali sambil mengacaukan jempolnya.

"Senang berbisnis dengan anda,nona Roseanne Park"ucap Jimin sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Rose.Rose menerima jabatan tangan Jimin dengan tangan yang dingin dan berkeringat.

"Satu lagi,kau punya nomor telponku?"tanya Jimin.

"K-kenapa aku harus menyimpan nomor telponmu?"tanya Rose dengan panik.Sedetikpun ia tidak pernah berpikir untuk kembali berhubungan orang dari dunia kegelapan seperti pria ini.

"Aku akan memberikan bunga spesial untuk klien yang sudah melunasi hutangnya,siapa tahu kau berniat meminjam uang dariku lagi"ucap Jimin lalu meraih ponsel milik Rose dan mengetikkan nomor telponnya.

Rose hanya menatap layar ponselnya seperti orang bodoh untuk beberapa saat.

"Kau tidak akan menyimpan nomorku?"tanya Jimin.

"A-aku akan menyimpannya.Aku bolehkan pergi sekarang?Selamat siang!"pamit Rose buru buru berlari keluar basement itu.Ia tidak ingin berada disana hanya karena urusan menyimpan nomor pria menakutkan itu.






CONTINUE~

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang