51

1.1K 252 13
                                    


"Kau bilang apa barusan?"tanya Taehyung.Bukan tidak mendengar apa yang Rose katakan,tapi lebih karena ia tidak percaya apa yang wanita itu katakan barusan.

"Lebih baik Jimin ikut aku pulang ke apartemen ku saja,aku akan mengurusnya dengan baik dan jika Jimin sudah lebih membaik,maka ia bisa kembali ke rumahnya,kapanpun itu"

"Tapi aku rasa rumahnya jauh lebih aman dari apartemen sempitmu itu"balas Taehyung dengan sinis.

"Aku tidak peduli dengan apa yang kau katakan,tapi yang jelas,aku tidak ingin Jimin melewatkan hari harinya dengan pemandangan tidak normal seperti antrian orang didepan rumah dan juga masalah ajaib dari bisnis kalian.Aku ingin ia fokus pada pemulihan dirinya,apa itu salah?"

Jimin yang sedari tadi mendengar pertengkaran antara istri dan anak buahnya itu hanya menatap dengan tatapan datar seperti biasa.

"Aku akan mengikuti saran dari istriku, jika aku merasa tidak nyaman,maka aku akan pulang ke rumahku.Lagipula aku perlu tahu kenapa apartemen miliknya sementara aku punya rumah milikku"

Rose menoleh ke arah Jimin.Ia tahu pria itu punya banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan padanya,hanya saja mereka tidak punya waktu berdua.Selalu ada anak buah yang mengelilingi mereka.

*****
Rose menghela napas panjang saat turun dari mobil.Jimin juga ikut turun dan berdiri disampingnya.Sementara itu, kurang lebih 20 buah mobil ikut terparkir di belakang mobil mereka.

"Kalian tidak berniat untuk ikut masuk ke apartemen sempit miliknya,bukan?"tanya Jimin pada Taehyung.

"Tentu saja tidak.Kami hanya ingin memastikan kau baik baik saja,kau tahu nomor telepon ku,kan? Kau bisa menghubungi ku kapanpun dan aku akan menjemputmu dari sini"

Rose menatap galak Taehyung.Ia tidak percaya kalau dirinya harus berkompetisi dengan tangan kanan Jimin untuk urusan ini.

Setelah itu,Rose memapah Jimin dengan sebelah tangannya.Sebenarnya kata memapah kurang tepat digunakan disini.Jimin jelas bisa berjalan sendiri tanpa perlu bantuan.Rose hanya melingkarkan lengannya di lengan Jimin, seperti sepasang kekasih yang pulang ke rumah bersama sama.

"Kenapa kau langsung setuju untuk ikut pulang ke tempatku?"tanya Rose ketika mereka sudah berada di dalam lift.Ia bahkan tidak berani menoleh ke arah Jimin saat bertanya.

"Karena kau adalah istriku"jawab Jimin singkat.

"Oh,begitu rupanya"

"Aku memang tidak mengingat apapun,tapi aku percaya pada diriku sendiri,aku akan melanjutkan hidupku berdasarkan apa yang diriku putuskan di masa lalu"

"Ini semua terjadi karena aku,kau tidak perlu mengalami hal ini jika--"

"Jika ini terjadi karena mu,itu karena kau layak untuk mendapatkan pengorbanan ku.Jadi berhenti menyalahkan dirimu sendiri,itu tidak membantuku mengingat kembali ingatanku yang hilang"

Rose hanya tersenyum pilu.

"Kau tidak berubah sedikitpun,kau mungkin kehilangan ingatan mu,tapi kepribadian mu tetap sama dan tidak ada bedanya.Sebagian orang menyebut kepribadian mu menakutkan,tapi bagiku kau adalah orang yang berkepala dingin dan paling tenang yang pernah aku temui seumur hidup"

Pintu lift terbuka,dan Jimin memberi isyarat agar Rose berjalan terlebih dahulu.

Rose buru buru membuka pintu apartemennya dan langsung menyesal karena ia belum sempat merapikan apartemennya saat terakhir meninggalkannya.

"M-maaf, berikan aku waktu sebentar untuk merapikan ini semua"ujar Rose sambil mengambil kantong plastik besar dan memasukkan semua sampah dan barang tidak terpakai yang ia lihat.

Jimin hanya berdiri di depan pintu apartemen sambil memperhatikan Rose yang sibuk bekerja.

"Sejak awal aku tahu kau adalah istriku,ada satu pertanyaan yang terus berputar dikepala ku"

"Pertanyaan apa itu?"

"Kenapa aku bisa jatuh cinta pada wanita sepertimu, sepintas kau sama sekali bukan tipeku.Kecuali aku melupakan tipe wanita yang aku sukai"

"Hmm, hubungan kita memang agak rumit,tapi aku jamin jika kita... saling mencintai"

"Saling mencintai?Kau dan aku?Jika begitu pasti kita punya kehidupan **** yang menakjubkan,jika tidak mana mungkin kau bisa hamil"ujar Jimin,lagi lagi mengatakan itu dengan tenang.

Rose menoleh ke arah Jimin dengan mulut yang terbuka lebar.Ia tidak menyangka akan mendengar kalimat sevulgar itu dari bibir Jimin.

"B-bagaimana kau bisa sampai dengan kesimpulan itu?"

"Bukankah itu sudah jelas?Secara jelasnya kau bukan tipe yang aku sukai,tapi kau bilang kita saling mencintai.Berarti satu satunya hal yang membuat ku tergila gila padamu pasti karena kehidupan **** kita yang luar biasa"

Rose kembali menyibukkan dirinya dengan tumpukan piring kotor yang belum ia cuci.

"Selain itu, kecocokan kepribadian juga bisa jadi salah satu alasan kenapa kita saling mencintai bukan?"gumam Rose,ia sudah tidak berani kembali menatap Jimin.

"Kepribadian??"tanya Jimin sambil tertawa.Ini adalah tawa pria itu sejak ia sadar.

Rose menoleh kearahnya sambil menatap bingung.

"Apa yang begitu lucu sehingga kau tertawa begitu?"

"Aku hanya merasa geli mendengar jika seseorang bisa jatuh cinta karena punya kepribadian yang cocok.Itu hanya untuk cinta monyet zaman sekolah,tapi tidak untukku"

"Jadi ia lebih tetap mempercayai jika kami punya kehidupan dengan hubungan intim yang luar biasa?Kami hanya pernah melakukan itu beberapa kali dan aku sudah hamil,tapi...itu memang luar biasa.Rasanya aneh dan tidak berbobot jika 2 orang mencintai karena itu"gerutu Rose, bergumam pada dirinya sendiri.

*****
Rose meletakkan makan malam mereka di atas meja.

"Aku jarang memasak untuk mu,aku tidak tahu apa makanan ini cocok di lidahmu"

"Kenapa kau jarang memasak untukku?"

"Karena di rumahmu sudah ada juru masak yang selalu memasakkan mu dari pagi hingga malam"

Jimin hanya mengangguk sambil menyendok suapan pertama.Rose bernapas lega saat Jimin mengunyah tanpa perubahan ekspresi di wajahnya.

"Jadi,kenapa kita berpisah?"tanya Jimin di tengah tengah  suapan ketiganya.

"Taehyung yang bilang padamu soal itu?"

"Kau tidak mengenakan cincin mu di jari,itu pasti mengisyaratkan sesuatu"

"Kita berdua memang berpisah,tapi kau dan aku masih tetap suami istri yang sah"

"Kenapa?Apa kehidupan--"

"Berhentilah membicarakan tentang itu!"seru Rose sambil tidak sadar menyuapkan sepotong wortel langsung ke mulut Jimin.

Jimin nyaris tersedak karena itu.

"Seperti yang bisa kau lihat, kehidupan kita jauh berbeda.Kau dan aku punya latar belakang yang berbeda,dan kita berpisah karena itu"

Jimin meneguk habis air minum di gelasnya sebelum menjawab.

"Maksudmu,kau adalah wanita baik baik sementara aku adalah pria brengsek?"

"Kau bukan pria brengsek!Kau sudah menyelamatkan nyawaku berulang kali,pria brengsek tidak akan melakukan itu.Ini karena latar belakang kita"

"Baiklah,lalu kenapa kita masih suami istri yang sah?Kenapa kita tidak bercerai saja setelah berpisah?"

Rose menatap Jimin beberapa detik,ia ragu untuk menjawab.

"Kenapa,Rose?"

"K-karena aku....karena aku terlalu mencintaimu!!"






CONTINUE~

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang